Belajar membuat jamu, ide wisata anti mainstream di Bantul Yogyakarta
YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak hanya menawarkan wisata alam dan sejarah tetapi juga tempat belajar meramu jamu. Tepatnya di Kiringan Padukuhan, Kalurahan Canden, Kapanewon Jetis.
Pusat jamu ini berdiri sekitar tahun 1947 dengan penjual jamu pertama dari Kiran, yaitu Mbak Djoparto. Saat itu, Mbak Djoparto berbagi ilmu dengan keturunan dan tetangganya.
Baca Juga: 34 Wisata Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan Panjang
“Dari awal, 15 orang kini menjual 132 orang penjual jamu dari Kiran,” kata herbalis Kiran yang tergabung dalam kelompok Seruni Putih Murjiyati itu kepada wartawan di Kiran, Rabu (12/10/2022).
Ratusan dukun adalah anggota kelompok Seruni Putih. Mereka menjual obat-obatan herbal di kawasan Imogiri, kawasan Parangtritis, kawasan Jalan Samas dan kawasan Embung Kamijoro.
Baca juga:
Ada yang naik sepeda, ada yang naik motor atau jalan kaki dengan keranjang jamu, tapi jumlahnya sedikit.
“(Jamu) yang khas masih kunyit asam dan nasi kencur. Tapi sekarang kami membuat inovasi, selai dan lain-lain untuk meningkatkan ekonomi keluarga,” ujarnya.
Dianugerahi sebagai desa wisata herbal
Murjiyanti mengatakan pada tahun 2014 pemerintah Kabupaten Bantul menetapkan Dusun Kiran menjadi Desa Wisata Jamu Kiringan. Hal ini mendorong kedatangan wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara.
Baca Juga: 15 Wisata Bantul Yogyakarta Dengan Pemandangan Alam yang Instagrammable
“Saat ini banyak tamu yang datang dari luar negeri, mahasiswa juga datang ke sini untuk belajar membuat jamu. Jika kita hanya bersenang-senang, jelas bagi generasi penerus kita bahwa kita tidak malu,” katanya.
Source: travel.kompas.com