Jawa Tengah

Destinasi wisata baru di Cirebon, Taman Cedati Gede terlihat indah di malam hari

TRIBUNCIREBON.COM. CIREBON – Gerobak Besar berusia lebih dari lima abad dan masih dilestarikan di Lapangan Gerobak Gede di Desa Pekalangan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon.

Belum lama ini, Pemkot Cirebon juga membuat replikanya. Masyarakat bisa menikmatinya di Taman Gede Pedati Jalan Kantor Kecamatan Lemahwungkuk yang baru saja diresmikan pada Senin (12/12/2022).

Meski dibuat pada abad ke-15, gerobak besar itu sudah memiliki sistem yang cerdik. Diprakarsai oleh Pangeran Cakrabuana dan Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, moda transportasi ini sudah memiliki sistem shock absorber.

Tak hanya sistem suspensinya, roda wagon juga didesain bisa dilepas jika perlu.

“Jadi rodanya bisa empat, enam, delapan, sampai 10 pasang tergantung besar tegangannya,” ujar Tri Prakosa, Ketua Tim Pelaksana Revitalisasi Taman Pedati Gede yang juga merupakan Lektor Kepala Jurusan Mekanik. Teknik, Fakultas Teknik Dirgantara ITB, dalam rapat usai peresmian Taman Besar pedati, kemarin.

Ia mengatakan, saat itu digunakan gerobak besar untuk mengangkut kayu jati dari Jawa Tengah untuk digunakan dalam pembangunan Keraton Cirebon.

Oleh karena itu, roda pada kendaraan didesain sedemikian rupa agar dapat dipasang sesuai dengan jumlah kayu yang diangkut. Muatan juga mengunci rangka gerobak saat kerbau menarik gerobak.

Selain itu, rodanya bisa bergeser naik turun tergantung kontur jalan yang akan dilalui, sehingga berfungsi sebagai suspensi gerobak besar. Dengan suspensi ini, roda gerobak lebih awet dan bobot gerobak bisa lebih berat.

“Gerobak besar ini dirancang untuk bergerak perlahan saat membawa barang dan ditarik oleh seekor kerbau. Di zaman sekarang ini, dia bisa seperti follower,” kata Tri.

“Bagi saya, ini adalah fenomena yang sangat tidak biasa. Gerobak besar ini berasal dari abad ke-15, namun sudah memiliki teknologi yang canggih, meski bahannya terbuat dari kayu,” lanjutnya.

Untuk mendapatkan referensi lengkap mengenai struktur mobil ini, Tri mengaku harus terbang ke Leiden di Belanda.

Pasalnya, kondisi keranjang belanja asli yang masih tersimpan di situsnya sudah rusak akibat kebakaran di beberapa bagian.

Namun, referensi yang ditemukan di Leiden pun masih belum lengkap, sehingga tim ITB harus bekerja keras untuk membuat ulang replika skala 1:1 yang setia.

“Kami menggunakan resin untuk membuat replika gerobak besar ini karena lebih kuat. Kalau menggunakan kayu seperti aslinya, dikhawatirkan tidak kuat,” kata Tri.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button