5 Wisata Sejarah Kemerdekaan Indonesia, dari Tugu Sampai Hotel - WisataHits
Jawa Barat

5 Wisata Sejarah Kemerdekaan Indonesia, dari Tugu Sampai Hotel

Ilustrasi Wisata Sejarah Kemerdekaan Indonesia. Foto: PexelsAgustus adalah Bulan Kemerdekaan. Ada banyak cara untuk merayakan Bulan Kemerdekaan ini. Salah satu contoh paling sederhana adalah memasang spanduk merah putih di halaman rumah.

Pencinta alam biasanya akan mendaki gunung atau menyelam ke laut untuk mengibarkan bendera Indonesia. Jika Anda suka jalan-jalan, wisata ke tempat-tempat bersejarah bisa menjadi pilihan.

Hampir setiap daerah di Indonesia pasti memiliki situs sejarah yang bisa dikunjungi. Dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah revolusi Indonesia, semangat nasionalisme akan tumbuh dan juga akan ada apresiasi yang mendalam terhadap para pahlawan.

Wisata Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Selain bersenang-senang di Hari Kemerdekaan, berburu ilmu di tempat-tempat bersejarah. Datang dan ikuti salah satu dari lima Wisata Sejarah Kemerdekaan Indonesia di bawah ini: Suasana Monumen Proklamasi, Jakarta, Kamis (9/8/2018). Foto: Iqbal Firdaus/Reel

Momen proklamasi merupakan salah satu momen terpenting kemerdekaan Indonesia. Jadi kalau bicara sejarah kemerdekaan, Tugu Proklamasi wajib dikunjungi. Sebab di tempat itu adalah Soekarno yang didampingi oleh Moh. Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Sebelum menjadi Tugu Proklamasi, situs ini dulunya adalah rumah Soekarno. Namun, rumah itu dihancurkan oleh Sukarno sendiri.

Sebaliknya, pada tahun 1946, Monumen Proklamasi didirikan untuk menghormati peristiwa bersejarah ini. Ada tiga monumen di situs Monumen Proklamasi, yaitu Monumen Petir, Patung Soekarno Hatta dan Monumen Wanita.

Monumen Proklamasi terletak di Jl. Proklamasi No. 10, RT.10/RW.2, Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Tur ini gratis untuk dikunjungi.

2. Museum Penyusunan Naskah Kabar Sukacita

Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Foto: website munasprok.go.id

Museum Perumusan Naskah Proklamasi dulunya adalah kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Dia adalah seorang perwira senior di Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda yang bersimpati dengan perjuangan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan. Maka ia membiarkan rumahnya menjadi tempat perumusan teks proklamasi.

Pada tahun 1992 rumah itu akhirnya diubah menjadi museum. Di museum ini terdapat benda-benda bersejarah yang berperan dalam perumusan teks proklamasi.

Lokasi museum berada di Jalan Imam Bonjol Nomor 1 Menteng, Jakarta Pusat. Wisata ini buka setiap hari kecuali hari Senin dan hari libur nasional. Harga tiket masuknya adalah:

  • Dewasa lajang Rp2.000

  • Rombongan dewasa (min. 20 orang) Rp1.000/orang

  • Rombongan anak-anak (min. 20 orang) Rp 500/orang

  • Pengunjung asing Rp 10.000

Suasana rumah penculikan Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok, Karawang, Rabu (15/8/2018). Foto: Iqbal Firdaus/Reel

Sehari sebelum pembacaan teks proklamasi, pada malam 16 Agustus 1945, Soekarno dan Moh Hatta “diculik” oleh sekelompok pemuda bernama Menteng 31 ke sebuah rumah di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Alasan “penculikan” itu adalah agar Soekarno dan Moh Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Kelompok pemuda menginginkan kedua penerbit itu segera membacakan Proklamasi Kemerdekaan, dan tidak perlu melalui PPKI.

Rumah di Rengasdengklok tempat penculikan itu terjadi adalah rumah seorang warga Tionghoa bernama Djiaw Kie Siong. Lokasinya terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 33, Rengasdengklok Utara, Karawang, Jawa Barat.

Hotel Majapahit dulunya bernama Hotel Yamato. Terletak di jantung kota Surabaya, menjadi saksi bisu perjuangan heroik antara pemuda Surabaya dan Belanda.

Pada saat ini, arec Surabaya marah dengan kehadiran penjajah di Surabaya setelah kemerdekaan. Kejadian berawal dari sekelompok penjajah Belanda yang dipimpin oleh Pak Ploegman mengibarkan bendera Belanda di kanan atas Hotel Yamato.

Pemuda Surabaya pun ikut emosi dan menyobek cat biru pada bendera merah-putih-biru Belanda. Insiden ini mengakibatkan kematian Mr. Ploegmann.

Peristiwa ini memicu Pertempuran Surabaya dan dianggap sebagai pertempuran terbesar dan tersulit dalam sejarah Revolusi Indonesia. Setiap Hari Pahlawan, 10 November, memperingati pertempuran.

Hotel Majapahit masih berdiri dan aktif menerima tamu. Wisatawan lokal maupun mancanegara sering menginap di hotel ini.

5. Benteng Rotterdam

Suasana di sekitar Benteng Rotterdam Makassar. Foto: True Nugroho/Spool

Terakhir adalah Fort Rotterdam yang erat kaitannya dengan Dutch Trade Association (VOC). Benteng ini sudah ada sejak abad ke-17 dan disebut Benteng Ujung Pandang. Bangunan bergaya Eropa ini menjadi saksi bisu kemegahan Kesultanan Gowa.

Namun, setelah Perang Makassar berakhir dengan Kesepakatan Bungaya antara Kerajaan Gowa (diwakili oleh Sultan Hasanuddin) dan Belanda (diwakili oleh Speelman), Benteng Ujung Pandang akhirnya menjadi markas pemerintah Belanda di Indonesia Timur.

Namanya diubah menjadi Fort Rotterdam mengacu pada tempat kelahiran Speelman. Ada banyak koleksi menarik di Fort Rotterdam, termasuk manuskrip La Galigo yang diakui UNESCO kenangan dunia. Tiket masuk Benteng Rotterdam cukup terjangkau sekitar Rp 5.000.

Nah, itulah beberapa tempat wisata yang bisa kamu kunjungi untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Source: kumparan.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button