Boneka Plester Jedigan Trirenggo Bantul laris manis
WAKTU INDONESIA, YOGYAKARTA – Setelah Muhammad Masud Hanafi, 39 tahun, lelah bekerja sebagai salesman dan masih belum mampu menafkahi keluarga barunya, dia murtad. Ia mencoba menekuni bisnis pembuatan boneka atau patung dari gips. Hal ini membuat toko boneka plester yang dikelola warga Jedigan Pasutan Trirenggo Bantul menarik minat masyarakat. Tidak hanya anak-anak, remaja dan dewasa saja yang tertarik dengan kerajinan Hanafi.
Hanafi mengatakan, bisnis pembuatan boneka gips dimulai pada 2019. Ia memproduksi boneka atau patung kecil dari bahan baku gips berupa karakter kartun seperti Doraemon, Superman, Batman dan lain-lain.
“Awalnya kami hanya membuat 5 karakter kartun, namun atas permintaan kerabat, kini kami memiliki 14 karakter,” jelas Hanafi, pengrajin boneka gips, Rabu (10/5/2022).
Untuk membuat jenis kerajinan yang sekarang baru sedang tren Di antara anak-anak tersebut, ayah tiga anak ini ditopang oleh 4 orang pekerja. Tetangga adalah teman dan tetangga. Sehingga pihaknya dapat membuat 40 boneka gips dengan berbagai macam karakter sesuai pesanan pelanggan dalam satu hari.
Untuk bentuk boneka gips, lanjut Hanafi, ada yang berukuran besar dan ada pula yang berukuran kecil. Yang besar dijual dengan harga Rp 25.000 per patung, sedangkan yang kecil dijual dengan harga Rp 20.000 per patung. Hadiah yang paling mahal adalah boneka yang masih polos atau tidak ada karakternya, rata-rata Rp 12.000.
Dari sekian banyak patung yang dibuatnya, yang saat ini diminati oleh anak-anak sekolah adalah kemasan berisi 1 boneka polos, cat warna, kuas dan nampan cat.
“Jadi pembeli bisa mewarnai sesuai selera sendiri, dan pembeli juga bisa memilih karakter bonekanya sendiri,” tambah Hanafi.
Pemasaran boneka gips Hanafi tersebar di berbagai destinasi wisata. Misalnya di Alun-alun Selatan Kota Yogyakarta, di Lapangan Paseban di Bantul, dan pesanan dari sekolah.
Menurut Hanafi, ke depan pihaknya akan mencoba membuat boneka dengan karakter dari cerita lokal seperti karakter Wayanan, karakter dari dongeng Jawa dan lain-lain. Cari juga cetakan boneka yang cocok untuk icon Kabupaten Bantuk dan tidak dimiliki kabupaten lain. Tidak ada masalah dengan mendapatkan bahan baku.
Bagi Hanafi, membuat celengan bukanlah tugas yang sulit. Bahan baku berupa gypsum lunak dibuat menjadi adonan dengan air. Kemudian dicetak dengan printer silikon. Setelah dikeluarkan dari mesin cetak, proses finishing selanjutnya adalah menghaluskan dan mewarnai sesuai selera anak. Celengan ini bisa dibuka bagian bawahnya, jadi cukup untuk mengeluarkan uang di dalamnya dengan cara membuka bagian bawahnya (tidak pecah).
“Kami tidak hanya bekerja untuk mencari nafkah, kami juga mendukung pendidikan anak-anak agar mereka senang menabung sambil membuat kerajinan dan menyediakan pertunjukan wayang untuk mereka,” katanya.
Selain produksi harian di art shop miliknya, ia juga sering menawarkan jasa untuk sekolah dalam bentuk paket. Karena banyak sekolah yang juga memberikan kelas kepada siswanya untuk membuat atau mengecat celengan.
“Melalui karya ini yang pertama kali mendapat ilmu dari seorang teman, diharapkan anak-anak suka menabung, memiliki keterampilan, dan saya juga bisa bekerja untuk mendapatkan keuntungan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperasi) UMKM Bantul, Agus Kesulitanyono, saat dimintai tanggapannya, mengatakan pihaknya menyambut positif kesepakatan tersebut.
“Wayang gips ini merupakan salah satu usaha kreatif yang bisa dikembangkan oleh komunitas lain. Dengan cara ini, warga mendapat penghasilan sehingga bisa meningkatkan perekonomian keluarga,” kata Agus.
**)
Dapatkan update informasi harian terpilih dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.
Source: www.timesindonesia.co.id