Desa Wisata Bilebante Lombok, nikmati kuliner hingga bersepeda keliling sawah - WisataHits
Jawa Barat

Desa Wisata Bilebante Lombok, nikmati kuliner hingga bersepeda keliling sawah

JAKARTA, investor.id – Desa Wisata Bilebante, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menawarkan suasana alam desa yang tenang dan persawahan yang hijau. Wisatawan bisa bersepeda melewati pematang sawah, mencicipi masakan khas Lombok, buah durian asli hingga pijat yang menyegarkan.

“Masyarakat Desa Wisata Bilebante sangat terbuka dengan wisatawan. Wisatawan bisa bersepeda menyusuri sawah, menikmati kuliner khas Bilebante, makan durian tua atau pijat di sawah,” kata Pahrul Azim, Direktur Desa Wisata Bilebante. berlawanan Investor Daily di Desa Wisata Bilebante, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (28/11/2022).

Investor Daily berkesempatan mengunjungi Desa Wisata Bilebante bersama BCA Bank Group. Selama beberapa tahun, Bilebante menjadi desa binaan BCA dalam program Bakti BCA. Setibanya kami disambut minuman selamat datang dalam bentuk minuman yang disebut mulegati.

“Mulegati dalam bahasa Sasak artinya benar-benar benar. Namun sebenarnya minuman teh serai adalah singkatan dari ekstrak daun serai, jahe merah, kunyit, kayu sekan, tepung rumput laut, gula formice dan gula pasir. Khasiatnya menghangatkan dan menyegarkan badan yang lelah,” ujar Ketua UMKM Desa Bilebante, Zaenab.

Welcome drink langsung dilanjutkan dengan makan siang. Wah, seporsi besar nasi dengan lauk pauk dan sayur khas Lombok Tengah menggoda lidah kita. Menunya terdiri dari ayam merangkat, sayur lodeh pisang gedebong, plecing kangkung, ikan nila goreng dan sambal terasi.

“Ayam ini biasanya untuk pengantin baru. Dia menangkap Isya karena jagungnya tidak bisa melihat saat itu, jadi mudah menangkapnya,” jelas Pahrul.

Bagi penyuka rasa pedas dan gurih, menu ini benar-benar menggugah selera. Makan siang diakhiri dengan secangkir kopi Lombok yang nikmat.

Tak berapa lama kami disuguhi alunan musik dan tarian khas Bali yang mirip dengan Lombok, kami sudah tidak sabar untuk bersepeda mengelilingi sawah. Jalur sepeda melewati kebun dan kemudian ke jalan utama yang membelah sawah. Belok ke jalan setapak di tengah sawah. Sepeda dikayuh perlahan sambil menghirup segarnya udara desa.

Pendapatan Rp 50 juta per minggu

Desa Wisata Bilabante merupakan satu dari sekian banyak desa wisata yang berjuang untuk maju dan maju pasca pandemi Covid-19. Sebelum menjadi desa wisata, Bilebante merupakan bekas kawasan penambangan pasir. “Kami terus memberikan pembinaan kepada desa wisata ini untuk lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas pelayanannya,” ujarnya Wakil Presiden Eksekutif Komunikasi Perusahaan dan Tanggung Jawab Sosial BCA Hera F Haryn.

Hera mengatakan Desa Wisata Bilebante merupakan salah satu dari 12 desa wisata binaan BCA. Bilebante cukup sukses, bahkan meraih juara 2 kategori Alam di BCA Desa Wisata Awards. Desa Wisata Bilebante saat ini mempekerjakan 60 orang yang diambil dari penduduk setempat.

“Sejak kami menjadi desa wisata, hanya 15% pemuda di sini yang bekerja sebagai TKI di luar negeri. Sebelumnya sekitar 30% menjadi TKI,” kata Pahrul yang memanfaatkan media sosial Facebook, Instagram dan Tiktok serta mengajak travel agent untuk mempromosikan paket Desa Wisata Bilebante.

Promo paket wisata 3 hari 2 malam Keluarga tamu, kuliner khas Lombok, sepeda dan ATV keliling sawah, kelas memasak kuliner khas Lombok, kebun herbal dan pasar ikan. Paket tidak termasuk spa.

Paket ini sangat diminati wisatawan lokal dari sejumlah daerah seperti Jakarta, Bandung, Malang, Sidoarjo bahkan Aceh. “Sebelum pandemi, sekitar 800 wisatawan datang ke sini dalam seminggu. Tapi sekarang sudah mulai jemput lagi dan hanya sekitar 200 orang yang datang dalam seminggu,” kata Pahrul.

Dari sisi UMKM lokal, desa wisata ini berhasil meraup pendapatan Rp 4 juta per bulan. Pendapatan ini berasal dari penjualan minuman serbuk mulegati, keripik singkong, plecing dan sebagainya.

“Dengan menjual paket wisata menginap 3 hari 2 malam seharga Rp 700.000,- kita bisa mendapatkan penghasilan Rp 50-60.000 per minggu,” kata Pahrul bangga.

Penerbit : Mardiana Makmun ([email protected])

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button