Di Balik Kisah Kedai Kopi Pertama di Kayutangan Heritage Village - WisataHits
Jawa Timur

Di Balik Kisah Kedai Kopi Pertama di Kayutangan Heritage Village

Kampoeng Pusaka Kajoetangan

Perbesar

Suasana di Kampoeng Heritage Kajoetangan / Istimewa.

Menurut Rudi Haris, bangunan tersebut akan tetap dipertahankan seperti aslinya. Moulding, jendela dan ubin yang masih berwarna kuning menunjukkan ciri-ciri rumah tua.

Juga deretan furnitur dan barang antik terpelihara dengan baik di rumah ini. Mulai dari kursi dan lemari kayu tua, teko, kaset, telepon, timbangan, pannier, televisi dan radio.

“Rumah masih asli dan belum direnovasi. Hanya bagian depan yang ditambahkan. Ada kanopi dan toko. Kanopi ini juga sudah ada sejak lama, sejak tahun 1994. Jadi pertama kali di Indonesia kanopi saya pasang. barang-barang lama jadi kami mengambilnya di masa depan. Karena radio itu dibeli pada tahun 1961, kwitansinya masih ada. Harganya waktu itu Rp 6.900, beli di toko Srikandi, dulu di perempatan jalan,” kata Rudi.

Rudi juga bercerita bahwa dia dulu menjalankan toko sembako di rumah ini. Sejak tahun 2018, saat Pemkot Malang menetapkan kawasan Kayutangan sebagai kawasan wisata, Rudi Must juga mulai membuka kafenya karena melihat potensi banyak wisatawan untuk datang ke desanya.

Ayah tiga anak ini mengaku selalu membiarkan pintu rumahnya terbuka. Pria ramah ini buka tokonya setiap hari mulai pukul 8 pagi WIB dan biasanya tutup sementara sebelum matahari terbenam dan buka kembali setelah Isya.

Rudi juga menuturkan, di awal pembukaan Kampoeng Kajoetangan, ia kedatangan dua tamu asal Malaysia yang merupakan penikmat rumah-rumah bersejarah.

“Dia buka IG-nya, katanya, lalu muncul rumah saya. Kemudian mereka terbang ke Surabaya dan melanjutkan perjalanan mereka di sini. Saya tidak buka saat itu, saya masih membersihkan, tetapi orang-orang sudah berdiri di sini di depan pagar. “Mereka hanya duduk di tanah selama setengah hari dan minum kopi sementara saya disuruh bercerita tentang desa. segera pamit untuk pulang ke malaysia. Jadi tujuan Malaysia ke Indonesia hanya datang ke sini. Ini menjadi penyemangat bagi saya. Saya mendapat kabar bahwa banyak pemilik rumah akhirnya membuka pintunya. Terbuka, orang mau masuk, Coba lihat ke dalam, mau lihat kamar saya ya, nah yang paling open house itu rumah saya,” kenang Rudi.

Kampoeng Pusaka Kajoetangan

Perbesar

Menu kopi seduh di Kampoeng Heritage Kajoetangan.

Rudi juga menyebut Wali Kota Sutiaji yang mampir ke tokonya sebelum pandemi banyak dikunjungi turis dari luar negeri seperti Prancis, Swiss dan negara lain, selain pelanggan domestik dan turis.

“Biasanya mereka pergi ke desa dan kemudian minum kopi di sini. Mereka kaget ada kopi yang begitu enak, tapi kenapa harganya murah, hanya lima ribu. Mereka sangat senang di sini. Biasanya, jika tidak ada pemandu wisata, saya ajak Orang-orang di sini yang tahu bahasa Inggris untuk dapat memberi tahu mereka, “lanjutnya.

Rumah yang terletak di sebelah makam Mbah Honggo ini juga menjadi cikal bakal dan sekretariat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kampoeng Kajoetangan Heritage. Rudi yang menggeluti dunia pariwisata sejak muda berharap desanya bisa menjadi tujuan wisata bagi wisatawan yang berwisata ke Kota Malang.

Sementara itu Walikota Malang Drs H Sutiaji mengatakan Kayutangan akan menjadi wisata heritage kebanggaan kota Malang. Saat ini, setelah diperbaiki dan dipercantik, kawasan Kayutangan menjadi tempat wisata yang populer di kalangan wisatawan.

“Kayutangan sudah menjadi wisata wajib bagi wisatawan. Karena di Kayutangan sudah ada berbagai hal yang dibutuhkan wisatawan. Kalau mau wisata heritage, mau wisata kuliner,” kata Sutiaji.

Sutiaji menambahkan, kawasan Kayutangan juga memiliki live music untuk menghibur pengunjung. Pemkot Malang akan selalu memperbaiki kawasan Cagar Budaya Kayutangan agar lebih nyaman dan asri sebagai destinasi wisata.

Source: m.liputan6.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button