Candi Segara Wukir Gunung Kidul yang didukung oleh ribuan umat Hindu di Yogyakarta, ada Pelinggih Ratu Gede Mas Mecaling dan Pelinggih Semar - WisataHits
Yogyakarta

Candi Segara Wukir Gunung Kidul yang didukung oleh ribuan umat Hindu di Yogyakarta, ada Pelinggih Ratu Gede Mas Mecaling dan Pelinggih Semar

Candi Gunung Kidul Segara Wukir di Daerah Istimewa Yogyakarta.Delegasi Humas Pemkot Denpasar dan Wartawan Foto di Candi Segara Wukir, Gunung Kidul.

YOGYAKARTA – Pura Segara Wukir, Pantai Ngobaran, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta menggelar Pujawali untuk ketiga kalinya.

Odalan di Pura Segara Wukir dilaksanakan setiap Rahina Purnama Sasih Karo menurut penanggalan Bali 2022 yang jatuh pada Jumat (12/8/2022). Saat upacara Nyineb, Minggu (14/8/2022).

Pelinggih di Pura Segara Wukir. Pelinggih di Pura Segara Wukir.

Ketua Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Kabupaten Gunung Kidul, Jero Gede Dwija Triman mengatakan, Pujawali dibawakan oleh tiga suling dari Bali dan satu suling dari Jakarta.

“Odalan sudah tiga kali tampil di panggung malu bersama Caru Panca Sato,” kata Jero Gede Dwija Triman dalam wawancara, Minggu (14/822).

Dalam kesempatan itu, Ketua PHDI Gunung Kidul Purwanto mengatakan, pendiri Candi Segara Wukir dulunya adalah penganut Jawa. Pada tahun 1960-an ada persyaratan pemerintah untuk kolom agama pada kartu identitas.

“Karena tradisi kita banyak kesamaan dengan Hindu, banyak yang memilih Hindu,” kata Purwanto.
Seiring dengan perkembangan zaman, umat Hindu di Gunung Kidul melakukan Melasti sebagai rangkaian hari raya Nyepi di Pantai Ngobaran, yang diyakini sebagai Petilasan atau tempat bersemedi Prabu Brawijaya V.

“Kami juga mulai membangun pura di sini, dimulai dengan pembangunan Padmasana pada tahun 2004, dan mendapat izin dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat,” katanya.

Seiring berjalannya waktu, Pura Segara Wukir menjadi ramai dengan pemedek, termasuk yang berasal dari Bali. Denah bangunan terdiri dari mandala Nista, mandala Madya dan mandala utama.

Di Candi Segara Wukir yang memiliki luas 20×60 meter persegi ini terdapat Padmasana, tempat pemujaan Hyang Baruna, tempat pemujaan Nyi Roro Kidul, tempat pemujaan Prabu Brawijaya V, tempat pemujaan Ratu Gede Mas Mecaling. dan Kuil ke Semar.

“Semar adalah pejabat negara Jawa. Dia adalah pelindung kehidupan dan kita sebagai umat Hindu menghormati nenek moyang kita,” kata Ketua PHDI dari Gunung Kidul itu.

Candi ini merupakan satu-satunya candi Segara di Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini terdapat 16 candi di Kabupaten Gunung Kidul. Khusus di candi Segara Wukir motif yang dominan adalah motif Pelinggih bernuansa Jawa, hanya candi Padmasana yang bercorak Bali. Sedangkan gapura dan tempat pemujaan lainnya murni konsep Jawa.

Purwanto mengatakan, saat ini ada 2.349 pemeluk agama Hindu di Gunung Kidul dan 99 persen beragama Hindu Jawa.
Saat ini kawasan Candi Segara Wukir juga dijadikan kawasan Bhineka Tunggal Ika untuk wisata spiritual oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X.

“Karena ada kepercayaan di sini, ada garis imajiner antara keraton dan pantai selatan,” katanya.

Sebuah masjid juga telah dibangun di sekitar candi ini, ibadah Kejawen dan sebuah kuil akan segera dibangun.

“Jadi ini menjadi kawasan wisata spiritual,” ujarnya. (sur)

Seperti ini:

Seperti Memuat…

Source: wartabalionline.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button