Festival Dayung Perahu Tradisional 2022 Bengawan Mati dihidupkan kembali di Lamongan - WisataHits
Jawa Timur

Festival Dayung Perahu Tradisional 2022 Bengawan Mati dihidupkan kembali di Lamongan

SURYA.co.id lLAMONGAN – Berdasarkan kunjungan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi yang melakukan restocking stok ikan di Bengawan Mati, Desa Tejoasri, Kecamatan Laren pada tahun 2021, ia berharap desa tersebut dapat mengembangkan pariwisata di Bengawan Mati.

Harapan Bupati Lamongan itu mulai terpenuhi dengan lahirnya gagasan Festival Dayung Perahu Adat 2022 yang dihadiri warga sekitar dan digelar pada Sabtu (27/822).

Meski awalnya hanya ajang coba-coba untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, perayaan tersebut tampaknya disambut dengan antusias oleh warga sekitar.

Pesan perayaan tersebut sangat mencolok karena keinginan masyarakat untuk lebih membudayakan festival dan penyelenggaraannya menjadi acara tahunan desa Tejoasri.

“Peserta dan penontonnya luar biasa, yang menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias dengan acara ini. Artinya acara ini menjadi esensi bagi masyarakat sehingga diadakan untuk selanjutnya, ini pesan yang harus kita tangkap,” kata Yuhrohnur.

Pemerintah daerah akan terus menekan dan peluang yang muncul akan terus disempurnakan. Jika berlaku, ada standar nasional.

Kedepannya akan diupayakan koordinasi dengan paguyuban dayung atau paguyuban lain yang aktif di wilayah tersebut untuk regu pendayung di Lamongan.

“Festival ini merupakan jawaban atas keunikan Bengawan Mati,” ujarnya.

Sudah terjawab apa yang menjadi keunikan Bengawan Mati yaitu Festival Dayung Perahu Tradisional. Ia berharap ini bukan festival pertama dan terakhir, melainkan festival tahunan yang dihadiri oleh seluruh penguasa di Indonesia.

Disc Jockey (DJ) diperkenalkan untuk Festival Dayung Perahu Tradisional pertama dan satu-satunya di Tejoasri. Kehadirannya mampu menghibur pengunjung dan menyemangati peserta dengan aliran musik yang diacak oleh DJ.

Sementara itu, Kepala Desa Tejoasri Yusuf Bakhtiar mengatakan, ide diadakannya festival ini berawal dari rangkaian kegiatan memperingati HUT RI ke-77 dan juga dari kunjungan Bupati dalam melakukan penebaran ikan yang kemudian dikembangkan sebagai desa wisata.

“Ini karena ide awal Bupati ingin ada peningkatan di sini, kemudian kami ingin mengembangkannya menjadi desa wisata. Sekarang ini momen pertama ke sana untuk mengembangkan Tejoasri menjadi desa wisata di Bengawan,” ujarnya kepada Yusuf.

Menarik pendayung perahu tradisional dari berbagai daerah untuk berpartisipasi, Yusuf mengatakan karena persiapannya hanya untuk warga desa, hanya peserta dari 4 dusun di desa Tejoasri yang mengikuti acara ini.

“Total ada 16 tim, 8 tim wanita dan 8 tim pria, dan satu tim terdiri dari 4 orang, 3 pendayung dan 1 drummer. Itu akan kita tingkatkan karena ada 4 dusun di sini, maka setiap dusun akan mengirimkan 2 tim putri dan 2 tim putra,” ujarnya.(Hanif Manshuri)

Source: surabaya.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button