Ikut dalam pengembangan desa wisata, WBG Innovation mahasiswa KKN UTM - WisataHits
Jawa Timur

Ikut dalam pengembangan desa wisata, WBG Innovation mahasiswa KKN UTM

Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) telah terlibat dalam pengembangan Wisata Bumi Ganjaran (WBG). [Alimun Hakim]

Lamongan, Bhirawa

Sektor pariwisata terus dikembangkan di sejumlah daerah di Indonesia. Seiring dengan penurunan angka Covid-19, ekonomi desa wisata menjadi topik bagi mahasiswa Universitas Trunojoyo, Madura, Jawa Timur untuk ambil bagian dalam revitalisasinya.
Tanah Pahala milik desa yang memiliki suasana asri dan sejuk yang menjadi ciri khas desa ini memiliki potensi tersendiri untuk dikembangkan dengan berbagai inovasi.
Bersama konsultan dr. Retno Indriartiningtias ST, SE, MT, mahasiswanya fokus membantu memajukan ekonomi desa.
“Kami mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) fokus pada program untuk menghidupkan kembali desa wisata setelah dilanda Covid-q9. Salah satunya mengembangkan wisata bumi Ganjaran di Desa Pajangan, Kec. Sukodadi, Kab. Lamongan,” kata ketua rombongan KKN Aris Nur Khoriq, Rabu (6/7).
Menurutnya, tanah pahala di tengah persawahan desa berpotensi mendapat sentuhan dekorasi. Sehingga menjadi daya tarik desa.
Ia juga menjelaskan, Wisata Bumi Ganjaran (WBG) yang merupakan milik Desa Pajangan saat ini sedang menambah beberapa fasilitas yang terus dieksplorasi.Terinspirasi dari “Jembatan Pont des Arts, Paris,” jelasnya.
Pengunjung juga dapat menikmati beberapa wahana, mis. B. Memasang gembok dengan nama mereka untuk melambangkan cinta mereka.
Nur Khoriq menambahkan, tentunya inovasi wahana ini merupakan kontribusi nyata bagi mahasiswa KKN untuk memulihkan pariwisata Bumi Ganjaran yang sempat lemah. “Kami berharap Wisata Bumi Ganjaran semakin dikenal masyarakat demi keberlanjutan pariwisata dan pembangunan ekonomi desa,”
konsultan dr Retno Indriartiningtias ST, SE, MT membenarkan bahwa mahasiswanya saat ini sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa-desa.
“Isu pemulihan ekonomi di sektor pariwisata desa menjadi jantung mahasiswa dalam pengabdiannya kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menuntut peran serta dalam membantu masyarakat khususnya di desa,” kata Ibu Retno.
Ia ingin mahasiswanya menerapkan ilmunya di lapangan dan bisa langsung menghubungi beberapa kelompok kepentingan di desa, di kabupaten. [aha.yit]

Source: www.harianbhirawa.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button