Sukses Lawan Pemberi Pinjaman, OJK Dorong Langkah TPAKD Lebih Baik - WisataHits
Yogyakarta

Sukses Lawan Pemberi Pinjaman, OJK Dorong Langkah TPAKD Lebih Baik

Sukses Lawan Pemberi Pinjaman, OJK Dorong Langkah TPAKD Lebih Baik

tanpa judul

Krjogja.com – YOGYA – Keberadaan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang telah membentuk 452 TPAKD di 34 provinsi di tanah air, terbukti memberikan dampak nyata bagi masyarakat, khususnya usaha mikro dan kecil, sehingga membantu percepatan pembangunan. ekonomi di daerah-daerah. TPAKD hadir dengan program utama pembiayaan pinjaman terhadap rentenir (KPMR) untuk melawan maraknya rentenir, rentenir, bank plecit dan sebagainya.

Bahkan penyaluran KPMR sangat kuat, mencapai Rp 4,4 triliun kepada 337.940 debitur. Karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong kinerja yang lebih baik dari seluruh TPAKD di Indonesia.

Hal tersebut dikemukakan Friderica Widyasari Dewi, Anggota Komite Penasihat (ADK) OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, dalam diskusi bertajuk “Program Inklusi Keuangan OJK Hadir untuk Benar-Benar Memajukan Pemberdayaan Ekonomi Daerah” dalam mendukung Bulan Penyerahan Keuangan Inklusi 2022 (BIK) ke Joglo Tamansari, Sabtu (22/10).

“Jadi TPAKD datang terutama dengan program KPMR yang menghadap publik. OJK tidak bisa bekerja sendiri jika tidak didukung oleh pemerintah daerah, sehingga berdampak pada perekonomian daerah.
Kepala OJK DIY Parjiman melaporkan, ada 6 TPAKD yang mencakup provinsi dan seluruh kabupaten/kota di DIY.

Program kerja dan pelaksanaan TPAKD sendiri meliputi penguatan infrastruktur akses keuangan, literasi dan edukasi bagi masyarakat, serta membantu UMKM untuk meningkatkan pemanfaatan jasa keuangan. Salah satu program TPAKD di DIY yang langsung menyasar level bawah adalah KPMR.

“Seperti biasa, OJK selalu mendorong dan mendorong lembaga jasa keuangan untuk membuat program produk yang dapat meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Sebagai contoh, Pemkot di Tamansari Kota Yogyakarta sudah menggunakan produk TPAKD dengan menggunakan program KPMR berupa produk pinjaman pemberdayaan ekonomi daerah (PEDE) dari Bank BPD DIY. Ada kredit Meraih Mimpi (Merapi) yang disalurkan oleh 40 anggota BPR dari Perbarindo DIY,” ujarnya.

Kepala Dinas Perekonomian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Sekretariat DIY Yuna Pancawati mengatakan, TPAKD di DIY sudah berdiri sejak 2016, yang tidak terlepas dari visi dan misi gubernur DIY. TPAKD melihat kemiskinan masih menjadi masalah di DIY yang tempatnya di Kulonprogo, Gunungkidul dan sebagainya di Bantul. Namun, dengan potensi Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) menjadi harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi, termasuk pengentasan kemiskinan khususnya di Kulonprogo dan sekitarnya. Hal ini juga didukung oleh berbagai obyek wisata yang ada di daerah tersebut.

“Program unggulan TPAKD DIY 2022 berupa business matching untuk penguatan ekonomi pesisir Gunungkidul melalui sosialisasi dan program bantuan seperti Laku Pandai, QRIS, pembangunan infrastruktur dengan pembangunan Pelabuhan Gesing dan sebagainya. Kemudian program tematiknya adalah KPMR, Pendirian Kampung Digital di Pantai Wediombo, Gunungkidul dan program Simple and Pursuit. TPAKD DIY menempatkan pinjaman PEDE dari bank BPD DIY sebagai implementasi program KPMR yang sederhana, cepat dan murah atau suku bunga rendah,” jelasnya.

Yuna menambahkan, TPAKD DIY membuka rekening di 12 SMA/SMK sebagai bentuk literasi. Pelaksanaan program TPAKD sejalan dengan APSDA Sekretariat Daerah Perbaikan Rumah berupa strategi kolaboratif inovasi pengembangan potensi daerah atau kreasi tie-dye untuk mendukung pemulihan ekonomi dalam perbaikan rumah.” Kami berharap TPAKD ini dapat meningkat akses keuangan formal dan UKM dalam rangka pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat DIY,” imbuhnya.

Direktur Pemasaran Bank BPD DIY R Agus Trimurjanto menjelaskan, pinjaman PEDE muncul pada 2020 di tengah pandemi Covid-19 untuk membantu pengusaha mikro yang terkena pandemi yang ingin membangun ekonomi swadaya, dan mengacu pada Pemulihan Ekonomi Nasional. (PEN). Hal ini sejalan dengan maraknya rentenir dan peminjaman uang secara online (pinjam-meminjam) ilegal, sehingga pinjaman PEDE ada.

“Dalam perjalanannya, pinjaman PEDE cukup berhasil dicairkan dengan outstanding Rp 26 miliar untuk 3000 rekening atau debitur. Bank BPD DIY juga puas karena 99% kredit untuk perempuan lancar. Ada pinjaman PEDE konvensional dan Syariah yang terus berkembang sehingga bisa naik kelas dan mengakses KUR. Tantangan ke depan kita ingin digitalisasi karena kita juga berperan dalam literasi dan pendidikan,” pungkasnya.(Ira/Ida)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button