4 MB Aksi di Margomulyo - BeritaKaltim.Co - WisataHits
Jawa Tengah

4 MB Aksi di Margomulyo – BeritaKaltim.Co

4 MB Aksi di Margomulyo – BeritaKaltim.Co

DUA hari menjelang Tahun Baru 2023 saya menyusuri Muara Margomulyo. Tidak jauh dari SMA 8 Balikpapan. Yang mengundang saya penduduk setempat. Mereka membentuk organisasi bernama 4MB. “Itu singkatan dari: Muara Margomulyo Maju Bersatu,” kata Ketua Pak Singing.

Tentu saja, nyanyian Pak ini bukanlah nyanyian Martohartono, pencipta lagu “Bengawan Solo”. Namun jika maestro Keroncong ini masih hidup, mungkin ia juga akan menciptakan lagu “Bengawan Margomulyo”.

Saat saya menaiki perahu kecil tak bermesin yang mereka namakan “eco-raft”, saya diajak melihat keadaan air di sana. Mangrove kiri kanan atau pohon bakau ditumbuhi akar menyilang. Eco-raft ini rasanya belum ada dimana-mana. 4MB berfungsi. Mengapung karena bagian bawahnya terbuat dari botol plastik. Tak kurang dari seribu botol plastik terkumpul di sungai itu.

Asyik juga naik eco-raft sambil ngobrol sama Pak Sing, bapak 4 anak ini. Salah satu putranya, Krisna Arif Sanjaya, duduk di SMA 1 bersama cucu saya yang kini belajar Dafa di Jogya.

Turut dalam rakit tersebut adalah anak-anak Ciro Waste, sebuah organisasi lingkungan yang memiliki visi kuat untuk pengelolaan sampah. Ketuanya, Dianasa Ester Bassay, adalah gadis muda lulusan Universitas Brawijaya. Ia mengatakan Limbah Ciro adalah a startup pengelolaan sampah berkelanjutan dengan konsep ekonomi sirkular.

ekspresi ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar didefinisikan oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF) sebagai prinsip untuk mengelola sumber daya alam secara lebih efisien, mengurangi limbah produksi dan menggunakan kembali material yang ada.

Ekonomi sirkular dipandang sebagai terobosan baru dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Bahkan, pemerintah memasukkan program ekonomi sirkuler dalam Visi Indonesia 2045 dan RPJMN 2020-2024.

“Kita ingin mengubah sampah dari masalah menjadi berkah, sehingga sampah bisa menjadi salah satu penggerak perekonomian,” ujar Dian bersemangat. Ia ditemani oleh teman-temannya antara lain Chelvin Silap, Rafly, Naura dan Deska.

Dalam menjalankan programnya, Ciro Waste mengembangkan tiga strategi yaitu edukasi, pemberdayaan dan teknologi. Dengan ketiga hal tersebut, dibangun sistem yang terintegrasi melalui pengembangan aplikasi aplikasi CIROES untuk perangkat seluler (Pahlawan Ekonomi Edaran) dan CISTORE (bank sampah hari ini). “Kami yakin dengan cara ini akan mempermudah dan mempercepat proses pengumpulan secara terpisah karena semuanya sudah terintegrasi dalam satu sistem,” kata Dian.

Sasaran Ciro Waste konsisten dengan apa yang ingin dicapai oleh 4MB. Hal ini untuk menggugah para nelayan Margomulyo untuk mencintai lingkungan dan membangun ekonomi baru. Caranya dengan membersihkan sampah di badan air, terutama sampah plastik. Setidaknya ada 4 hal yang bisa dicapai dengan kegiatan ini.

Pertama, air menjadi bersih dan indah. Kedua, ikan, udang karang, dan udang dapat bereproduksi dengan luas dan nyaman. Ketiga, potensi ekowisata dapat dikembangkan. Dan keempat, berkorelasi kuat dengan peningkatan pendapatan penduduk setempat.

Selama ini warga Muara Margomulyo mencari nafkah dengan mengumpulkan atau menangkap udang muda. Kemudian anak-anak udang itu dijual punggawa di sana. Bayi udang sangat populer sebagai umpan bagi para pemancing di laut.

Menurut Sing, penghasilan mereka sangat terbatas dan berfluktuasi. Tanpa mengenal musim, kondisi hutan bakau atau mangrove sebagai habitat penangkaran udang dan kepiting terganggu oleh banyaknya sampah plastik yang tersangkut di akar-akarnya.

Sampah plastik masuk ke Muara Margomulyo saat air pasang. Saat air surut, air akan tersangkut di akar pohon bakau. Pemandangannya seperti jemuran. Hal ini sangat tidak menyenangkan dan mengganggu habitat dan ekosistem. Selain itu, plastik tidak pernah terurai. Jika tidak diobati, mereka akan menjadi lebih umum setiap hari. Sudah ada penelitian yang menyebutkan ada perut ikan yang berisi plastik.

“Saya minta teman saya untuk membersihkan plastiknya,” kata Pak Singing. Awalnya memang agak sulit karena dianggap pekerjaan yang sia-sia. Namun akhir-akhir ini kesadaran sudah mulai terbangun. Ditemani juga oleh anak-anak Ciro Sampah yang penuh semangat dan inspirasi.

Setelah berlari selama enam bulan, saya mulai merasakan hasil dan manfaatnya. Air dan pepohonan relatif lebih bersih dan asri, serta produksi udang muda mulai meningkat. Dengan mengumpulkan plastik, khususnya botol plastik, mereka mendapatkan penghasilan tambahan. Jual botol plastik. CIRO Waste, yang terhubung dengan perusahaan daur ulang. Muncul pula ide baru yaitu pengembangan ekowisata.

Nanti orang bisa datang ke Margamulyo. Menikmati wisata alam. Lihat pemandangan indah dan hirup udara sejuk saat Anda menaiki eco-raft. Kalau orang utan atau bekantan sering muncul di pagi atau sore hari (larvatus nasalis). Seolah menyapa warga agar lingkungan hijau di sana tetap terjaga dan terjaga.

BELUM ADA

Diakui Lieder, mengubah sampah menjadi roh yang membersihkan air atau laut tidaklah mudah. Sering angin. Berbagai pihak, termasuk pemerintah, tidak gencar. “Di darat ada TPS dan TPA, tapi di laut belum ada program seperti itu,” ujarnya. Termasuk keberadaan pasukan kuning atau jingga, ditugaskan oleh pemerintah setempat untuk membersihkan sampah di darat. Namun, pasukan seperti itu belum terlihat di laut atau di perairan.

Berangkat dari keadaan tersebut, terbentuklah 4 MB. Pak Sing sebagai ketua, Slamet sebagai sekretaris dan Hadi sebagai bendahara. Sedikitnya ada 13 anggota yakni Supriyadi, Suwarno, Darusman, Tukiran, Akad, Susanto, Suparno, Aryanto, Gunawan, Brury, Suprianto, Lilis dan Sugiharto.

Salah satu program 4MB yang sedang berjalan adalah mendirikan bank sampah laut. Ini bisa dibilang bank sampah pantai pertama di kota. Mereka rutin mengumpulkan sampah plastik yang masuk ke Muara Margomulyo setiap hari.

Selain kerjasama dengan CIRO Waste, 4MB juga didampingi oleh Pak Hery, petugas pelabuhan perikanan yang rajin memberikan motivasi. Saya belajar menyelam bersamanya. Pak Hery suka laut, itulah julukannya roh laut atau roh laut.

Mengutip Kompas.com, Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah plastik per tahun, menurut catatan Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan BPS. Dari jumlah tersebut, hingga 3,2 juta ton mencemari lautan.

Untuk itu, pemerintah sepakat mengurangi sampah plastik di laut hingga 70 persen pada 2025. Hal ini tertuang dalam Rencana Aksi Nasional 2018-2025 Pengelolaan Sampah Plastik Laut dan PP No 83 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Sampah Laut.

Selain itu, Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) yang terdiri dari 16 kementerian/lembaga terkait telah dibentuk untuk mewujudkan implementasi nyata penanganan sampah laut.

Menurut Dian, penanganan sampah laut harus benar-benar intensif dan menjadi gerakan kolektif. Jika tidak, dampaknya ke depan sangat besar.

Yang lebih menyebalkan lagi, karena Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah kota atau kabupaten tidak lagi memiliki kewenangan di laut. Mulai dari pantai hingga 12 mil menjadi otoritas provinsi dan kemudian menjadi otoritas nasional. Sehingga ketika terjadi berbagai permasalahan di perairan, termasuk sampah, secara kelembagaan Kabupaten dan Kota akan sulit untuk turun tangan.

Saat bertemu dengan Pak Singing, saya teringat Agus Bei, penjaga hutan bakau di kompleks perumahan Graha Indah yang tabah. Berkat ulahnya, kawasan hutan bakau di sana masih bisa dilestarikan. Ia bersama warga setempat telah menanam lebih dari 20.000 pohon bakau Rhizopora mucronata dan Rhizopora apiculata di atas lahan seluas 40 hektar dari 150 hektar yang ada.

Berkat kiprahnya, Agus Bei mendapatkan penghargaan Kalpataru Award 2017 kategori Penyelamat Lingkungan. Dia juga dianugerahi hadiah Penghargaan Pahlawan Lokal oleh Tribun Network dan Tribun Institute. Hingga saat ini, pihaknya terus mengembangkan kawasan hutan mangrove dengan membangun mangrove center. “Semoga apa yang saya lakukan bisa menginspirasi semua orang,” ujarnya merendah.


*) Rizal Effendi
– Wartawan senior dari Kalimantan Timur

– Walikota Balikpapan dua periode (2011-2021)

  • FOTO PENDUKUNG
    Menyusuri muara Margomulyo dengan eco-raft.
    Pak Singing menjelaskan struktur organisasi 4 MB di tempat tinggalnya.
    Botol plastik di “TPS” Muara Margomulyo.

Bapak bernyanyi bersama istri dan anak serta anggota 4MB dan Ciro Sampah Balikpapan.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button