Usai acara, delegasi Konferensi MPR Dunia melakukan perjalanan ke Bandung-Jogja - WisataHits
Jawa Barat

Usai acara, delegasi Konferensi MPR Dunia melakukan perjalanan ke Bandung-Jogja

jakarta

Konferensi internasional para ketua MPR, Majelis Syura dan nama-nama serupa lainnya berakhir hari ini, Rabu (26/10). Siti Fauziah, Wakil (PLT) Administrasi Sekretariat Jenderal MPR, mengatakan banyak delegasi akan menghabiskan waktu mengunjungi destinasi wisata di Bandung dan kota-kota lain di Indonesia.

“Saya mendengar informasi bahwa setelah upacara penutupan pada 26 Oktober, banyak delegasi dari negara-negara peserta konferensi internasional tidak segera kembali ke negaranya, tetapi ingin mengunjungi dan melihat kota Bandung. Bahkan ada yang berencana ke Yogyakarta atau Bali,” jelas Siti Fauziah dalam keterangannya, Rabu (26/10/2022).

Selain itu, perempuan yang akrab disapa Titi ini mengatakan, perjalanan sejarah dari Hotel Savoy ke Gedung Merdeka yang dilakukan oleh peserta konferensi internasional untuk mengingat dan menegaskan kembali apa yang dilakukan oleh para peserta Konferensi Asia-Afrika 1955 akan memberikan kesan tersendiri. dilakukan oleh para delegasi yang menghadiri konferensi internasional ini.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Selain jalan sejarah, acara konferensi internasional itu sendiri di kota Bandung juga akan dikenang oleh para delegasi,” kata Titi.

Menurut Titi, MPR RI sengaja memilih kota Bandung sebagai tempat penyelenggaraan konferensi internasional negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) karena kota Bandung menyimpan kenangan hidup bagi delegasi dari 14 parlemen negara bagian dan dua organisasi internasional. (PUIC dan Liga Muslim Dunia) itu.

“Bandung yang dikenal dengan Paris Van Java ini sudah terkenal di luar negeri. Banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi oleh para delegasi yang memperpanjang masa tinggalnya di Bandung,” kata Titi.

Ia menambahkan, setelah menghadiri konferensi, para delegasi dapat melakukan perjalanan ke Bandung dan sekitarnya, seperti Gedung Merdeka, tempat konferensi Asia-Afrika yang bersejarah. Selain itu, lanjutnya, ada Gedung Negara yang kini menjadi kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Titi menganggap Gedung Sate sebagai ikon Jawa Barat, juga sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Peletakan batu pertama pembangunan gedung dilakukan pada 27 Juli 1920. Johanna Catherine Coops, putri sulung Walikota Bandung dan B. Coops, serta Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal Batavia, turut serta dalam peletakan batu pertama. dari batu pondasi.

Titi memaparkan desain Gedung Sate yang dibuat oleh 2.000 pekerja dan 150 pematung dari berbagai daerah di Bandung, mengadopsi gaya arsitektur yang berbeda di beberapa bagian bangunan. Desain jendela mengusung konsep Spanyol-Moor, konstruksi model Renaissance Italia, atap mengambil elemen Asia seperti kuil di Bali dan pagoda di Thailand. Hiasan batu pada bangunan ini juga sering disebut mengadopsi arsitektur Candi Borobudur.

Selain Gedung Sate, Museum Sri Baduga juga menjadi destinasi wisata di Bandung lainnya. Di museum yang terletak di Jalan BKR No. 185 (Lingkaran Selatan) ini, terdapat banyak koleksi benda-benda bersejarah seperti berbagai jenis koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik/lambang, filologi, keramik, seni rupa seni dan teknologi. .

“Suasana kota Bandung yang indah seperti ruang dan keramahan masyarakatnya juga bisa ditampilkan dan saya yakin ini akan menciptakan daya tarik yang luar biasa dan akan melekat di benak para delegasi,” kata Titi.

Baca juga “6 Upaya Indonesia Mengatasi Tantangan Ekonomi Global Akibat Covid-19”:

[Gambas:Video 20detik]

(fhs/ega)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button