Berdiri di Bandung barat yang terpencil, masjid berbentuk Ka'bah telah terungkap menjadi alasan pembangunannya - WisataHits
Jawa Barat

Berdiri di Bandung barat yang terpencil, masjid berbentuk Ka’bah telah terungkap menjadi alasan pembangunannya

BERITA KBB – Bangunan megah berbentuk Ka’bah itu berdiri di kawasan terpencil Bandung Barat, tepatnya di Desa Cikoneng, RT 2/5, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin. Pembangunan masjid belum selesai, namun bentuk bangunannya sangat mirip dengan Baitullah, mulai dari warna hingga ornamen kaligrafi yang diletakkan di atas masjid bernama Nurul Huda.

Masjid ini juga dilengkapi dengan replika Hajar Aswad yang disimpan di sudut masjid persis di dekat pintu masuk, sehingga bentuknya benar-benar mirip dengan aslinya.

Masjid unik ini juga sedang viral karena dibangun oleh warga sekitar di kawasan perkampungan yang tenang dikelilingi hutan dan persawahan yang masih alami, tepat di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung.

Penelitian menunjukkan bahwa pembangunan masjid seperti Ka’bah itu karena impian warga yang ingin pergi ke tanah suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.

“Kami ingin melaksanakan ibadah rukun Islam yang kelima, tidak ada niat lain. Jadi ini bentuk kerinduan kami melihat Ka’bah di Mekkah secara langsung,” kata Dedi Al Fikri (45), penggagas Masjid Nurul Huda, Jumat 1 Juli 2022.

Dedi juga mengaku sudah bersumpah untuk membangun masjid sebelum benar-benar berangkat ke Tanah Suci.

“Ya, saya sengaja membuatnya seperti Ka’bah dengan kesepakatan dengan penduduk serta sumpah saya sebelum pergi ke Mekah,” katanya.

Puluhan tahun penantian haji menjadikan pembangunan masjid berbentuk Ka’bah ini sebagai penawar kerinduan warga Cikoneng untuk melihat replika Ka’bah berupa masjid.

“Pembangunannya hanya memakan waktu dua bulan. Saya tidak menghitung dana karena ada dana swasta selain swadaya. Ide membangun masjid berbentuk kubus juga didorong oleh kebutuhan masyarakat karena wilayahnya memiliki jumlah masyarakat yang sangat banyak sedangkan lahan untuk membangun masjid sangat terbatas,” ujarnya.

Masjid Nurul Huda memiliki ukuran 7×15 meter persegi. Nantinya, masjid ini bisa menampung hingga 125 orang.

Penduduk lokal dan santri dari pesantren di daerah tersebut turut serta dalam pembangunan tersebut.

“Kaligrafi ini khusus dibuat oleh santri lokal di daerah ini. Saya juga membuat batu hitam dari Aswad menjadi semirip mungkin. Ketika pembangunan masjid ini selesai, akan digunakan sebagai tempat wisata religi untuk mengedukasi warga lokal dan warga dari daerah lain,” ujarnya.**

Source: beritakbb.pikiran-rakyat.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button