Ibu hamil di Gunungkidul menjadi prioritas untuk skrining HIV/AIDS - WisataHits
Yogyakarta

Ibu hamil di Gunungkidul menjadi prioritas untuk skrining HIV/AIDS

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul bekerja memerangi kasus penyebaran HIV/AIDS. Salah satunya percepatan program deteksi dini penularan. Sasaran prioritas untuk skrining antara lain ibu hamil, tempat hiburan, dan tempat wisata.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, rata-rata 60-100 kasus HIV/AIDS menular setiap tahun. Menurutnya, upaya pencegahan terus dilakukan karena pada 2030 ada target nihil kasus baru, nihil kematian akibat HIV/AIDS dan nihil diskriminasi terhadap mereka yang terdampak.

Mengenai obat-obatan untuk penderita, tidak ada masalah karena tersedia di seluruh Puskesmas di 18 Kapanewon. Dewi mengatakan salah satunya untuk pencegahan adalah dengan melakukan screening melalui VCT.

BACA JUGA: Jalan di Gunungkidul yang kerap dilalui kendaraan proyek rusak parah

Salah satu target prioritas adalah ibu hamil untuk mencegah anaknya tertular penyakit ini. “Selain itu, ada pekerja di tempat hiburan dan pariwisata,” katanya kepada wartawan di sela-sela kegiatan peringatan Hari AIDS Sedunia di Taman Budaya Gunungkidul, Kamis (12/1/2022).

Menurutnya, tidak kurang dari 9.000 orang yang melakukan tes pada ibu hamil setiap tahunnya. Langkah ini diharapkan dapat menekan laju penularan HIV/AIDS.

Hingga semester I/2022 terdapat 282 penderita AIDS di Gunungkidul dengan 574 kasus dinyatakan terinfeksi HIV. Jumlah ini merupakan akumulasi infeksi sejak 2006. “Total ada 856 kasus,” kata Dewi lagi.

Selain deteksi dini, juga dilakukan upaya pencegahan bagi masyarakat. Penyakit ini menular melalui cairan tubuh, sehingga dilakukan upaya pencegahan kontak langsung, salah satunya adalah hubungan seksual.

BACA JUGA: Sampah dari Kota Jogja diolah di Gunungkidul? Inilah yang dilakukan Pemerintah

Menurutnya, ada beberapa pencegahan yang dilakukan, mulai dari setia pada pasangan, tidak melakukan seks bebas, dan diakhiri dengan penggunaan alat kontrasepsi saat berhubungan seksual. “Media massa juga bisa menggunakan jarum, jadi tidak bisa menggunakan jarum bekas,” ujarnya.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengimbau masyarakat tidak melakukan diskriminasi terhadap ODHA. Karena perilaku ini dapat berdampak negatif pada pasien yang terkena. “Hentikan diskriminasi karena tidak membantu dan malah memperburuk kondisi pasien,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari risiko penularan HIV/AIDS. Upaya teknis pencegahan dan penanggulangan diserahkan sepenuhnya kepada dinas kesehatan. “Hindari risiko penularan. Mari sama-sama kita cegah, karena jika tertular, akibatnya bisa fatal,” ujarnya.

DIDUKUNG:

Kisah dua brand kecantikan lokal yang diuntungkan Tokopedia: Duvaderm dan Guele

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button