Tantangan Resesi Global, Yogyakarta Perjuangkan Potensi Pariwisata Dalam Negeri - WisataHits
Yogyakarta

Tantangan Resesi Global, Yogyakarta Perjuangkan Potensi Pariwisata Dalam Negeri

TEMPO.CO, jakarta – Masalah resesi global pada tahun 2023 dikhawatirkan juga akan mempengaruhi kunjungan wisman ke Yogyakarta. Dinas Pariwisata DI Yogyakarta dan Keraton Yogyakarta berupaya merumuskan langkah-langkah untuk menjaga stabilitas sektor pariwisata agar tidak terkena resesi jika terjadi secara masif.

“Meski resesi global sudah di depan mata pada 2023, namun sebenarnya menjadi tantangan bagi Yogya untuk menggeliatkan wisatawan domestik,” kata Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DI Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, Minggu, 30 April 2022. .

Untuk mendorong wisatawan domestik untuk merencanakan kunjungan yang lebih luas ke Yogyakarta, perlu disusun semacam paket yang menarik wisatawan tidak hanya untuk mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal, kata Bendara. Misalnya, kunjungan wisatawan ke Yogyakarta saat ini masih didominasi oleh destinasi seperti keraton atau Malioboro.

Padahal, menurut Bendara, ada banyak desa atau desa wisata di Yogyakarta yang tak kalah menarik. Oleh karena itu, dibuat semacam branding destinasi desa atau desa wisata dengan menggunakan ikon wisata yang sudah mapan atau terkenal.

Misalnya, kata Bendara, Keraton Yogyakarta yang menjadi ikon wisata di Yogya bisa menjadi pemicu kunjungan ke desa-desa wisata terdekat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan dari paket yang dibundel.

“Oleh karena itu, kami berusaha untuk mempromosikan setidaknya desa-desa yang radiusnya masih sekitar 1.000 meter dari Keraton Yogyakarta, seperti Desa Wisata Gedongkiwo yang masih memiliki kesamaan garis dengan Keraton Yogyakarta,” kata Bendara.

Di desa wisata Gedongkiwo terdapat kediaman pangeran Keraton Yogyakarta yang bernama Ndalem Suryowijayan dan Ndalem Condronegaran. Desa di Jalan Suryowijayan, Gedongkiwo, Kota Yogyakarta ini juga menjadi tempat tinggal mendiang Mien Brodjo, salah satu pelukis ternama Yogya.

Rumah tersebut saat ini ditempati oleh putri sulungnya, yang kemudian membuka rumah ibunya sebagai kedai kopi.

“Desa wisata bisa menjadi destinasi wisata baru yang perlu dipromosikan secara digital, salah satunya dengan mengaktifkan media sosial. Dengan branding desa wisata kampus ini, kami menargetkan masa inap wisatawan minimal dua malam.” .

Bendara mengatakan ada banyak desa wisata di sepanjang poros filosofis, termasuk melintasi Tugu Yogyakarta-Malioboro-Karton Yogyakarta-Panggung Krapyak. Desa wisata bisamerek Gunakan ikon target terdekat dengan lebih agresif.

Kepala Biro Pariwisata DIY Singgih Rahardjo mengatakan: merek Destinasi wisata di Yogyakarta saat ini dapat lebih efektif dengan memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang seperti aplikasi Visiting Jogja. Dari aplikasi ini, wisatawan dapat lebih mudah mencari informasi tentang berbagai alternatif tujuan wisata dan merencanakan kunjungannya terlebih dahulu.

Baca juga: Musim hujan, jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta terus meningkat

Selalu update informasi terbaru. Lihat berita Tempo.co terbaru dan berita unggulan di saluran Tempo.co Update Telegram. klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button