10 kerajaan Islam di Indonesia, tertua hingga terluas di kawasan - WisataHits
Jawa Tengah

10 kerajaan Islam di Indonesia, tertua hingga terluas di kawasan

Wisata di Keraton Kasepuhan Cirebon masih buka karena perebutan tahta

Perbesar

Keraton Kasepuhan Cirebon masih ramai dikunjungi wisatawan setelah terjadi tawuran antara dua kelompok pendukung Sultan. Foto (Liputan6.com/Panji Prayitno)

6. Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677)

Kerajaan Islam Cirebon pertama kali didirikan pada tahun 1430 oleh Pangeran Wauntungsang. Kerajaan ini diketahui berada di pesisir utara pulau Jawa, tepatnya di Jawa Barat. Kerajaan Islam Cirebon disebut-sebut sebagai pusat penyebaran Islam di Jawa Barat.

Salah satu pemimpin Kerajaan Islam Cirebon yang paling terkenal adalah Sunan Gunung Jati, keponakan Pangeran Wauntungsang, Sultan Cirebon I. Pada masa kejatuhannya, Kerajaan Cirebon terbagi menjadi dua, yaitu Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman .

Peninggalan Kerajaan Cirebon antara lain Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Keprabon, Gedung Mande, Kereta Singa Barong dan Patung Macan Putih.

7. Kerajaan Demak (1478-1554)

Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1478 ketika Kerajaan Majapahit runtuh dan dipimpin oleh Raden Patah. Kerajaan ini bukan hanya yang pertama di pulau jawa tetapi juga salah satu kerajaan terbesar di pulau jawa.

Kerajaan Demak juga dikenal sebagai kerajaan yang paling besar peranannya dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara. Hal ini karena Kerajaan Demak mendapat dukungan dari sembilan tokoh penyebar agama Islam yang dikenal dengan Wali Songo.

Raja-raja Kerajaan Demak yang paling terkenal adalah Raden Patah, Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya Penangsang.

Kerajaan Demak akhirnya runtuh akibat perang saudara yang dilancarkan oleh Sultan Trenggono dan Pangeran Surowiyoto. Akhirnya kerajaan ini benar-benar runtuh setelah pemberontakan Jaka Tingkir.

Peninggalan sejarah Kerajaan Demak antara lain Masjid Agung Demak, Makam Sunan Kalijaga, Lawang Bledek, Dampar Kencana, Soko Guru dan Surya Majapahit.

8. Kerajaan Islam Banten (1526-1813)

Kerajaan Islam Banten didirikan pada tahun 1526 oleh Sultan Maulana Hasanudin, putra pemimpin kerajaan Islam Cirebon, Sunan Gunung Jati.

Kerajaan ini juga menjadi salah satu kerajaan melawan VOC yang melakukan monopoli perdagangan. Perlawanan saat itu dipimpin oleh salah satu pemimpin kerajaan Banten yang paling terkenal, yaitu Sultan Agung Tirtayasa.

Runtuhnya kerajaan ini juga dipicu oleh perang saudara yang dilancarkan oleh putra Sultan Ageng Tirtayasa yang ingin mengambil alih posisi ayahnya.

Kerajaan Banten juga mengembangkan seni bela diri khas Banten yang dikenal dengan nama Debus. Peninggalan Kerajaan Banten lainnya adalah Masjid Agung Banten, Benteng Speelwijk dan juga Keraton Surosowan.

9. Kerajaan Pajang (1568-1586)

Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan yang berdiri setelah runtuhnya Kerajaan Demak. Kerajaan ini pertama kali didirikan oleh Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya.

Saat itu, Jaka Tingkir mengalihkan seluruh kekuasaan dan pusaka dari kerajaan Demak ke Pajang setelah merebut kekuasaan Demak dari Arya Penangsang.

Kerajaan ini berperan dalam menyebarkan Islam di pedalaman Jawa. Kesuksesan Jaka Tingkir kemudian menyebar ke Madiun, Blora, dan Kediri.

Peninggalan sejarah Kerajaan Pajang adalah Pasar Laweyan, Makam Jaka Tingkir dan Kompleks Makam Pejabat Pajang.

10. Kerajaan Islam Mataram (1588-1680)

Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1588 di kawasan Kotagede Yogyakarta. Kerajaan ini pertama kali didirikan oleh dua tokoh yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Ki Ageng Sela.

Kerajaan ini didirikan sebagai hadiah dari Kesultanan Pajang kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasa-jasanya.

Raja pertama kerajaan Islam Mataram adalah Raden Mas Sutawijaya alias Panembahan Senapati, putra Ki Ageng Pemanahan.

Kerajaan Islam Mataram berkembang ketika diperintah oleh Sultan Agung. Saat itu, Sultan Agung berhasil menguasai hampir seluruh Jawa dan juga mendukung perlawanan terhadap VOC dengan kerajaan Banten dan Cirebon.

Runtuhnya kerajaan Mataram terjadi karena adanya konflik internal yang berujung pada pembagian kekuasaan. Saat ini, daerah tersebut dikenal sebagai Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Pembagian kekuasaan tersebut tertuang dalam suatu perjanjian yang disebut Giyanti Accords.

Peninggalan sejarah dari kerajaan Mataram Islam adalah masjid-masjid besar yang tersebar di wilayah Yogyakarta dan Surakarta, seperti Masjid Kotagede, Masjid Agung Gedhe Kauman, Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning, Masjid Agung Surakarta dan Masjid Al Fatih Kepatihan di Solo.

Aksara Hanacaraka juga merupakan peninggalan kerajaan Mataram Islam.

(Sumber: Sumber: CNN via shampooernaacademy.sch.id/)

tim bulan

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button