Jogja Legendary Lopis: Dibuat dalam lima jam, ludes dalam sekejap - WisataHits
Yogyakarta

Jogja Legendary Lopis: Dibuat dalam lima jam, ludes dalam sekejap

Harianjogja.com, JOGJA—Kota Yogyakarta terkenal sebagai kota wisata. Selain wisata alam, wisata kuliner juga banyak terdapat di kota Jogja. Beberapa jajanan telah dijual selama puluhan tahun dan kini dianggap melegenda. Berikut laporan wartawan Harian Jogja Tri Indah Lestari.

Cuaca dingin yang menusuk tulang Bumi Mataram akhir-akhir ini tidak menghentikan Satinem, 76. Bersama putrinya, Mukinem, ia bergegas ke sebuah sudut di Jalan Diponegoro, Jogja. Skutik mempertemukan keduanya dengan barang-barang yang dijual di luar salah satu gerai optik sebelah barat Tugu Pal Putih Jogja di depan Pasar Kranggan.

Di sana, beberapa orang sudah menunggu kedatangan Mbah Satinem dan putrinya. Mereka siap mengantri dari pagi hanya untuk lopis yang dijual Mbah Satinem.

BACA JUGA: Ini Daftar Rute Kereta Terindah di Dunia

Saat Mbah Satinem dan putranya sedang menata barang-barangnya, seorang lelaki tua membagikan voucher nomor antrian kepada para pembeli yang datang pada pukul 05.30 WIB.

Setelah menyiapkan barang, Mbah Satinem mulai meracik lopis yang dibungkus daun pisang untuk pelanggan pertamanya. Ketika pesanan pertama dilakukan pagi itu, jumlah pembeli meningkat.

Pembeli pun siap mengantre dengan sabar untuk menikmati lopis yang dilumuri gula merah dan parutan kelapa. Pelanggan dapat memilih untuk disajikan seluruhnya dari campuran Lopis, Cenil, Gatot, Tiwul dan Ketan, atau dicampur sesuai selera masing-masing.

Satu porsi Lopis dengan harga Rp 10.000 memiliki rasa manis, gurih dan asin yang bercampur menjadi satu.

Dikejar turis

Mbah Satinem telah membuat jajanan tradisional sejak tahun 1963. sebelum nongkrong bareng Satinem muda berjualan dari desa ke desa bersama ibunya. Setelah merasa mampu, Mbah Satinem memutuskan untuk menjual dirinya hingga sekarang.

Di usianya yang hampir delapan dekade, Mbah Satinem masih mahir memenuhi permintaan pelanggan. Ia dibantu oleh Mukinem yang tampil sebagai pembicara sekaligus kasir.

Lantas apa sebenarnya yang membuat Mbah Satinems Lopis begitu ramai dikunjungi pengunjung? Dari penuturan sejumlah pembeli yang sebagian besar merupakan wisatawan lokal, mereka datang untuk memuaskan rasa penasaran dan mencicipi lopis Mbah Satinem yang mereka ketahui dari media sosial dan rekomendasi dari teman.

Mbah Satinem pernah ditampilkan dalam salah satu film dokumenter 30 menit di platform Video Sesuai Permintaan Netflix.

Rentang usia pembeli berkisar dari muda hingga tua. Alya, mahasiswi asal Solo, mengaku tertarik ke Lopis Mbah Satinem karena suasananya. Tak hanya wisatawan lokal, wisatawan mancanegara pun rela mengantre untuk menikmati makanan tradisional tersebut.

Hannah dan Tino dari Austria dan Belanda datang atas rekomendasi seseorang yang tinggal bersama mereka. Mereka pun mengaku menikmati sajian manis jajanan pasar Mbah Satinem.

“Butuh waktu sekitar empat sampai lima jam untuk mendapatkan lopis yang sempurna,” kata Mukinem sambil mengembalikan kembalian itu kepada pembeli.

Lopis adalah jajanan pertama yang disiapkan di sore hari, berbeda dengan jajanan lain seperti cenil, gatot, tiwul dan ketan yang sudah diolah sejak tengah malam.

BACA JUGA: Cari Gudang Kuliner Jogja, Pasar Kranggan Tempatnya

Saat terik matahari mulai membakar, barang-barang milik Mbah Satinem mulai habis. Hanya buka selama tiga atau empat jam sebelum stok habis.

Pembeli lopis Mbah Satinem harus ekstra sabar. Selain antriannya yang banyak, Mbah Satinem meracik jajanan dengan begitu lambat. Namun, sambil menunggu, pelanggan bisa menikmati berbagai jajanan pasar dan jajanan tradisional seperti klepon, tahu goreng, risoles, rempeyek, susu kedelai, abon sapi di meja kecil Mbah Satinem. (M134)

Source: wisata.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button