Downhill perkotaan pertama di Semarang melayani rute sempit di desa - WisataHits
Jawa Tengah

Downhill perkotaan pertama di Semarang melayani rute sempit di desa

jakarta

Wahana urban downhill pertama di Kota Semarang berlangsung selama dua hari sejak kemarin, Sabtu (13 Agustus). Peserta dari berbagai daerah di Indonesia mengayuh sepeda melewati medan yang sulit di tengah desa.

Ada 208 peserta di Desa Büngan, Kecamatan Gajahmungkur. Mereka bertanding di beberapa kategori yaitu Kategori Lokal Semarang, Hartil, Mainude Usia 15-16 tahun, Junior Play 17-18 tahun, Elite Game yaitu atlet 19 tahun ke atas, Open Play yaitu penghobi bersepeda 19 tahun ke atas, Master A usia 30 tahun. -39, Master B berusia 40-49 tahun dan Master C berusia 50 tahun ke atas.

Panjang jalur hanya sekitar 1,1 km, namun medan yang harus dilalui sangat berat, mulai dari jalan sempit, masuk ke rumah kosong, melewati bekas kandang kambing, pekarangan rumah warga dan menuruni tangga. Beberapa peserta sempat terjatuh di beberapa tempat, terutama saat menuruni tangga di desa.

“Peserta paling jauh dari Batam. Target kita ke depan ada peserta yang berasal dari luar negeri,” kata Ketua Panitia Lomba Downhill Perkotaan Bendungan 2022 Bagyo Putranto kepada wartawan, Minggu (14/822). .

Ia menjelaskan, panitia bekerja sama dengan warga sekitar untuk menata Bendungan Downhill Urban, misalnya membantu menjual UMKM di sekitar Gajahmungkur. Ibu rumah tangga juga terlibat dalam persiapan makanan.

“Kita libatkan seluruh warga, intinya acara ini dari warga untuk warga. Tujuannya agar perekonomian warga bisa terangkat pascapandemi,” ujarnya.

Salah satu peserta, Wahyu Purnomo dari Team Garuda Leader House Blora, mengaku cukup tertantang dengan medan Urban Downhill Dam. Namun, dia berharap agar lebih memperhatikan keselamatan warga setempat, meski saat ini sedang bagus.

“Treknya kampung, asik dan asyik. Makin susah makin menantang. Jalur yang turun tangga susah, saya jatuh. Tapi keren, semoga acara ini bisa rutin diadakan, dan ke depan, keselamatan warga sekitar juga akan lebih diperhatikan,” kata Wahyu.

Sementara itu, salah seorang warga, Masrukan, mengaku senang desanya begitu ramai karena acara tersebut gratis untuk disaksikan warga. Kalaupun mau keluar rumah harus menunggu sinyal panitia aman.

“Kalau mau keluar rumah harus menunggu sinyal dari petugas dulu. Tidak apa-apa. Tapi saya senang desa ini begitu penuh,” katanya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) berharap acara tersebut bisa digelar setiap tahun. Karena selain untuk acara olah raga juga bisa menjadi program wisata dan tentunya yang paling utama membawa keuntungan bagi warga sekitar lokasi acara.

“Bismillah, ini akan kita jadikan event tahunan. Dengan gotong royong ini, kita bisa mencapai hasil yang luar biasa,” kata Hendi.

Tonton video Menemukan Bagian Sepasang Tangan di Sungai Semarang
[Gambas:Video 20detik]
(telinga/saya)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button