2. Berani! Program Unusa mengundang 22 mahasiswa dari tiga negara untuk belajar bersama - WisataHits
Jawa Timur

2. Berani! Program Unusa mengundang 22 mahasiswa dari tiga negara untuk belajar bersama

Pakar Kesehatan Kantor Perwakilan UNICEF Jakarta, Dr. Karina Widowati (kiri) berbicara di grand opening The 2nd Brave! Unusa, Selasa (15/11/2022). DUTTA/adalah

SURABAYA | duta.co – Berani! Program tersebut kembali dilaksanakan oleh Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Agenda tahun kedua yang digelar selama lima hari ke depan ini diikuti oleh 22 mahasiswa dari tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Banyak agenda yang akan diikuti oleh 22 mahasiswa dan beberapa dosen pendamping selama berada di Surabaya pada 2nd Brave! Program ini.

Unusa selaku tuan rumah sebenarnya menyiapkan berbagai macam agenda untuk mereka. Hal itu dilakukan untuk memperkenalkan keunggulan Unusa dan juga mengenalkan banyak hal tentang Unusa, Surabaya dan Indonesia. Tidak terkecuali budaya, pendidikan, makanan, pariwisata, dan kesetaraan gender serta lingkungan, yang menjadi fokus Brave! program tahun ini.

Untuk informasi lebih lanjut Kunjungi situs web resmi Unusa

Agenda para peserta disiapkan oleh masing-masing fakultas Unusa. Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) mengajak peserta belajar bersama tentang lansia dan ibu menyusui di kampung-kampung terlayani sekitar Kampus A, Jalan Smea Surabaya.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengajak peserta ke Kampung Lali Gadget Wonoayu Sidoarjo. Fakultas Kedokteran mengundang peserta ke Pesantren Al Hikam, Surabaya. Sedangkan fakultas administrasi bisnis dan teknologi digital akan mempelajari ekonomi syariah bersama.

Wiwik Afridah, Kepala Kantor Urusan Internasional Unusa mengatakan Brave! Program ini merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan keunggulan Unusa ke dunia internasional. Melalui acara ini, Unusa ingin dunia internasional mengetahui segala hal tentang program Unusa.

“Tahun ini kami fokus pada kesetaraan gender dan lingkungan. Karena kita bisa melihat dua hal tersebut saat ini sangat penting dan juga menjadi isu internasional,” jelas Wiwik.

Selama pembukaan 2nd Brave! Acara Selasa (15/11/2022), pakar kesehatan kantor negara Unicef ​​Jakarta, Dr. Karina Widowati, membahas kesetaraan gender menurut Unicef. kata Unicef ​​dr. Karina sangat prihatin dengan dukungan terhadap kesetaraan gender.

Di Indonesia, kata Dr. Karina, orang sudah mulai berpikir tentang kesetaraan gender. “Dulu sekolah teknik mesin atau STM hanya untuk anak laki-laki, sedangkan sekolah menengah bisnis (SMEA) untuk anak perempuan.

Sekarang semua namanya diubah menjadi STM atau SMEA menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sehingga semua orang bisa bersekolah di sana, laki-laki atau perempuan, tidak memandang jenis kelamin, tidak ada lagi diskriminasi,” jelas Dr. karina

Memang, kesetaraan gender harus ditegaskan agar semua orang, tanpa memandang gender, memiliki pilihan dan kesempatan yang sama untuk mewujudkan potensinya. ril/akhir

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button