Jaya hingga runtuhnya Obyek Wisata Sri Gethuk yang sempat hits - WisataHits
Yogyakarta

Jaya hingga runtuhnya Obyek Wisata Sri Gethuk yang sempat hits

Jaya hingga runtuhnya Obyek Wisata Sri Gethuk yang sempat hits















BDG


Mainkan, (pidjar.com)– Objek Wisata Sri Gethuk, Desa Bleberan, Kapanewon Playen merupakan wisata kuliner terpopuler kedua setelah Goa Pindul. Namun sejak beberapa tahun terakhir ini seolah kehilangan pijakan, bagaimana tidak badai Cempaka 2017 memporak-porandakan kawasan ini, pemulihannya masih berlangsung dan kemudian dihantam kondisi pandemi Covid-19 Sri Gethuk sudah dikosongkan. pengunjung dalam beberapa tahun terakhir.

Hal itu diakui Kepala Desa Bleberan Bambang Fajarudin. Sejak badai Cempaka 2017 berlanjut pandemi, objek wisata Sri Gethuk benar-benar anjlok. Dijelaskannya, pada 2017 sejumlah fasilitas di Sri Gethuk rusak dan hilang terbawa arus. Pengelola dan masyarakat mulai berbenah namun belum pulih sepenuhnya saat terjadi pandemi yang memaksa tempat wisata tutup selama beberapa bulan.

Bahkan, beberapa langkah yang dilakukan pemerintah gagal mengoptimalkan dan menurunkan kunjungan wisatawan ke obyek wisata non pesisir tersebut.

“Penurunannya luar biasa. Dengan pendapatan yang turun drastis dalam kondisi normal sebelum badai Cempaka, kita bisa meraup ratusan juta dalam setahun lho. Lha, tapi sekarang omzetnya hanya puluhan juta per tahun,” kata Kepala Desa Bleberan Bambang Fajaurdin kepada pidjar.com, Rabu (18/1/2023).

Untuk mengangkat profil objek wisata ini, pengelola dan masyarakat mulai bekerja sama dengan sejumlah pihak mengadakan event-event tertentu. Misalnya ada acara bersama masyarakat atau kelompok kesenian tradisional seperti tek-tek di daerah tersebut. Lalu di bulan Februari ada festival madrasah se-Kabupaten Gunungkidul.

“Harapan atau target kami adalah bisa mencapai pendapatan Rp 300 juta atau setidaknya sebanyak sebelum pandemi,” tandasnya.

Kerja sama dengan pemerintah pun dilakukan, beberapa event juga digelar di kompleks obyek wisata air terjun ini dalam setahun terakhir. Diharapkan juga akan ada acara besar pemerintah tahun ini.

“Termasuk upaya kami memperbaiki infrastruktur dengan mengajukan proposal ke Pemkab Gunungkidul dan mengakses CSR. Kami membuat proposal, akses jalan aspal ke lokasi dan sekitarnya, penambahan 3 unit perahu, toilet, standarisasi pembangunan stand,” ujarnya.

Sementara itu, menurut salah satu tokoh dalam Sri Gethuk, Win menyebut ada ratusan kepala keluarga yang menggantungkan hidupnya pada objek wisata Sri Gethuk. Mulai berdagang dengan kios-kios yang ada, sebagai operator objek wisata tersebut, dan seterusnya. Ia berharap pemkab berupaya maksimal untuk merevitalisasi Sri Gethuk seperti saat pertama kali dibuka.

“Tanpa campur tangan Kabupaten Gunungkidul, objek wisata Sri Gethuk tidak bisa berkembang seperti yang diharapkan, dan apapun yang terjadi, objek wisata ini juga menyumbang pendapatan asli daerah setiap tahunnya,” kata Win.

Di sisi lain, ia juga berharap perwakilan masyarakat hadir untuk mendengarkan keluhan para pelaku pariwisata lokal. Agar aspirasi mereka didengar dan ditindaklanjuti, sehingga dapat dikembangkan dan dimajukan kembali.

“Saya juga berterima kasih ketika ada masyarakat yang mau melakukan kegiatan positif di objek wisata Sri Grthuk ini,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Mohammad Arif Aldian mengatakan Sri Gethuk sepi pengunjung dalam beberapa tahun terakhir, terutama di masa pandemi Covid-19. karena kondisinya tidak memungkinkan, namun saat ini sudah ada kunjungan wisatawan secara bertahap untuk menikmati objek wisata air terjun.

“Ya, kemarin sepi. Namun kunjungan sedikit demi sedikit sudah ada, pemerintah berupaya menggenjot promosi pariwisata melalui media sosial pada tahun 2023 untuk memperkenalkan destinasi wisata di Gunungkidul. Tidak hanya pantai, tapi juga lepas pantai dan minat khusus,” kata Mohammad Arif Aldian.

Ia tak memungkiri 80 persen kunjungan wisatawan dilakukan di pantai. Sedangkan sisanya ke desa wisata, air terjun dan wisata goa. Dalam rangka mengoptimalkan PAD untuk rekreasi dan balas dendam, dinas pariwisata menyelenggarakan beberapa kegiatan seperti fam trip bagi beberapa calon pembeli luar negeri yang akan menghadiri Asean Tourism Forum.

“Nantinya akan ada beberapa event di Gunungkidul yang digelar di tempat-tempat wisata. Kemudian kami melakukan promosi pariwisata di Jawa Timur dan Jawa Barat, merekam video pariwisata dan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh asosiasi atau mitra pariwisata,” pungkas Arif Aldian.


Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button