BNPB menghasilkan analisis pembangunan rawan bencana
Warta Ekonomi, Jakarta –
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) digelar Selasa (13/9) 9).
Pembahasan ini berfokus pada pengembangan pedoman analisis risiko bencana untuk setiap pembangunan yang memiliki risiko tinggi yang dapat mengakibatkan bencana. Ini termasuk pengeboran minyak, pembuatan senjata nuklir, pembuangan limbah, kawasan wisata di daerah rawan bencana, dan sebagainya.
Deputi Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati menyatakan, pembangunan harus dilakukan sejalan dengan perkembangan zaman dan pemenuhan kehidupan manusia. Harus diperhatikan apakah ada risiko bencana di masa depan.
“Kita tidak bisa menolak pembangunan, pembangunan akan mendorong investasi. Ketika ada perkembangan yang membawa risiko baru, maka perlu memperhatikan pengurangan risiko bencana,” kata Raditya.
Mitigasi perlu disiapkan untuk daerah berisiko tinggi, termasuk daerah wisata yang terkena bencana. “Termasuk Kawasan Ekonomi Khusus, bagaimana upaya mitigasi yang dilakukan di kawasan itu sangat penting. Beberapa kawasan wisata yang terkena tsunami dan bencana lainnya bisa dijadikan pelajaran untuk mengantisipasi mitigasi dengan lebih baik,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, analisis risiko bencana ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melindungi aset dan kelangsungan hidup masyarakat.
“Tujuan dari perjanjian ini adalah sebagai upaya untuk melindungi aset pembangunan dan meminimalkan risiko bencana yang timbul dari dampak kegiatan pembangunan,” pungkas Raditya.
Baca Juga: Bantah Perkataan Sahroni, Didu Sebut: DPR Bukan Sahabat Pemerintah Karena?
Source: wartaekonomi.co.id
