Anggun dan Berwibawa, Intip 7 Pakaian Adat Yogyakarta Ini - WisataHits
Yogyakarta

Anggun dan Berwibawa, Intip 7 Pakaian Adat Yogyakarta Ini

5. Jangan hitam

Abdi Dalem jaler (laki-laki) mengenakan busana Peranakan sedangkan Abdi Dalem estri (perempuan) mengenakan janggan hitam saat menjalankan tugasnya di Keraton Yogyakarta. Janggan adalah baju dengan model menyerupai surjan, dilengkapi dengan kancing untuk menutup leher.

Warna kain yang digunakan juga harus hitam. Janggan berasal dari kata “jangga” yang berarti tenggorokan.

Hal ini menunjukkan keindahan dan kesakralan wanita istana dan wanita Jawa pada umumnya. Sedangkan warna hitam merupakan simbol kekokohan, kesederhanaan, kedalaman, serta sifat kewanitaan yang murni dan saleh.

6. Blangkon

Saat mengenakan pakaian adat pada acara-acara resmi, pria Jawa sering memakai hiasan kepala berupa blangkon. Blangkon dikenal memiliki dua jenis yaitu Blangkon Yogyakarta dan Blangkon Solo.

Ada beberapa perbedaan antara Blangkon Yogyakarta dan Solo, salah satunya adalah blangkon terlentang atau mondolan. Mondolan blangkon solo datar sedangkan blangkon Yogyakarta menggembung.

Selain itu, blangkon solo terbuat dari kain tie dye berwarna kecoklatan, sedangkan blangkon Yogyakarta terbuat dari kain tie dye berwarna putih. Sedangkan blangkon Yogyakarta terdiri dari berbagai motif, seperti B. Motif Modang, Babi Hutan, Kumitir, Blumbangan, Jumputan, Taruntum. wirasat dan sido asih yang masing-masing memiliki arti tersendiri,

7. Batik Yogyakarta

Awalnya, batik, seni menggambar atau melukis di atas kain, hanya dilakukan di sekitar istana. Hasilnya digunakan untuk pakaian raja, keluarga kerajaan dan para pendukungnya.

Namun, saat ini siapa saja bisa memakainya. Bahkan batik telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya.

Motif ikat celup Yogyakarta memiliki ciri khas yaitu banyak daerah yang berwarna putih bersih dan motif geometris dibuat jauh lebih besar dari pada motif geometri ikat celup Surakarta.

Selain itu, Batik Yogyakarta identik dengan latar belakang putih, hitam, coklat, dan abu-abu. Motif ikat celup Yogyakarta terdiri dari beberapa jenis, di antaranya motif parang rusak, barong, slobog, sidomukti, ceplok ksatria, truntum, dan sido asih.

Selain pakaian di atas, ada beberapa gaya lain dari pakaian tradisional Yogyakarta yang sering dipakai dalam upacara adat keraton. Selain itu, juga memiliki beragam gaun pengantin yang tak kalah unik.

Pengarang: Resla Aknaita Chako

Source: www.liputan6.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button