4 Duta Wisata membatik wastra khas Jawa Timur di Sorong, Papua Barat Daya - WisataHits
Jawa Timur

4 Duta Wisata membatik wastra khas Jawa Timur di Sorong, Papua Barat Daya

4 Duta Wisata membatik wastra khas Jawa Timur di Sorong, Papua Barat Daya

TRIBUNPAPUABRAT.COM, SORONG – Wastra atau warisan nusantara berupa kain batik tulis dan tenun didemonstrasikan pada acara misi dagang antara provinsi Jawa Timur dan Papua Barat Daya, Kamis (26/1/2023).

Selendang batik print dan tenun itu dikenakan empat Duta Wisata Jatim dengan motif berbeda.

Keempat duta pariwisata Jawa Timur tersebut adalah Hasifa, Tarisa, Yoke dan Fahma. Mereka didampingi dua duta tari dari Jawa Timur, yakni Jeng Mia dan Jeng Fitrotus.

Keempat duta wisata tersebut menampilkan kain batik dan tarian khas Jawa Timur dalam fashion show.

Mereka tampil memukau di hadapan Gubernur Jatim Kofifah Indar Parawansa dan Pj Sekda Papua Barat Daya Edison Siagian.

Baca juga: Gubernur Jatim Kofifah Kunjungi South West Papua, Tinjau Agenda

Pj Walikota Sorong George Yarangga, Pj Bupati Sorong Yan Piet Moso dan Wakil Bupati Sorong Selatan turut menyaksikan pertunjukan tersebut.

Kain batik tulis dan tenun asal Jawa Timur dianggap sebagai pengayaan bagi industri kreatif dan nasional.

Aset ini terus berkembang diikuti pertumbuhan IKM, UKM hingga UMKM premium.

Finalis Duta Wisata 2022 Fahma menjelaskan, Batik Wastra sarat cerita dan makna sejarah mulai dari pantai timur, pantai selatan, ujung timur kawasan tapal kuda hingga pulau Madura.

Tie-dye yang ditampilkan adalah tie-dye tulisan Tanjung Bumi rumah Athaya tie-dye yang dibuat oleh pengrajin asal Bangkalan Madura.

Baca Juga: Fakta Menarik Wisata Raja Ampat di Papua Barat Daya, Asal Mula dan Mitos Gua Hantu di Teluk Kabui

Dikenal dengan garis-garis yang solid dan paduan warna-warna dewasa, tie-dye tulisan Tanjung Bumi ini didominasi warna merah, biru, dan hijau khas pesisir, khususnya tie-dye Gentongan.

“Gentongan adalah cara pencelupan tie-dye yang unik di Tanjung Bumi, dimana tie-dye direndam dalam tong agar pewarna meresap dan awet,” kata Fahma. Tribunpapauabarat.com.

Ia menjelaskan, motif dan ragam hias biasanya berasal dari lingkungan, seperti ombak, burung, bunga, akar, dan berbagai variasi lainnya.

“Jadi itu sudah menjadi warisan nenek moyang kita, dan motif kain tie-dye itu biasanya lokal,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button