Banyuwangi, makin menarik dengan destinasi wisata yang cocok untuk “healing”. - WisataHits
Jawa Timur

Banyuwangi, makin menarik dengan destinasi wisata yang cocok untuk “healing”.

Blue Fire atau disebut juga Blue Fire, fenomena alam yang terjadi saat senja di Kawah Ijen, Banyuwangi (Foto: Pulaubanyuwangi.blogspot.com)

SINAR HARAPAN – Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur dikenal kaya akan ragam destinasi wisata alam yang beragam namun tetap alami. Hal ini menyulitkan untuk menelusuri kontur jalan menuju lokasi.

Sementara itu, Banyuwangi bahkan dikenal sebagai daerah yang cocok untuk penyembuhan karena terdapat beberapa tempat yang cocok untuk melepas penat, berefleksi dan menenangkan pikiran.

Dulu orang melihat Bali hanya sebagai tempat yang cocok, tapi sekarang Bali sudah terlalu ramai dan sibuk.

Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus terluas di Pulau Jawa. Tak heran, Banyuwangi kaya akan berbagai tempat menarik dan eksotik untuk dijelajahi.

Berikut beberapa rekomendasi destinasi wisata di Banyuwangi yang bagus untuk dijelajahi dan tempat refleksi diri.

Tari Gandrung Banyuwangi (doc/dictio.id)

Kawah Ijen

Pidato Banyuwangi tentu tidak lepas dari Gunung dan Kawah Ijen yang merupakan salah satu danau air asam terbesar di dunia. Gunung ini terletak di antara dua kabupaten yaitu Banyuwangi dan Bondowoso.

Untuk menikmati keindahan Kawah Ijen, pengunjung harus bersiap mengeluarkan keringat terlebih dahulu dengan berjalan menanjak. Waktu terbaik untuk mendaki adalah sekitar jam 3 pagi untuk melihat matahari terbit.
Mendaki gunung dengan kontur jalan yang tidak rata tentu menjadi petualangan yang menantang, apalagi traveler di kawasan ini harus mendaki dengan sudut kemiringan hingga 45 derajat. Meski sulit, pasti bisa menjadi pengalaman yang seru dan menyenangkan.

Namun, jangan khawatir jika pengunjung tidak bisa mendaki gunung tersebut. “Ojek” tersedia untuk membantu pengunjung yang mengalami kesulitan. Pengunjung cukup duduk manis di troli yang dioperasikan tiga hingga empat orang. Traveler bisa menggunakan layanan ini untuk naik turun Kawah Ijen. Harganya pun bervariasi, biasanya berkisar antara Rp500 hingga Rp800.000.

Ditambah pemandangan danau berwarna Toska menakjubkan, turis juga bisa melihat”Api biru” di Kawah Ijen. Namun, wisatawan harus berangkat lebih awal karena api biru dapat terlihat sekitar pukul 2 pagi.

De Djawatan

Puas menikmati keindahan Kawah Ijen, kita kembali menyejukkan diri dengan rimbunnya pohon trembesi raksasa di hutan De Djawatan Benculuk.

Memasuki kawasan ini langsung mengingatkan wisatawan akan Hutan Fangorn dalam film The Lord of the Rings yang meninggalkan kesan magis dan nostalgia.

Djawatan merupakan hutan lindung yang dikelola oleh Perhutani KPH Banyuwangi Selatan. Sedangkan Benculuk adalah nama sebuah desa di Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi.
Situs ini sudah ada sejak masa penjajahan Belanda dan digunakan sebagai tempat penebangan kayu (TPK) dari Dinas Kehutanan Perhutani di bagian selatan Banyuwangi.

Obyek wisata ini sepertinya cocok dinikmati bersama keluarga dan orang-orang tersayang untuk bersantai, berbincang dan berfoto estetik di antara lebih dari 800 pohon Trembesi sangat besar yang tumbuh sejak zaman Belanda dan masih tumbuh subur.

Taman Nasional Baluran

Gunung telah didaki. Hutan? Sudah dijelajahi. Canggung rasanya jika tidak mampir ke Kabupaten Situbondo yang berbatasan dengan Banyuwangi untuk berpetualang di padang savana yang luas kaya akan satwa dilindungi di Taman Nasional Baluran.

Dikenal juga sebagai “Afrika Jawa”, tempat ini memiliki berbagai daya tarik yang ditawarkan mulai dari padang savana Bekol, hutan cemara yang hijau lebat hingga keindahan bawah laut Pantai Bama.
Saat ANTARA berkunjung ke Taman Nasional Baluran pada Desember lalu, padang savana yang luas ditemani terik matahari membuat pengunjung serasa berada di pemandangan The Lion King.

Di Savana Bekol ada dua pohon ikonik yang menjadi Pekerjaan Foto turis. Salah satu yang paling terkenal adalah pohon bernama “Pohon Raisa” karena penyanyi itu syuting video musik “Fall Hearts” beberapa waktu lalu.
Eksotisme Taman Nasional Baluran juga menjadi habitat berbagai jenis hewan, seperti kerbau, bison, rusa, monyet, lutung, burung merak, ular dan beberapa jenis burung kecil.

Setelah puas memotret dan menjelajahi sabana, pengunjung bisa menuju ke Pantai Bama yang jaraknya sekitar 8 km. Sesampai di sana, wisatawan bisa melihat pantai pasir putih dan pohon bakau, serta disambut oleh monyet abu-abu berekor panjang. Namun berhati-hatilah, karena kawanan monyet ini cukup digemari pengunjung.

Resor Tenda Firefly

Usai berpetualang, bersantai di lokasi berbeda di Kunang-Kunang Tent Resort di Licin, Banyuwangi. Lokasinya cukup jauh dari hiruk pikuk kota, dengan jalanan bebatuan menuju kesana yang cukup menantang.

Namun, perjalanan itu terbayar lunas ketika sampai di kawasan tersebut glamping Ini. Pengunjung langsung disambut gemericik arus sungai dan serangga serta burung-burung kecil di balik rindangnya pepohonan hijau.
“Tenda” yang indah di Fireflies menawarkan pengalaman bersantai, baik Anda datang sendiri atau bersama orang tersayang. Keindahan tanaman hijau yang terbentang jauh dan sungai kecil yang dihiasi bebatuan melengkapi selebihnya.

Resor ini mengusung tema ramah lingkungan dimana semua fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan tidak jauh dari konsep keberlanjutan (keberlanjutan), dimulai dengan penggunaan plastik dari bahan alami, air jernih dan diakhiri dengan sabun mandi dengan konsep isi ulangdan lainnya.

Wisata kuliner

Jalan-jalan ke tempat baru tentu belum lengkap tanpa mencicipi kuliner khasnya. Salah satu makanan khas Banyuwangi adalah Oke atau nasi tempong yang bisa ditemukan di banyak sudut kota.

Untuk menu ini ada warung legendaris di daerah Bakungan bernama Warung Nasi Tempong Mbok Wah. Meski cukup terkenal, toko ini tidak membuka cabang lain dan pengunjung harus melewati gang dan jalan yang agak sempit.
Bersahaja dan sederhana, lauk pauk yang disajikan juga memberikan kesan kembali ke kampung halaman. Aneka lauk pauk seperti ikan asin, ayam goreng, udang goreng tepung, pepes hingga pindang koyong berjejer rapi dan siap dicicipi. Tak ketinggalan, ada sambal tempong yang pedas namun segar untuk menemani hidangan.

Tempong sendiri berarti “tiupan”. Sambal yang mengandung cabai, gula, garam, terasi, dan jeruk nipis ini seakan langsung “menyentuh” ​​lidah siapa pun yang menyantapnya.

Harga menu dan lauk yang disajikan pun tidak mahal, mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 20.000. Berwisata di Banyuwangi semakin lengkap dengan perut kenyang, kantong aman dan hati senang.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button