21 ASN Terinfeksi HIV/AIDS di Klaten
clats – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Klaten menetapkan ada 21 Pejabat Negara (ASN) di Kota Bersinar yang terinfeksi HIV/AIDS. Namun, tidak semua orang Klaten. Namun, ditemukan saat mengakses layanan kesehatan di Klaten.
“Data (21 ASN) itu kumulatif dari 2007 hingga 2022. Tahun ini juga ada ASN yang terjangkit HIV/AIDS,” kata Ronny Roekmito, sekretaris KPA Klaten, saat dihubungi Jawa Pos Radar Solo melalui telepon, Rabu (21/9).
Ronny menjelaskan, 21 ASN yang terinfeksi HIV/AIDS tidak tertular melalui penggunaan jarum suntik narkoba. Daripada melakukan hubungan seks yang tidak aman. Kini ASN masih dirawat secara rutin dengan meminum obat antiretroviral (ARV) setiap hari.
Dalam pencegahan penularan kasus HIV/AIDS di Klaten, sosialisasi dilakukan dari sisi hulu. Tentu melibatkan berbagai pihak. Baru-baru ini, KPA telah bekerja sama dengan pengelola pariwisata dan hotel untuk terlibat dalam mengedukasi pengunjung mereka melalui berbagai media.
“Kami menekankan sisi pendidikan di sisi hulu. Baru-baru ini kami mengumpulkan manajer wisata di Prambanan. Kami juga berharap tempat wisata, hotel dan panti pijat berperan dalam memberikan informasi untuk mencegah penularan HIV/AIDS,” ujarnya.
Ia yakin sosialisasi yang intensif dan masif dapat membantu menekan kasus HIV/AIDS di Klaten. Namun, ini bukan hanya tugas KPA Klaten, namun berbagai pihak dihimbau untuk ikut serta dalam sosialisasi tersebut.
Aktivis KPA Klaten Amin Bagus Panuntun menambahkan, sosialisasi khusus ASN terkait pencegahan penularan HIV/AIDS belum pernah dilakukan. Hanya saja KPA berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Badan Pembinaan Kepegawaian dan Kepegawaian Klaten (BKPSDM). Ini terkait ASN positif HIV/AIDS,” ujarnya. (Rusa Kutub/Roti/Ibu)
clats – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Klaten menetapkan ada 21 Pejabat Negara (ASN) di Kota Bersinar yang terinfeksi HIV/AIDS. Namun, tidak semua orang Klaten. Namun, ditemukan saat mengakses layanan kesehatan di Klaten.
“Data (21 ASN) itu kumulatif dari 2007 hingga 2022. Tahun ini juga ada ASN yang terjangkit HIV/AIDS,” kata Ronny Roekmito, sekretaris KPA Klaten, saat dihubungi Jawa Pos Radar Solo melalui telepon, Rabu (21/9).
Ronny menjelaskan, 21 ASN yang terinfeksi HIV/AIDS tidak tertular melalui penggunaan jarum suntik narkoba. Daripada melakukan hubungan seks yang tidak aman. Kini ASN masih dirawat secara rutin dengan meminum obat antiretroviral (ARV) setiap hari.
Dalam pencegahan penularan kasus HIV/AIDS di Klaten, sosialisasi dilakukan dari sisi hulu. Tentu melibatkan berbagai pihak. Baru-baru ini, KPA telah bekerja sama dengan pengelola pariwisata dan hotel untuk terlibat dalam mengedukasi pengunjung mereka melalui berbagai media.
“Kami menekankan sisi pendidikan di sisi hulu. Baru-baru ini kami mengumpulkan manajer wisata di Prambanan. Kami juga berharap tempat wisata, hotel dan panti pijat berperan dalam memberikan informasi untuk mencegah penularan HIV/AIDS,” ujarnya.
Ia yakin sosialisasi yang intensif dan masif dapat membantu menekan kasus HIV/AIDS di Klaten. Namun, ini bukan hanya tugas KPA Klaten, namun berbagai pihak dihimbau untuk ikut serta dalam sosialisasi tersebut.
Aktivis KPA Klaten Amin Bagus Panuntun menambahkan, sosialisasi khusus ASN terkait pencegahan penularan HIV/AIDS belum pernah dilakukan. Hanya saja KPA berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Badan Pembinaan Kepegawaian dan Kepegawaian Klaten (BKPSDM). Ini terkait ASN positif HIV/AIDS,” ujarnya. (Rusa Kutub/Roti/Ibu)
Source: radarsolo.jawapos.com