Ini bukan hanya soal modal, tapi juga penyebab meruginya usaha penangkapan ikan - WisataHits
Yogyakarta

Ini bukan hanya soal modal, tapi juga penyebab meruginya usaha penangkapan ikan

Ini bukan hanya soal modal, tapi juga penyebab meruginya usaha penangkapan ikan

Harianjogja.com, BANTUL — Permodalan masih menjadi kendala bagi kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) dalam pengembangan budidaya ikan. Selain itu, motivasi untuk tetap bertahan dalam usaha budidaya juga menjadi penyebab sulitnya mengembangkan Pokdakan.

Kristanto Kurniawan, Kepala Dinas Perikanan dan Budidaya Perairan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul, mengatakan Pokdakan masih terkendala permodalan. Modal penting karena menentukan keberlanjutan budidaya.

“Terkadang setelah grup [budi daya ikan] didirikan dan mendapat dukungan modal, mereka justru akan aktif bercocok tanam atau berusaha. Nah, tapi kalau modalnya habis, lama kelamaan akan dievakuasi karena tidak ada aktivitas. Padahal bukan hanya vakum, tapi bubar,” kata Kristanto saat ditemui di kantornya, Jumat (27/1/2023).

Kristanto mengatakan jika ada kekosongan Pokdakan, pihaknya akan mengerahkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) untuk mendapatkan pengurus dan anggota Pokdakan yang ingin bangkit untuk budidaya ikan. Menurut data tahun 2021, terdapat 431 kelompok Pokadakan di Kabupaten Bantul.

“Jika kamu tidak bisa; dalam artian banyak member atau admin yang keluar maka akan kami hidupkan kembali dengan mencari orang baru. Namanya tidak berubah, hanya orang sebagai pengurus saja yang berubah,” katanya.

BACA JUGA: Mengantisipasi dampak bencana terhadap tempat wisata, Cakruk Wisata Istimewa kembali menjadi andalan

Belum lama ini di Singosaren III, Banguntapan, Bantul, ada Pokdakan yang dihidupkan kembali karena lama tidak aktif. Kepengurusan baru juga ditegaskan sekali lagi oleh Lurah Singosaren. Selain itu, nomor registrasi mereka akan diperbarui lagi.

“Intinya revitalisasi terjadi terutama karena modal. Kalau ada kelompok yang sudah bercocok tanam tapi tidak menghasilkan apa-apa, sulit untuk memulai lagi,” ujarnya.

Selain itu, Kristanto menjelaskan bahwa ada perbedaan sifat kelompok yang mempengaruhi hasil tumbuh.

“Ada kelompok yang rajin dan ada kelompok yang malas. Segala macam hal. Mereka juga terkadang melakukan pekerjaan serabutan. Jadi ya tumbuhnya setengah-setengah, jadi hasilnya tidak maksimal, lanjutnya.

Tegasnya, Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul tidak bisa memberikan bantuan modal. Namun DKP akan memberikan fasilitas pelatihan serta bibit dan pakan ikan. Meski demikian, DKP Pokdakan yang kehabisan dana akan tetap membantu dengan mengusulkan mereka menggunakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Kita bisa mempertemukan mereka dengan lembaga yang berkompeten dalam pendanaan. Misalnya, BPD dan BRI bisa memberikan KUR. Toh, ada beberapa bank yang menawarkan KUR,” ujarnya.

Pada Februari 2023, DKP akan segera memberikan pelatihan kepada Pokdakan. Total Pokdakan yang dilatih hingga akhir tahun ini mencapai 67 Pokdakan dengan anggaran pelatihan mencapai Rp 1,5 miliar dalam penyediaan bibit dan pakan ikan.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button