Wajah baru Borobudur menyambut wisatawan - WisataHits
Yogyakarta

Wajah baru Borobudur menyambut wisatawan

Metro, Suara.com- Pemerintah mempercepat proses revitalisasi di kawasan Destinasi Wisata Prioritas (DPSP) Candi Borobudur. Kini salah satu situs warisan dunia itu menampilkan wajah baru yang jauh lebih menarik dan juga terlihat lebih megah.

Sebagai salah satu DPSP, Borobudur siap menyambut wisatawan domestik dan mancanegara. Selain itu, disandingkan dengan fasilitas yang ramah pengunjung. Berbagai fasilitas ramah lingkungan tersedia di sepanjang rute kawasan candi Borobudur, seperti; B. penyediaan air minum bersih, tempat pemilahan sampah dan jalur yang cocok untuk penyandang cacat.

Meski bangunan candi tidak bisa dinaiki, pengunjung tetap akan puas dengan panorama bangunan candi Borobudur sebagai latar belakangnya. Pengunjung juga dapat berbelanja suvenir dan berkeliling ke halaman kuil dengan sepeda, kereta api mini, dan gerbong.

Tak kalah menarik adalah berbagai destinasi wisata penunjang, termasuk desa wisata dengan mobil Volkswagen. Selain itu, ada Taman Budidaya Kupu-Kupu, produksi gula aren, budidaya madu, pengolahan jamur dan Swagabumi untuk selfie.

Baca Juga: Revitalisasi RIS Metro Mendapat Facelift Bekerjasama dengan Berbagai Kalangan

Menurut Direktur PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Edy Setijono, setelah pemerintah menata kembali kawasan candi, wisatawan akan mendapat pengalaman baru sejak memasuki kawasan candi yang terletak di Kabupaten Magelang, tanpa harus mendaki ke membutuhkan bangunan candi.

“Sehingga pengalaman tersebut bisa dinikmati wisatawan sejak memasuki kawasan Candi Borobudur. Pemerintah menghidupkan kembali pembangunan infrastruktur, perbaikan jalan dan koridor menuju kawasan candi,” kata Edy Setijono, Jumat (8 September 2022) di Jakarta.

Edy mengatakan reorganisasi itu antara lain pelebaran koridor jalan menuju candi dan penyiapan banyak ruang terbuka agar pengunjung bisa melihatnya dengan jelas saat melewati pintu masuk.

“Kami juga menyediakan fasilitas termasuk lebih banyak ruang terbuka di dalam. Wisatawan tidak harus langsung ke pura, tetapi bisa melihat dan menikmati keindahan taman yang hijau dan bersih,” ujarnya.

Tak hanya itu, lanjut Edy, dengan wajah baru, pengunjung atau wisatawan juga bisa bereksperimen dengan beberapa fasilitas yang ada di kawasan Candi Borobudur. Diantaranya ada beberapa museum, seperti Museum Khaarmawibhangga yang berisi koleksi arkeologi. Ada juga Museum Samudraraksa yang dibuat dengan konsep digital.

Baca Juga: Momen Harteknas, Nadiem Apresiasi Pengguna Platform Teknologi Kemendikbud

Setelah sempat ditutup cukup lama di masa pandemi Covid-19, kini juga wisatawan yang datang bisa menikmati berbagai layanan yang ditawarkan dan mengagumi keindahan dan kemegahan kawasan tersebut. Semua itu bisa dinikmati bahkan sebelum masuk dan melihat bangunan candi Borobudur yang hingga saat ini masih belum diperbolehkan untuk didaki.

“Karena pemerintah atau kita semua ingin berkesempatan menikmati megahnya bangunan Borobudur, tidak harus menyentuh bangunan itu sendiri,” jelas Edy Setijono.

Edy Setijono juga mengatakan, pihaknya sedang menyusun standar operasional prosedur (SOP) dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar nantinya memiliki pedoman yang sama. Dalam proposal tersebut, pengelola candi mengatakan bahwa dengan semangat pelestarian, wisatawan harus dapat menikmati kemegahan Candi Borobudur semaksimal mungkin tanpa harus naik ke struktur bangunan.

Ia juga mengungkapkan pihaknya telah mengusulkan tiga pihak yang bisa mendapatkan izin untuk memanjat gedung Candi Borobudur. Ini termasuk pejabat atau kepala negara lain yang berkunjung untuk tujuan diplomatik, pemimpin agama untuk upacara keagamaan, dan peneliti untuk tujuan ilmiah.

“Ada pihak-pihak yang memang perlu difasilitasi untuk kepentingan tertentu yang diperbolehkan mengakses bangunan candi, yaitu tamu negara, tokoh agama, serta pihak yang memiliki tujuan penelitian dan pendidikan,” jelasnya. “Tentunya jika pemerintah ingin menjadikan Borobudur sebagai superprioritas, pertumbuhan kawasan secara keseluruhan diharapkan Borobudur menjadi model pariwisata di kawasan Jogja, Solo, Semarang (Joglosemar),” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Pembinaan dan Pendayagunaan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Restu Gunawan menambahkan, upaya Pemkab Borobudur bertujuan untuk meminimalisir jumlah orang yang memanjat bangunan candi. Selain melestarikan bangunan candi, upaya tersebut diharapkan berdampak pada pemeringkatan UNESCO World Heritage (badan PBB yang bertanggung jawab di bidang pendidikan dan kebudayaan).

“Setiap bangunan di kawasan Warisan Dunia memiliki Heritage Impact Assessment (HIA) yang diusulkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan UNESCO. Setelah itu, mereka akan memantau apa yang dilakukan pemerintah, apakah sudah sesuai atau belum. Mereka memberi petunjuk. Semoga jika Unesco memberikan penilaian terhadap Candi Borobudur bisa memberikan nilai positif,” pungkasnya.

Source: metro.suara.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button