Wisata alam dan petualangan menjadi potensi unggulan Indonesia - WisataHits
Jawa Timur

Wisata alam dan petualangan menjadi potensi unggulan Indonesia

KOMPAS.com – Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa yang mengurangi potensi unggulan wisata alam dan petualangan di dalam negeri.

Hal itu dibuktikan dengan sederet data yang diumumkan Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif.

“Jika kamu melakukan pembandingan Jika kita melihat perbedaan jenis kegiatan pariwisata dengan beberapa negara di Asia, Indonesia kuat dalam dua hal, yaitu wisata halal dan wisata alam dan petualangan (tourism),” kata Alexander Reyaan, Direktur Special Interest Tourism Kemenparekraf Indonesia Tourism & Business Event Forum di JCC, Selasa (16/8/2022).

Baca juga:

Menurut Kemenparekraf, jenis pengembangan pariwisata ini masuk dalam kategori reputasi sangat baik.

Sementara itu, dibandingkan dengan negara Asia lainnya, Indonesia memiliki reputasi terendah dalam wisata belanja dan wisata medis.

“Mengapa wisata mediskarena kami selalu menjadi konsumen untuk negara lain seperti Singapura dan Malaysia,” tambahnya.

Ilustrasi dari Kuala Lumpur, Malaysia.  Malaysia unggul dalam pariwisata medis.Ilustrasi UNSPLASH/ESMONDE YONG Kuala Lumpur, Malaysia. Malaysia unggul dalam pariwisata medis.

Lebih lanjut dikatakannya, Indonesia memiliki skor yang cukup baik dalam Adventure Tourism Development Index (ATD) Report 2018.

Baca Juga: 13 Wisata Pantai di Malang, Mirip Bali dan Raja Ampat

Dalam hal sumber daya alam, Indonesia menempati urutan ketiga di antara negara-negara berkembang.

“Ketika kita keluar dari sisi Negara berkembangcukup tinggi dalam hal sumber daya alam itu posisi ketiga setelah Palau dan Rusia,” jelasnya.

Angka tahun 2018, sumber daya alam Palau mencetak 8,11 poin, Rusia mencetak 7,23 poin, sedangkan Indonesia mencetak 7,12 poin.

“Jadi menurut saya posisi Indonesia di wisata petualangan bisnis Itu harus diperhitungkan,” kata Alexander.

Peluang untuk mengembangkan wisata alam dan petualangan

Gua Kiskendo di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.KOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Gua Itsnaini Kiskendo di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Potensi kekayaan alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk wisata petualangan sangat beragam.

Utamanya ada rafting, mountaineering, caving, plus paralayang.

Baca juga:

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif tahun 2019, terdapat beberapa destinasi wisata petualangan yang diminati wisatawan di Indonesia pada tahun 2018-2019.

Yang tertinggi pertama dalam kategori pendakian gunung adalah Gunung Rinjani. Sedangkan untuk kategori caving ada Gua Grubug.

Pada kategori arung jeram, Sungai Ayung adalah yang paling populer, sedangkan Gunung Mas adalah tujuan paling populer untuk paralayang.

Ilustrasi Wisatawan - Wisatawan bermain arung jeram di Sungai Ayung, Bali.SHUTTERSTOCK / Solarisys Tourist Illustration – Wisatawan arung jeram di Sungai Ayung, Bali.

Alexander menjelaskan, destinasi-destinasi tersebut umumnya paling diminati karena aksesibilitasnya yang mudah, ketersediaan fasilitas dan atraksi yang menarik.

Potensi manfaat ini diperparah dengan peluang besar bagi wisatawan untuk terlibat dalam alam setelah pandemi Covid-19.

Baca juga:

Ia melihat semakin banyak orang yang tertarik dengan wisata alam dan pelestarian alam.

“Ada sekitar 10 persen, yang tidak sebesar itu sebelum Covid, wisatawan yang memilih destinasi yang peduli atau peduli konservasi.”

“Jadi mereka akan pergi ke tempat atau destinasi yang memiliki program konservasi,” ujarnya.

Baca Juga: 10 Wisata Udara Sejuk Bandungan Semarang, Ada Spot Baru Yang Populer

Jumlah kunjungan wisata petualangan ke Indonesia

Menurut data, jumlah wisatawan petualang di Indonesia dari 2018 hingga 2019 juga dikatakan cukup tinggi, yakni mencapai 831.921 orang.

Sebagian besar adalah kegiatan arung jeram dengan jumlah 684.058 orang, kemudian mendaki gunung dengan 93.226 orang, paralayang dengan 33.337 orang, dan gua dengan 21.301 orang.

“Jadi 82 persen wisatawan petualang senang arung jeram, kedua mendaki gunung 11,2 persen, lalu paralayang 4 persen dan paling sedikit 2,6 persen explore caving,” kata Alexander.

Baca juga:

Mengutip pernyataan UNWTO, Alexander menekankan potensi wisata petualangan yang sangat tinggi.

“Pernyataan UNWTO yang harus diwaspadai, kegiatan” petualangan itu adalah aktivitas pertumbuhan yang sangat besar. Karena begitu besar, kami harus mengantisipasi penyiapan produk di berbagai destinasi pariwisata di Indonesia,” pungkasnya.

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terbaru setiap hari dari Kompas.com. Jom join grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu join. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: travel.kompas.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button