Jelajahi Makam Raja di Kotagede yang stabil sampai sekarang - WisataHits
Yogyakarta

Jelajahi Makam Raja di Kotagede yang stabil sampai sekarang

Mengunjungi sejumlah wisata sejarah di Yogyakarta tidak lengkap tanpa mampir ke Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede. Tempat bersejarah ini terletak sekitar tujuh kilometer dari pusat kota Yogyakarta, Malioboro. Jika Anda berkendara dengan mobil, hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit.

Selain ziarah, ada banyak hal yang bisa dilakukan di Makam Kotagede seperti: B. berfoto dengan pakaian adat atau berbicara dengan abdi dalem. Wisatawan yang ingin mengunjungi makam ini tidak dipungut biaya. Yuk, cari tahu sejarah dan fakta Makam Kotagede di bawah ini!

1. Sejarah Pembangunan Makam Kotagede

Jelajahi Makam Raja di Kotagede yang stabil sampai sekarang  Kompleks Makam Kotagede (instagram.com/zakimath)

Awalnya, daerah Kotagede adalah ibu kota kerajaan Mataram Islam yang didirikan pada tahun 1532. Ada juga pasar tradisional tertua di Yogyakarta yaitu Sargede atau saat ini dikenal dengan Pasar Legi Kotagede.

Tidak jauh dari Sargede terdapat Makam Kotagede yang secara administratif meliputi wilayah Dusun Sayangan, Jagalan, Banguntapan dan Bantul. Bangunan bersejarah ini dibangun oleh Panembahan Senopati pada tahun 1589 dan selesai pada tahun 1606.

Pemakaman ini dikelola oleh Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta bersama dengan Masjid Agung Kotagede.

2. Divisi Makam Kotagede

Jelajahi Makam Raja di Kotagede yang stabil sampai sekarang  Situs Makam Raja Mataram di Kotagede. Sumber: Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul

Makam Kotagede dikelilingi tembok batu yang menyatu dengan tembok barat Masjid Agung Kotagede, sedangkan pintu masuk kawasan makam berada di selatan pelataran masjid.

Ada tiga bangunan utama di kompleks makam yang berfungsi sebagai kubah makam. Yang pertama adalah Bangsal Prabayaksa, Bangsal Witana dan Bangsal Tajug.

Mulai dari sisi Jogja Cagar, stasiun Prabayaksa memiliki desain yang berbeda dari dua stasiun lainnya karena memiliki arsitektur Eropa, sedangkan stasiun Witana dan stasiun Tajug memiliki gaya tradisional Jawa.

Selain bangunan utama, Makam Kotagede juga memiliki mata air atau mata air yang disebut Sendang Seliran. Mata air ini terbagi menjadi dua, yaitu mata air Saliran Lanang dan mata air Saliran Putri. Air dari mata air tersebut diyakini mengandung ikan lele putih yang disucikan. Saat ini mata air tersebut dikunjungi oleh banyak peziarah dengan tujuan untuk mandi dan membuat permohonan.

Baca Juga: Temui Pasar Legi Kotagede, Pasar Tradisional Tertua di Yogyakarta

Baca Juga: 6 Fakta Kipo, Jajanan Favorit Bangsawan Kotagede

3. Tokoh yang dimakamkan di Makam Kotagede

Jelajahi Makam Raja di Kotagede yang stabil sampai sekarang  Kompleks Makam Kotagede (instagram.com/rizkynrah)

Sedikitnya ada 64 makam di kompleks itu, yakni Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang, Ki Ageng Pemanahan, Sultan Hamengku Buwono II dan Danang Sutawijaya, yang kemudian bergelar Prabu Panembahan Senopati.

Sedangkan makam Ki Ageng Mangir, makam menantu sekaligus musuh Panembahan Senopati yang berada di luar kompleks pemakaman. Tidak jauh dari makam Ki Ageng Mangir atau sekitar seratus meter terdapat “Watu Gilang” yang tidak lain adalah batu yang digunakan oleh Panembahan Senopati untuk menghancurkan kepala Ki Ageng Mangir hingga tewas.

4. Aturan Berkunjung ke Makam Kotagede

Jelajahi Makam Raja di Kotagede yang stabil sampai sekarang  Makam Kotagede (instagram.com/arnoldio)

Sedangkan makam Panembahan Senopati atau dikenal juga dengan Pasarean Mataram hanya buka pada hari-hari tertentu, yaitu setiap hari Senin, Kamis dan Jumat setelah salat Jumat. Sementara itu, makam ditutup untuk umum selama bulan Ramadhan.

Sebelum memasuki Taman Makam Panembahan Senopati, setiap tamu wajib menuliskan nama dan berganti pakaian sesuai aturan. Pengunjung laki-laki menanggalkan pakaian dan hanya mengenakan kain panjang, sedangkan pengunjung wanita mengenakan kemben untuk menutupi dada dan bokongnya menggunakan kain panjang.

Baca Juga: Rumah Pocong Sumi, Gedung Horor di Kotagede Yogyakarta

Source: jogja.idntimes.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button