Harga Tiket Mahal, Kunjungan Wisatawan ke Lombok Ancam Turun - WisataHits
Jawa Timur

Harga Tiket Mahal, Kunjungan Wisatawan ke Lombok Ancam Turun

Sederet pedagang asesoris dan manik-manik emas menanti wisatawan di luar hotel di Jalan Pejanggik, Mataram, Kamis, 14 Juli 2022. Harga tiket yang tinggi dikhawatirkan mempengaruhi kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara. (Bahasa NTB/cem)

Mataram (suara oleh NTB) – Dinas Pariwisata Kota Mataram mengeluhkan harga tiket pesawat dari dan ke Lombok relatif mahal. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan. Di satu sisi, ekonomi kotamadya mulai tumbuh karena pandemi Covid-19 yang melambat dalam beberapa bulan terakhir.

Penelusuran perusahaan tiket pesawat online pada Kamis 14 Juli 2022 menunjukkan harga tiket pesawat dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta ke Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid, Lombok, adalah Rp 2.521.862 untuk keberangkatan pada Jumat, 15 Juli Juli 2022. mencapai .ini.

Bahkan bukan perjalanan penerbangan langsung atau terbang langsung tapi perlu ganti di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.

H.Nizar Denny Cahyadi

Penerbangan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten juga relatif mahal yakni Rp 1.269.300. Untuk penerbangan sebaliknya dari Lombok ke Jakarta, harga tiketnya adalah Rp 1.202.985. Padahal, harga tiket sebelumnya mencapai Rp 700.000 – Rp 900.000.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat dari dan ke Lombok mempengaruhi kunjungan wisatawan. Wisatawan berpikir untuk berlibur lagi, apalagi dengan adanya aturan ketat dari pemerintah. “Saat ini kami membutuhkan booster. Harga tiketnya juga mahal,” kata Denny.

Dia mencontohkan, perjalanan dari Lombok ke Denpasar, Bali mencapai lebih dari 700.000 rupiah. Padahal, biasanya wisatawan membeli tiket pesawat seharga Rp 400.000.

Kenaikan tarif penerbangan dikatakan dipengaruhi oleh perang antara Rusia dan Ukraina. Pasokan bahan bakar jet (BBM), yakni avtur, bisa berkurang atau bertambah. “Perang Rusia-Ukraina juga berdampak,” katanya.

Meski fluktuasi harga tiket pesawat bukan kewenangan Dinas Pariwisata NTB. Namun dia berharap Pemprov NTB segera mengambil tindakan untuk berkoordinasi dengan dinas pariwisata dan maskapai penerbangan untuk menstabilkan tarif penerbangan. Setelah pandemi Covid-19 melorot di NTB, khususnya di Kota Mataram, perekonomian masyarakat perlahan membaik.

Saat ini, lanjut Denny, okupansi hotel mengalami penurunan. Sebelumnya 73 persen pada Juni lalu, kini turun menjadi 52 persen pada pertengahan Juli. (cem)

Source: www.suarantb.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button