5 Warung Gudeg Paling Legendaris di Jogja, Harga Terjangkau
Yogyakarta sering disebut sebagai kota hangat. Ada banyak warung legendaris di Yogyakarta yang bisa Anda kunjungi, mulai dari Gudeg Yu Djum hingga Gudeg Permata. Gudeg sendiri merupakan makanan khas Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan bumbu hingga berwarna coklat tua. Yuk intip 5 Gudeg paling legendaris di Jogja yang masih eksis sampai sekarang!
1. Gudeg permata
Gudeg permata | Instagram
Booth yang hangat ini tidak pernah sepi pengunjung. Sebagian besar pelanggan adalah turis. Meski demikian, banyak warga sekitar yang sering mengunjungi Gudeg Permata. Hidangan gudeg dari tempat ini hangat dan basah. Ciri khasnya adalah sambal areh dan kreceknya yang gurih yang digoreng dengan saus. Ada juga tambahan sambal tempe dan daun singkong.
Sebagai pelengkap, tersedia juga aneka lauk pauk seperti paha, sayap, dan dada ayam. Lalu ada juga tahu dan telur bebek. Meski ramai dan diburu wisatawan, harga gudeg di Gudeg Permata cukup terjangkau, sekitar Rp 14.000.
Baca Juga: 7 Spot Kuliner Gudeg di Kediri, Obat Bagi Yang Rindu Jogja
2. Gudeg Yu Djum
Gudeg Yu Djum | Instagram
Toko tersebut telah beroperasi sejak Yu Djum berusia 17 tahun. Gudeg yang ditawarkan oleh Yu Djum memiliki ciri khas tersendiri yaitu gudegnya yang kering, berwarna coklat kemerahan dan memiliki rasa yang manis.
Gudeg juga disiapkan dengan cara tradisional. Stand pemanasan legendaris ini terletak di Jalan Kaliurang, sebelah utara Universitas Gadjah Mada (UGM) tepatnya. Untuk seporsi gudeg di sini harganya sekitar Rp20.000. Gudeg Yu Djum juga tak kalah populer, sehingga tak heran jika warung ini kerap dijadikan destinasi wisata kuliner. Banyak wisatawan yang datang ke Yogyakarta penasaran dengan rasa gudegnya.
3. Gudeg Mercon Bu Tinah
Gudeg Mercon Bu Tinah |
Lanjutkan membaca artikel berikut
Favorit Editor
Gudeg Mercon Bu Tinah juga dikenal sebagai gudeg legendaris di Yogyakarta karena sudah beroperasi sejak tahun 1992. Pemiliknya dikenal sebagai Ngatinah. Gudeg yang ditawarkan di sini juga memiliki ciri khas tersendiri.
Ciri khasnya adalah perpaduan aroma manis dan pedas. Oleh karena itu, Gudeg ini cocok untuk pecinta panas. Rasa gurih yang ditawarkan membuat Ngatinah menjuluki olahan gudeg yang mereka jual “Mercon”.
Selain itu, Ngatinah menawarkan berbagai macam lauk pauk untuk melengkapinya. Ada lauk mulai dari ayam, ceker, telur, tumis dan lainnya. Satu porsi gudeg ini harganya sekitar Rp15.000 hingga Rp20.000. Lokasinya bisa Anda temukan di Jl. Asem Gede No.8, Yogyakarta.
4. Gudeg Manggar Bu Jumilan
Gudeg Manggar Bu Jumilan | https://bantulpedia.bantulkab.go.id/
Ada Gudeg legendaris di daerah Bantul yang bisa Anda kunjungi. Stand Gudeg ini dikenal dengan nama Gudeg Manggar Bu Jumilan. Ada satu hal yang membuat gudeg ini berbeda dengan gudeg lainnya yaitu campuran mangar dalam proses pembuatannya. Manggar adalah bunga kelapa muda sehingga menghasilkan gudeg yang teksturnya lebih padat dan rasanya gurih.
Seporsi Gudeg hadir dengan harga yang cukup terjangkau di sini. Hanya dengan merogoh kocek sekitar Rp 8.000 hingga Rp 17.000 kamu sudah bisa menikmati makanan khas Yogyakarta ini. Anda bisa mengunjungi Warung Gudeg Manggar Bu Jumilan di Jl. Srandakan Km 8, Bantul, Yogyakarta.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Tempat Makan Gudeg di Gunungkidul, Rasanya Asli
5. Gudeg Bu Djuminten
Gudeg Bu Djuminten | Tangkapan layar //www.youtube.com/@AnekaWisata
Gudeg Bu Djuminten juga dikenal sebagai Gudeg legendaris di Yogyakarta karena sudah beroperasi sejak tahun 1926. Stand Gudeg ini masih buka hingga sekarang dan telah diwariskan oleh generasi ketiga. Gudeg ini memiliki cita rasa yang istimewa karena perpaduan rasa manis dan gurih yang pas.
Rasa gurih tercipta dari kuah areh yang berpadu dengan manisnya gudeg yang terbuat dari nangka yang sudah lama dimasak. Harga seporsi gudeg di sini sekitar Rp 14.000 hingga 45.000. Kandang hangat ini bisa dikunjungi di Jl. Asem Gede nomor 14, Yogyakarta.
Komunitas IDN Times adalah media yang menawarkan platform untuk menulis. Semua karya tulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Source: news.google.com