Seru! Dari egrang hingga bakiak, wisatawan Malioboro disuguhi lomba permainan tradisional - WisataHits
Yogyakarta

Seru! Dari egrang hingga bakiak, wisatawan Malioboro disuguhi lomba permainan tradisional

TRIBUNJOGJA.COM – Permainan tradisional yang kini mulai ditinggalkan, kembali merajalela di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Sabtu sore (12/10/22) lalu.

Hiruk pikuk wisata di kawasan pedestrian pun semakin berwarna, kehadiran Event Sabtu Kliwon Wisata Budaya ini penuh kemeriahan.

Di trotoar sisi barat atau depan stand Hamzah Batik Malioboro, beberapa permainan kayu yang populer saat itu dipamerkan secara lengkap.

Mulai dari egrang, bakiak, pletokan, suara gangsing, dll bisa dimainkan langsung oleh para pemudik yang melintas.

Baca juga: Wisata Budaya Sabtu Kliwon Hamzah Batik Malioboro mendapat sambutan baik dari wisatawan asal Inggris

Terlihat jelas bahwa para turis yang penasaran begitu bersemangat untuk bermain dengan mainan jadul ini, meski beberapa kesulitan.

Untuk membangkitkan antusiasme para traveller, Hamzah Batik Malioboro yang memprakarsai kegiatan tersebut memberikan hadiah menarik kepada para kontestan.

Seperti Roman (36), misalnya, wisatawan yang datang dari Temanggung, Jawa Tengah, sempat kesulitan bermain egrang.

Bahkan, diakuinya, bermain egrang begitu familiar baginya sejak kecil hingga remaja hingga dimainkan bersama teman sebayanya sepulang sekolah.

“Mungkin karena saya sudah belasan tahun tidak bermain egrang, saya kesulitan saat naik, rasanya tidak seimbang. Tapi setelah coba jalan-jalan sebentar lancar lagi, jadi saya percaya diri untuk bertanding,” ujarnya.

Selain egrang, wisatawan dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa hingga manula, juga meramaikan lomba bakiak yang diadakan secara berkelompok dua hingga tiga orang.

Wisatawan yang usianya masuk dalam kategori lansia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, diberi kesempatan untuk mengenang.

“Tentu senang sekali, rasanya seperti nostalgia dari kecil dulu. Sekarang anak-anak jarang main mainan tradisional, lebih suka mainan handphone,” kata Sutrisna, traveler asal Bogor yang mampir bersama keluarganya.

Sementara itu, perwakilan dari Sanggar Kenyo Cengkir yang mewujudkan permainan tradisional ini menjelaskan kepada Kumara bahwa pihaknya ikut serta dalam agenda ini untuk melestarikannya.

Alasannya, yang tidak dia bantah, akhir-akhir ini semakin jarang anak-anak bermain egrang, bakiak, atau slime.

Baca Juga: Percantik Wajah Kota, Pemkot Yogyakarta Lakukan Penataan Kabel FO di Kawasan Malioboro

“Supaya para wisatawan, terutama yang masih muda, mengenal permainan tradisional yang mungkin sudah pernah dimainkan oleh orang tuanya. Bisa dibilang mereka hampir punah sekarang. Jadi kami mencoba untuk memperkenalkan mereka kembali melalui agenda ini,” jelasnya.

Kumara menjelaskan, memainkan permainan tradisional seperti ini tidak memerlukan keahlian khusus, meski memang butuh penyesuaian dan kesabaran pada awalnya.

Misalnya, permainan egrang yang membutuhkan keseimbangan diri, atau bakiak yang membutuhkan irama langkah yang seragam dengan pemain lainnya.

“Awalnya agak sulit. Namun lama kelamaan, ketika sudah menemukan pola dan kunci permainannya, akan menjadi menyenangkan dengan sendirinya. Banyak sekali yang sering membuat saya kecanduan judi,” jelasnya. (Tribunejogja.com)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button