Berkolaborasi dengan pembuat konten dapat menggerakkan industri pariwisata - WisataHits
Jawa Barat

Berkolaborasi dengan pembuat konten dapat menggerakkan industri pariwisata

KOMPAS.com – Bekerja sama dengan pembuat konten dapat membantu mendorong industri pariwisata nasional. Seperti diketahui, konten video atau foto yang dibuat dan diunggah konten kreator di media sosial dapat mempengaruhi antusiasme pengguna internet untuk mengunjungi destinasi wisata.

Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan keindahan destinasi pariwisata Indonesia kepada khalayak yang lebih luas.

Diskusi tentang potensi kolaborasi dengan content creator untuk menumbuhkan sektor pariwisata dihadirkan dalam acara KompasFest Presented by BNI di M Bloc Space, Jakarta, Jumat (19/8/2022).

Dalam sesi “The Future of Tourism Starts With Us”, Gaery Undarsa, Co-Founder dan Chief Marketing Officer tiket.com tiket.com menjelaskan bahwa content creator dan media sosial berperan penting dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata terkait hingga Pariwisata Target dengan penyampaian yang menarik dilirik warga di media sosial.

“Pada akhirnya, konten dapat memicu keinginan orang untuk bepergian,” kata Gaery seperti dilansir Kompas.idRabu (24.8.2022).

Selama ini tiket.com menggandeng sejumlah content creator untuk menghadirkan berbagai destinasi menarik. Untuk menarik minat masyarakat, tiket.com memiliki kriteria tersendiri untuk bekerja sama dengan para content creator.

Pihak Tiket.com, kata Gaery, lebih dulu mengkurasi konten kreator dengan melihat profil dan unggahan media sosialnya. Kreativitas dan keunikan pembuat konten dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk bekerja dengan mereka.

“Biasanya ada kreator yang punya passion (dedikasi) dalam pariwisata akan menyajikan konten yang tidak biasa. Mereka suka mengangkat isu-isu lokal atau isu-isu yang sesuai dengan keindahan destinasi yang mereka kunjungi. Tak jarang hal ini menjadi nilai tambah karena tidak hanya menambah keindahan alam suatu destinasi,” imbuhnya.

Selama ini, kata Gaery, kerjasama dengan content creator terbukti bermanfaat bagi berbagai pihak, khususnya sektor pariwisata.

“Sejak pandemi, kami lebih agresif untuk melihat siapa (pembuat konten) yang dapat ditingkatkan rasa ingin tahu melalui media sosial. Kita bisa dengan mudah membuat konten (perjalanan), tetapi hasilnya pasti akan berbeda dengan pembuat konten,” kata Gaery.

Pembuat konten yang juga menjadi pembicara dalam sesi tersebut, Pandhu Waskitha, setuju dengan pendapat Gaery. Media sosial dan konten digital berperan dalam mempromosikan pariwisata.

Ia sendiri telah membuktikannya dengan testimoni yang disampaikan, konten yang dibuat dan diunggah ke media sosial oleh warga setempat atau pengelola pariwisata setelah kunjungannya.

“Ini terjadi ketika saya sedang membuat konten digital saat mengunjungi sebuah danau di Sumatera Barat. Saya membuat video pendek dengan narasi yang agak aneh. Ternyata konten tersebut menjadi viral dan dilihat jutaan orang hanya dalam beberapa jam saja,” kata pemilik akun Instagram @backpakertapan.

Keesokan harinya, Pandhu menerima laporan dari petugas laut bahwa jumlah pengunjung telah meningkat secara signifikan. Setelah dianalisis, banyak wisatawan yang datang ke destinasi tersebut mengaku melihat video Pandhu.

“Media sosial ini energiitu besar sangat membuat anak muda ingin segera mengunjungi suatu destinasi,” jelasnya.

Pandhu tidak menyangka perjalanannya bisa menjadi inspirasi dan dikenal banyak orang. Tak hanya menjadi destinasi wisata, ia sendiri juga semakin dikenal oleh wisatawan yang kebetulan bertemu dengannya di sebuah tempat wisata.

“Ketika saya sampai di Kawah Ijen di Jawa Timur, salah satu pengunjung menyapa saya dan berkata, ‘Mas cantik, saya tahu pohon ini karena konten yang viral (@backpackerhandan)’, kata Pandhu.

kreativitas dan keutuhan

Pandhu juga memberikan tips agar konten yang dihasilkan dapat mendorong orang untuk berwisata. Pria yang telah mendokumentasikan perjalanannya ke berbagai negara sejak 2014, mengatakan identitas dan nama unik akun kreator konten harus mampu memberikan citra yang kuat.

“Identitas akun diperlukan untuk membangkitkan rasa penasaran. Misalnya, menggunakan julukan ‘Bansel Tampan’ membuat netizen penasaran dengan kebenarannya,” kata Pandhu.

Pandhu sendiri memutuskan untuk fokus menjadi pembuat konten pariwisata, atau Pembuat konten perjalanan di tahun 2019. Sejak saat itu, ia mulai menyusun strategi untuk membentuk ide. Dalam hal ini, Pandhu mengaku tidak ingin meniru orang lain dan ingin membangun gaya dan ciri khasnya sendiri.

Pandhu juga tidak pernah main-main dalam menggarap konten digital yang dipamerkan. Semuanya dirancang dengan cermat.

Dalam konten yang diunggahnya ke Youtube, Instagram, dan TikTok, Pandhu cenderung menggunakan gaya bahasa persuasif yang membuat pengikuttampaknya dari mana dia berasal.

Termasuk juga cerita atau hal unik yang ditemui di sepanjang jalan. Pandhu juga berbagi tips perjalanan, seperti biaya kurir dan cara tawar menawar barang. Berkat kreativitas dan totalitas ini, Pandhu memiliki ratusan ribu pengikut di media sosialnya.

Source: biz.kompas.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button