Cocok untuk penyembuhan dengan binatang buas, inilah 5 tempat wisata alam di Jogja yang begitu indah - WisataHits
Yogyakarta

Cocok untuk penyembuhan dengan binatang buas, inilah 5 tempat wisata alam di Jogja yang begitu indah

Tidak diragukan lagi, Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah yang terkenal sebagai tujuan wisata. Ada banyak tempat wisata di Jogja yang semuanya menarik untuk dikunjungi.

Ada berbagai pilihan di Jogja mulai dari wisata sejarah, wisata kuliner hingga belanja. Dari sekian banyak tempat wisata di Jogja, beberapa menawarkan sensasi tersendiri dengan keindahan alamnya.

Ya, ada beberapa tempat wisata alam di Yogyakarta. Semua tempat wisata ini tersebar di berbagai tempat di Daerah Istimewa Yogyakarta dan bisa dikunjungi oleh sahabat GNFI.

Dengan alamnya yang indah, tempat wisata ini cocok dikunjungi untuk berbagi tempat dengan teman-teman. Istilahnya sekarang obat Dengan binatang buas.

GNFI telah mencantumkan 5 tempat wisata alam di Jogja yang bisa sobat GNFI kunjungi. Jangan lupa berkunjung saat berada di Jogja ya!

1. Gua Pindul

Gua Pindul adalah sebuah gua di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul. Ciri khas gua ini adalah adanya sungai bawah tanah yang mengalir di sepanjang gua.

Keberadaan sungai memungkinkan pengunjung untuk menyisir gua sambil menikmati diri mereka sendiri arung jeram. Pengunjung tidak perlu lelah berjalan karena cukup mengikuti aliran air di sepanjang goa.

Untuk menikmati arung jeram, pengelola telah menyediakan berbagai fasilitas bagi pengunjung. Terdapat pelampung dan perlengkapan lainnya yang bisa digunakan pengunjung untuk menjelajahi Gua Pindul dan menikmati keindahannya.

Ingat tiket masuk Goa Pindul belum termasuk sewa peralatan arung jeram. Selain membeli tiket, pengunjung juga harus membayar sewa berbagai alat.

Situs resmi Pemprov DIY menginformasikan bahwa harga tiket masuk kawasan Gua Gunung Kidul adalah Rp 10.000 untuk satu orang. Biaya masuk objek wisata goa ini sebesar Rp 35.000 per orang.

Harga yang dibayarkan oleh para pengunjung dijamin akan terbayar dengan pemandangan yang menakjubkan di Gua Pindul. Sepanjang goa yang ditembus air dan dihiasi stalaktit dan stalagmit menyuguhkan nuansa yang tidak akan dilupakan oleh siapa pun yang datang ke sana.

2. Gunung Merapi

Pesona Gunung Merapi bisa dilihat dan dirasakan dari jauh. Sekarang bayangkan jika kita datang langsung ke sana.

Ya, Gunung Merapi memiliki pemandangan yang sangat indah, sehingga cocok sebagai destinasi wisata alam. Ada banyak Pekerjaan menarik untuk dikunjungi.

Bagi yang hobi mendaki gunung, bisa menantang kemampuan mendaki Gunung Merapi. Bagi yang tidak ingin mendaki ke puncak, lereng Gunung Merapi sudah cukup untuk menikmati keindahannya.

Satu dari Pekerjaan Wisata alam di lereng Gunung Merapi adalah Bukit Kalikuning. Di tempat ini, pengunjung disuguhi pemandangan bebatuan andesit, tumbuhan berbunga, dan mata air.

Bukit Kalikuning merupakan tempat wisata alam di Jogja yang tergolong baru. Pemerintah Provinsi Yogyakarta mengumumkan bahwa Bukit Kalikuning telah dikelola oleh tim Taman Nasional Gunung Merapi sejak 2017 dan dikembangkan sebagai objek wisata.

Kalikuning sebenarnya adalah sungai yang pernah dialiri lahar saat Gunung Merapi meletus. Selain mengalirkan lahar, letusan Gunung Merapi juga membentuk bukit yang kemudian ditumbuhi berbagai tanaman dan pepohonan.

3. Hutan Pinus Mangunan

Tentu semua orang setuju bahwa hutan sangat cocok dijadikan sebagai destinasi wisata alam. Jogja juga memiliki hutan yang layak dikunjungi sebagai bagian dari wisata, hutan pinus Mangunan.

Hutan Pinus Mangunan terletak di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Jaraknya sekitar 23 kilometer dari pusat kota Yogyakarta.

Hutan Pinus Mangunan bukanlah hutan yang tumbuh sepenuhnya secara alami. Awalnya, kawasan hutan pinus Mangunan hanya berupa lahan tandus dan gersang yang ditanami berbagai pohon. Selain pinus, ada tanaman lain seperti mahoni dan akasia. Ini diumumkan oleh pemerintah negara bagian DIY.

Setelah disulap menjadi hutan, lahan yang tadinya tandus dan gersang di Mangunan menjadi tempat wisata. Pengunjung bisa datang kapan saja, kapan saja dan kapan saja karena Hutan Pinus Mangunan tidak pernah tutup.

Pengunjung tidak hanya dapat menikmati suasana hutan yang tenang dan tenteram di Hutan Pinus Mangunan, tetapi juga melihat pemandangan sekitar dari ketinggian. Hutan Pinus Mangunan memiliki dua sudut pandang yang bisa didaki pengunjung.

4. Perkebunan Teh Ngilinggo

Berbicara tentang wisata kebun teh, mungkin banyak orang yang langsung membayangkan kawasan Puncak, Bogor atau Bandung. Perlu diketahui juga bahwa Jogja juga memiliki tempat wisata kebun teh.

Salah satu kebun teh di Jogja yang wajib dikunjungi adalah Nglinggo. Kebun Teh Nglinggo terletak di Perbukitan Menoreh, Kulon Progo. Perbukitan Menoreh sendiri berada di bagian timur Provinsi DIY.

Jarak dari kota Yogyakarta cukup jauh, sekitar 40 kilometer. Namun, upaya berjalan kaki sejauh ini terbayar dengan pemandangan yang indah dan suasana yang tenang di Kebun Teh Nglinggo.

Pemprov DIY mengakui sarana dan prasarana yang ada di Kebun Teh Nglinggo belum maksimal sebagai lokasi wisata. Namun, jumlah pengunjung dikatakan terus meningkat.

5. Gunung api tua Nglanggeran

Selain Gunung Merapi, Jogja juga memiliki gunung api purba Nglanggeran. Situs ini terletak di Kecamatan Patuk, Prefektur Gunungkidul.

Gunung api tua Nglanggeran cukup mudah dijangkau. Jaraknya hanya sekitar 25 kilometer dari kota Yogyakarta. Tidak terlalu jauh.

Seperti namanya, gunung ini sudah sangat tua. Gunung api Nglanggeran purba diperkirakan berumur 60-70 juta tahun.

Berdasarkan catatan Kompas.com, Gunung api purba Nglanggeran merupakan salah satu tempat yang biasa dijadikan sebagai tempat panjat tebing. Ketinggiannya hanya 7000 meter di atas permukaan laut, sehingga bisa didaki oleh pemula.

Meski menyandang predikat gunung berapi, Gunung Api Purba Nglanggeran bukanlah gunung berapi aktif. Hal ini cukup berbeda dengan Gunung Merapi yang masih aktif dan beberapa kali meletus.

Di balik keindahan alamnya terdapat mitos terkait asal usul gunung api Nglanggeran purba. Menurut mitos yang diriwayatkan di situs Pemprov DIY, nama Nglanggeran berasal dari kata melanggar apa yang dimaksud dengan istirahat. Dahulu kala, penduduk desa mengadakan festival panen di sana dan mengundang seorang dalang untuk mengisi acara tersebut. Namun, warga justru berusaha memusnahkan wayang dalang. Akhirnya dalang marah dan mengutuk penduduk desa menjadi boneka dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.

Nasi Padang ke Eropa, siap menggiurkan lidah orang Norwegia yang penasaran dengan lagu ini

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button