Arus wisatawan meningkat di semester pertama - WisataHits
Yogyakarta

Arus wisatawan meningkat di semester pertama

Sederet turis asing berkumpul di Lapangan Kenari di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur (TWC), Magelang, Jawa Tengah, Kamis (14/7/2022). Menurut manajemen TWC Borobudur, sejak pelonggaran peraturan perjalanan internasional, kunjungan wisatawan mancanegara ke Candi Borobudur meningkat, berkisar antara 200 hingga 300 orang per hari. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Arus wisatawan meningkat di semester pertama

Pada semester I-2022, kemeriahan kedatangan wisman cukup terasa. Perjalanan domestik dengan kereta api dan pesawat meroket. Okupansi hotel di Yogyakarta mencapai 66,45 persen.

Kinerja pariwisata Indonesia mencatat hasil yang menggembirakan pada paruh pertama tahun 2022. Seperti yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (8/5/2022), indikator utama kemajuan pariwisata adalah arus kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang menunjukkan top chart yang menjanjikan. Menurut catatan BPS, ada 743.000 turis asing yang datang melalui berbagai gerbang wisata. Jumlah ini lebih dari 10 kali lipat dibandingkan dengan semester pertama tahun 2021 yang hanya melihat 72.000 wisatawan asing.

Gerbang Bali menyumbang 50 persen arus wisatawan. Dalam situasi normal sebelum pandemi, kontribusi Bali hanya sekitar 38-40 persen. Proporsi yang lebih besar pada tahun ini antara lain karena Bali membuka gerbang wisata lebih awal, yakni sejak awal Februari 2022.

Yang mendorong dunia pariwisata Indonesia semakin kuat adalah wisatawan lokal (kebijaksanaan). Dalam situasi normal, proporsi kearifan di Bali mencapai 60 persen, dan turis asing 40 persen. Di luar Bali, destinasi wisata di Kepulauan Riau (Kepri) juga menyumbang sebagian besar wisman dengan pangsa sekitar 30-35 persen. Selebihnya, kehadiran kebijaksanaan, jauh lebih dominan.

Memasuki semester II-2022, pelaku industri pariwisata Bali yakin arus masuk wisman akan lebih cepat. Rute dan frekuensi penerbangan langsung dari berbagai kota di dunia ke Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali semakin meningkat.

Setelah mencatat arus kedatangan turis asing dari 58.000 pada April, 115.000 pada Mei dan 181.000 pada Juni 2022, mereka percaya mereka dapat mencapai 250.000 pada Juli dan 300.000 pada Agustus, dan kemudian melonjak tajam antara Desember dan Januari.

Makin

Kawasan wisata kelas dunia di Nusa Dua, Bali semakin cerah. Pada Juli 2022, kawasan wisata yang dikelola PT Pembangunan Wisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) itu selalu ramai dikunjungi tamu asing dan lokal. Sekitar 5.500 kamar, sebagian besar ditempati oleh 21 hotel dan resort bintang 5 dan 4 yang tersebar di 350 hektar.

Pada Juli 2022, rata-rata okupansi hotel di The Nusa Dua mencapai 65,4 persen, naik dari 60,1 persen pada Juni. Okupansi hotel ada 8,2 persen pada Juli 2021. Sejumlah acara yang diadakan oleh pemerintah di kawasan Nusa Dua antara lain: acara sampingan G20, menjelang puncak KTT G20 pada bulan November.

Direktur Eksekutif The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita, mengakui konferensi yang digelar sejumlah kementerian dan lembaga negara itu turut mendorong pemulihan kondisi di Nusa Dua. LagipulaAcara Lempeng Merah ini diikuti dengan rangkaian acara Lempeng Hitam (swasta) dan perorangan yang menghidupkan kawasan Nusa Dua.

“Dalam dua bulan terakhir, lebih dari separuh hotel di Nusa Dua mencapai tingkat hunian di atas 70 persen. Kami percaya kenaikan tingkat hunian ini merupakan indikasi kebangkitan pariwisata di Bali dan bukan hanya di Nusa Dua,” kata I Gusti Ngurah Andika.

Tingkat hunian hotel di Bali terus meningkat. Pada Juni 2022, okupansi hotel di Bali telah mencapai 38,8 persen, dengan pangsa terbesar adalah hotel bintang 1 (53 persen) dan hotel bintang 2 sebesar 40 persen. Bintang tiga ke atas memiliki tingkat hunian yang sedikit lebih rendah, yakni 35-39 persen. Lagipula, belum semua hotel di Bali beroperasi. Mereka menunggu sampai kondisinya benar-benar pulih.

Dalam kondisi puncak seperti 2019, wisatawan yang berkunjung ke Bali bisa mencapai hampir 16 juta, terdiri dari 6 juta wisman dan 10 juta wisman. Menurut catatan BPS Bali, wisman yang berkunjung ke Bali tahun ini terbagi atas wisman dari Australia (19,76 persen), China (19,25 persen), India (5,83 persen), Inggris (4,59 persen) persen) dan sebagian kecil mendominasi. dari Amerika Serikat, Jepang, Perancis dan Korea Selatan, Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya.

Profil wisatawan asing yang berwisata ke Bali dengan wisatawan yang berkunjung ke destinasi lain sedikit berbeda. Pada 2019, data pariwisata BPS menunjukkan secara nasional, turis asing terbanyak berasal dari Malaysia (18,5 persen), China (12,9 persen), Singapura (12,2 persen), dan Australia (8,6 persen). Dalam jumlah yang lebih kecil adalah wisatawan asing dari Korea Selatan, Jepang, India, Amerika dan negara-negara Eropa.

Arus wisatawan dari negara tetangga Malaysia, beberapa di antaranya memilih destinasi wisata di kota Medan, Danau Toba, Sumatera Barat, Jakarta, Bandung dan sebagian Kepulauan Riau (Kepri). Orang Singapura dan ekspatriatnya juga menyukai Kepulauan Riau, terutama Batam dan Bintan. Tak heran jika Kepulauan Riau menjadi tujuan wisata terpopuler kedua di Indonesia setelah Bali dalam hal menarik wisatawan mancanegara.

Pada 2019, dari 16,75 juta wisman yang mengunjungi seluruh destinasi Indonesia, Bali menyumbang 38,5 persen dan Kepulauan Riau 17,3 persen. Di tempat ketiga adalah DKI Jakarta dengan 15 persen. Setelah dua tahun mengalami penurunan terkait pandemi, destinasi wisata Indonesia kini kembali bermunculan.

Untuk Kepri, situasi pada triwulan I 2022 masih lesu. Wisatawan Malaysia dan Singapura tidak akan datang lagi hingga April dengan sekitar 12.000 orang. Kemudian jumlahnya berlipat ganda pada bulan-bulan berikutnya. Pada semester I 2022, Kepri hanya mencatat sekitar 85.000 wisman. Diperkirakan sekitar 600.000 wisman hingga akhir 2022. Masih jauh dari kinerja 2019 yakni 2,35 juta wisman.

Situasi pandemi yang diikuti dengan krisis pangan dan energi global tentunya akan mempengaruhi dunia pariwisata nasional pada tahun 2022. LagipulaBanyak pihak optimistis target 1,8-3,6 juta wisman pada 2022 bisa tercapai. Negara asal wisman seperti Australia, India, Malaysia, China, dan Singapura belum terlalu terkena imbas krisis global. Pandemi di negara-negara tersebut kini semakin terkendali, sehingga mobilitas warganya tidak terhambat.

Situasi ekonomi nasional terus membaik bahkan tumbuh lebih dari 5 persen pada semester pertama tahun ini. Mobilitas masyarakat lokal terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Lalu lintas antarkota dan nasional yang menggunakan berbagai sarana transportasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Misalnya, pada Juni 2021, hanya ada 3,82 juta penumpang yang berangkat dari terminal penerbangan domestik, menurut BPS. Namun pada Juni 2022, jumlahnya dinaikkan menjadi 4,87 juta.

Begitu juga untuk kereta api, meningkat dari 14,47 juta (Juni 2021) menjadi 23,48 juta keberangkatan (Juni 2022). Ada pertumbuhan positif. Sertifikat merah untuk semester I-2021 telah berubah menjadi biru.

Perjalanan domestik bisa untuk tujuan ekonomi, resmi atau wisata. Namun pada akhirnya akan meningkatkan okupansi hotel. Menurut BPS, tingkat hunian hotel bintang lima di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada semester I 2022 cukup tinggi, yakni 66,45 persen, Kalimantan Timur 64,56 persen, dan Lampung 58,87 persen.

Peningkatan okupansi hotel ini juga dapat memberikan efek spillover dimana-mana, baik di restoran, kafe, taksi, gojek, seni pertunjukan, barang oleh-oleh dan banyak produk lokal lainnya. Mobilitas warga tentu memiliki banyak keuntungan.

Pengarang: Putut Trihusodo
Penerbit: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Anda dapat mengirim ulang, menulis ulang, dan/atau menyalin konten ini asalkan Anda mencantumkan sumbernya Indonesia.go.id

Source: www.indonesia.go.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button