Desa Tiber, RT 3 Bisa membuat KSP dari sampah - WisataHits
Jawa Tengah

Desa Tiber, RT 3 Bisa membuat KSP dari sampah

Semarang, Jatengnews.id – Kelurahan Tiber RT 3 RW 5 Kelurahan Sarirejo Semarang Timur merupakan salah satu kawasan padat penduduk di Kota Semarang.

Meski merupakan kawasan padat penduduk, desa tersebut juga tidak terlihat kumuh, menurut pantauan Jatengnews.id.

Menurut cerita warga setempat, di kawasan itu ada bank sampah yang didirikan pada 2012. Tahun ini, Kota Semarang (Pemkot) belum menginisiasi program 1.000 bank sampah.

Baca juga: Pakar Lingkungan Undip: Membuat bank sampah bukanlah sebuah usaha

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Semarang telah memprogramkan 1.000 bank sampah untuk mengurangi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang.

Secara geografis, RT 3 Kampung Tiber dengan 45 rumah tangga berada di tengah-tengah RT lain.

“Karena kondisi tempat itu, kami kesulitan mencari sponsor untuk kegiatan, maka kami berinisiatif mendirikan bank sampah untuk membantu kegiatan,” ujar pengelola bank sampah Budi Hartojo (46).

Sejauh ini, sampah yang dikumpulkan warga telah menghasilkan 5 CCTV beserta monitornya.

“Warga biasanya membuang sampah sembarangan dan kami memilahnya,” ujarnya.

Selama dua bulan mereka bisa mendapatkan rata-rata 500 ribu, mereka menjualnya saat macet.

Bangunan yang mereka gunakan sebagai bank sampah kini hanya berukuran sekitar 2,5 meter kali 2,5 meter.

“Kami secara geografis dibatasi, jadi kami tidak bisa menghitungnya,” katanya di rumahnya.

Biasanya, warga memberikan sampahnya secara cuma-cuma karena itu juga dikembalikan kepada mereka.

Beberapa orang berpikir program ini adalah amal. Jenis yang biasanya dikumpulkan adalah botol air mineral yang terbuat dari karton dan plastik.

Tak hanya itu, mereka juga mulai berevolusi menjadi karya yang memiliki nilai eceran.

Budi sendiri termasuk orang yang membuat kerajinan seperti burung plastik, daun plastik, kardus bangunan bahkan kereta api dari kaleng bekas.

“Di sini saya sedang membangun stasiun Poncol dan kereta api,” kata Budi saat ditemui di rumahnya.

Dia terlihat memotong karton dan menempelkan potongan-potongan itu dengan lem.

Wakil Ketua Bank Sampah Sultoni, 50 tahun, mengatakan, karya-karya yang dibuat dari sampah biasa dipajang di bazaar dan pameran.

“Dulu pernah ada dua karya yang dijual yang mungkin Anda beli karena uniknya terbuat dari sampah,” jelasnya di tempat yang sama.

Alhasil, itu cukup untuk membantu warga, dan begitu mereka pergi jalan-jalan gratis bersama dan mendapat uang saku.

“Wahananya gratis, ditambah tunjangan biaya sekitar Rp 150.000,” ujarnya.

Hasilnya tidak sampai disitu, mereka juga mampu membuat koperasi simpan pinjam dari sampah warga dan mengembalikannya kepada warga.

Baca juga: Pegadaian Mengumumkan Pemenang Golden Trash Bank Sampah Indonesia

“Sebagian kecil investasi juga akan kami masukkan ke koperasi simpan pinjam RT 3,” katanya.

Saat ini mereka juga telah mencoba membuat kompos dengan air beras.

“Jadi kami siram limbah yang menurut kami bisa dijadikan pupuk dengan air bekas cucian beras,” pungkasnya. (Kamal-01)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button