Asal Usul Nama Kabupaten Sleman Dari Nama Gajah atau Pohon? - WisataHits
Yogyakarta

Asal Usul Nama Kabupaten Sleman Dari Nama Gajah atau Pohon?

Asal Usul Nama Kabupaten Sleman Dari Nama Gajah atau Pohon?

Sleman merupakan salah satu kabupaten di wilayah DIY yang populer di kalangan masyarakat di luar Yogyakarta. (bernas)

Ada dua versi asal usul nama Kabupaten Sleman. Ada yang menyebutnya dari gajah, ada yang menyebutnya dari pohon randu. Yang mana yang benar?

Inibaru.id – Setelah Kota Yogyakarta, dapat dikatakan bahwa Kabupaten Sleman merupakan daerah yang paling populer di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Soalnya, cukup banyak pesantren yang mencari santri dari luar kota. Selain itu, ada cukup banyak tempat wisata yang bisa Anda lihat di kabupaten ini.

Ada banyak candi kuno di Sleman. Bahkan, Sleman juga harus disebut dalam pemberitaan tentang Gunung Merapi. Ngomong-ngomong soal nama Sleman, tahukah kamu cerita kenapa kabupaten ini mendapat nama itu?

Ada beberapa versi yang menjelaskan penamaan Kabupaten Sleman. Versi pertama berasal dari dajah dalam bahasa Indonesia, yaitu “liman”. Namun, ratusan tahun lalu, di tempat yang kini dikenal sebagai Lapangan Denggung, terdapat hutan lebat. Patung gajah dengan kedua anaknya ditemukan di sana.

Gajah tersebut konon merupakan tunggangan Sultan Hadiwijaya, pendiri Kerajaan Pajang yang memerintah pada tahun 1568 hingga 1582. Keberadaan gajah yang kemudian dikenal dengan sebutan “Liman” itu konon mendahului penamaan Kabupaten Sleman.

Lapangan Denggung di Kabupaten Sleman.  (Themiracleofteaching/blogspot)Lapangan Denggung di Kabupaten Sleman. (Themiracleofteaching/blogspot)

Namun demikian, ada versi lain yang dijelaskan oleh seorang filolog Jawa dan Sansekerta kuno dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, KRT Manu Widyaseputra. Bukan gajah, justru berasal dari poplar, menurut KRT Manu, kata Sleman.

Ia menemukan kata “Saliman” dalam Kakawin Ramayana yang ditulis pada zaman Mataram tua di bawah pimpinan Rakai Pikatan. Nah, “Saliman” ternyata di sini adalah pohon randu, bukan gajah.

“Sampai saat ini masih banyak pohon randu tua. Paling banyak terdapat di makam raja-raja di Imogiri. Kebanyakan usianya lebih dari 100 tahun,” ujarnya dikutip dari Kumparan, Kamis (23/12/2021).

Menariknya, KRT Manu menyebut “Saliman” sebenarnya bisa disebut api. Sayangnya, penggunaan kata ini untuk pohon kapuk disebabkan oleh pemandangan saat mekarnya bunga pohon tersebut yang berwarna merah seperti api. Selain itu, saat bunga mekar, semua daun poplar biasanya rontok.

Dahulu, pohon kapuk biasanya ditanam di dekat kuburan dan dekat asrama para brahmana, orang terpelajar yang sering memuja dewa.

Bunga pohon kapuk yang bentuknya seperti api.  (Floradirgantara.sisi)Bunga pohon kapuk yang bentuknya seperti api. (Floradirgantara.sisi)

“Asrama untuk para Brahmana ini harus ada di dekat sungai, di hutan, dan di pegunungan. Harus di tiga lokasi ini,” lanjut KRT Manu.

Sama seperti Jogja yang sekarang dikenal sebagai kota pelajar, pada zaman dahulu Yogyakarta juga dikenal sebagai pusat kaum brahmana milenial terpelajar.

“Jauh sebelum Mataram Islam ada, istilah ‘Saliman’ sudah ada,” pungkas KRT Manu.

Meski demikian, Sleman ditetapkan sebagai nama resmi daerah baru pada 15 Mei 1916. Pemerintah kolonial Belanda saat itu membagi Kesultanan Yogyakarta menjadi tiga kabupaten, yaitu Kalasan, Bantul, dan Sulaiman (Sleman). Karena itu, tanggal 15 Mei selalu diperingati sebagai hari jadi pemerintahan Sleman.

Asal usul nama Sleman juga menarik. Dulu banyak asrama Brahmana, sekarang menjadi asrama mahasiswa yang belajar di Jogja. Keren! (Aria Widodo/E10)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button