VET kebangkitan, Akparta berubah menjadi STA - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

VET kebangkitan, Akparta berubah menjadi STA – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Direktur Akademi Pariwisata Surakarta, Astrid Widayani (tengah) saat acara rebranding Akademi Pariwisata Surakarta (Akparta) menjadi Akademi Pariwisata Surakarta (STA) di nDalem Tjokrosoemartan, Selasa (19/7/2022). (Spesial)

Solopos.com, SOLO — Akademi Pariwisata Surakarta (Akparta) diubah namanya menjadi Akademi Pariwisata Surakarta (STA).

Akparta sendiri merupakan akademi pariwisata yang sudah ada di Kota Bengawan sejak lama. Akparta didirikan pada tanggal 17 November 1992 di bawah Yayasan Widya Nusantara. Selain itu, pada 17 April 2020, Akparta telah mengembangkan pusat pelatihan bernama Akparta Training Center (ATC) yang berfokus pada keterampilan pekerja pariwisata.

Promo hotel paling direkomendasikan dekat pantai di Jepara, Yes d’Season Premiere

Penggabungan Akparta dan ATC untuk membentuk Akademi Pariwisata Surakarta (STA) merupakan upaya untuk menghidupkan kembali pendidikan dan pelatihan profesional untuk menjawab tantangan dunia usaha dan industri pariwisata global.

Penggabungan Akparta dan ATC ke STA berlangsung pada Selasa (19.7.202) di nDalem Tjokrosoemartan.

Direktur Akademi Pariwisata Surakarta Astrid Widayani mengatakan restrukturisasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata.

“Kami secara khusus fokus bagaimana STA dapat menyediakan staf yang kompeten untuk pariwisata,” kata Astrid kepada Solopos, Kamis (21/7/2022).

Baca Juga: Yayasan Widya Nusantara Luncurkan Edushift.id dan Rebranding STA

Direktur Akademi Pariwisata Surakarta Astrid Widayani (Spesial)Direktur Akademi Pariwisata Surakarta Astrid Widayani (Spesial)

Tidak seperti sekolah menengah atau universitas, STA dapat membuka kelas dan pelatihan di mana saja.

“Sedikit unik karena kita tidak di bawah dikte Kemendikbud, kita bisa membuka kursus di mana saja, misalnya ada proyek desa wisata,” jelasnya.

Nama STA akhirnya dipilih karena beberapa alasan. Selain sebagai Akademi Pariwisata Surakarta, STA dipilih karena kemampuan bahasa Inggris dan keterampilan digital akan menjadi jantung kompetensi STA.

“Bahkan, kami memilih STA karena Akpartas sebenarnya bahasa Inggris. Selain itu, kami menyoroti branding baru. Ada dua keterampilan baru yang menjadi standar wajib bagi tenaga pariwisata masa depan, yaitu kurikulum bahasa Inggris dan keterampilan digital,” tambah Astrid.

Baca Juga: Wanita yang Menjalankan Bisnis di Usia Muda Ini Terinspirasi Kartini

Untuk merevitalisasi pendidikan profesi, STA memiliki delapan jurusan. Yakni perhotelan, kuliner, kapal pesiar, digital tourism, barista, ekowisata, tour operator dan tour guide.

STA tidak hanya menghasilkan lulusan pariwisata yang kompeten, tetapi juga bekerja dengan praktisi pariwisata. Mereka bekerja sama untuk saling membantu menyediakan pekerjaan.

“Karena kami bekerja dengan praktisi, pendidikan pada umumnya seperti klub servis. Saat itu STA sudah menjadi kesepakatan bersama dengan rekan-rekan praktisi. Teman-teman SDA akan bisa membantu rekan-rekan praktisi,” ujarnya.

Bersamaan dengan rebranding Akparta, STA juga meluncurkan platform edukasi bernama edushift.id. Dalam platform ini, STA juga bekerja sama dengan para pemangku kepentingan pariwisata. Seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN),

“Kami segera [launching] Platform edushift tidak hanya pendidikan dan sertifikasi, tetapi juga kolaborasi Kadin, PHRI dan pemangku kepentingan yang bertanggung jawab atas unit bisnis atau perusahaan terkait,” pungkas Astrid.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button