Semarak, ribuan wanita memeriahkan festival Kebaya - WisataHits
Jawa Tengah

Semarak, ribuan wanita memeriahkan festival Kebaya

REPUBLIKA.CO.ID, HUNGARIAN – Sedikitnya 1.400 perempuan memeriahkan festival dan karnaval 1.000 kebaya “Formu Indonesiaku” di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Kegiatan yang digagas oleh Perempuan Indonesia Berkebaya (PBI) ini dilakukan untuk mendorong dukungan agar kebaya diakui oleh Badan Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Budaya Dunia (Unesco) sebagai Warisan Budaya Takbenda.

Karnaval 1000 Kebaya diadakan dari Taman Wisata Bandung hingga Hotel Griya Persada Bandungan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga turut ambil bagian dalam kegiatan ini.

Karnaval yang digelar selama festival ini menarik perhatian warga dan wisatawan yang menikmati liburan akhir pekan di kawasan wisata tersebut. Karena semua peserta karnaval memakai kreasi kebaya warna-warni.

Ketua PBI Diana Shaktiyarini mengumumkan bahwa Karnaval dan Festival Kebaya ke-1000 diadakan tidak hanya untuk memeriahkan HUT ke-77 kemerdekaan, tetapi juga untuk memperkenalkan kebaya kepada masyarakat luas.

Karena PBI memiliki keinginan yang kuat agar kebaya sebagai bagian dari tradisi dan budaya (pakaian) diakui oleh lembaga Unesco sebagai kekayaan dan bukan benda unik bangsa Indonesia.

“Kami sebenarnya ‘berjuang’ agar kebaya diakui oleh organisasi dunia sebagai warisan budaya takbenda bangsa Indonesia,” katanya di sela-sela ke-1.000. Festival Kebaya “Untukmu, Indonesiaku”.

Diana melanjutkan, ini merupakan langkah awal PBI mengajak masyarakat untuk mencintai dan melestarikan kebaya sebagai salah satu pakaian tradisional Indonesia.

PBI, lanjutnya, ingin agar busana/pakaian khas ini kembali populer dengan dikenakan pada hari-hari tertentu, baik di instansi pemerintah maupun di lingkungan kerja lainnya.

“Kami, PBI dan beberapa komunitas perempuan sudah mulai membiasakan memakai kebaya setiap hari Selasa,” jelasnya.

Di lingkungan Pemkab Semarang, lanjut Diana, pada hari-hari tertentu, minimal seminggu sekali mereka juga akan mengadaptasi kebaya menjadi seragam ASN.

Ia juga mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh panitia kegiatan ini, sebanyak 1.200 perempuan berbaju kebaya berpartisipasi dan kali ini memeriahkan 1.000 festival kebaya.

Namun, dalam prosesi karnaval kebaya wanita lebih dari 1.200 orang diperkirakan mencapai 1.400 orang. “Karena beberapa acara pendukung, seperti drumer, juga berkontribusi aturan berbusana kebaya,” imbuhnya.

Tidak hanya peserta dari Kabupaten Semarang, ada juga peserta yang berasal dari Kota Semarang. “Mulai dari mahasiswa, mahasiswi, ibu rumah tangga, komunitas pedagang, dan komunitas perempuan lainnya,” kata Diana.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi kegiatan ini. Kepada peserta Festival Kebaya, Gubernur mengingatkan betapa kayanya ragam adat, budaya dan produk budaya yang ada di Indonesia.

Mulai dari kuliner, baju (baju), lagu, kesenian dan lain sebagainya. Tetapi kekayaan dan repertoar tidak dapat dibandingkan. Akar budaya bangsa ini sangat baik, tidak “sedikit” atau “sepele”. “Kekayaan dan keragaman ini berasal dari pemikiran mendalam para leluhur bangsa ini,” ujarnya.

Orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah itu pun terkesima, sekitar 1.400 perempuan, dari dewasa hingga anak-anak, berbondong-bondong mengikuti festival kebaya ini.

“Yang menarik, di Kabupaten Semarang ada festival kebaya dengan jumlah 1.000 kebaya. Mereka tampil dengan kreasi kebaya, rias wajah yang cantik dan kemudian jalan-jalan untuk menunjukkan bahwa budaya bangsa ini sangat tinggi,” sambungnya.

Antusiasme yang besar ini kemudian membuat gubernur tidak hanya mengenakan pakaian adat pada hari-hari atau hari-hari tertentu, tetapi juga rutin mengenakannya sebagai kebanggaan atas karya budaya bangsa.

Ganjar juga menjelaskan, Pemprov Jateng sudah mulai mengenakan pakaian adat setiap Kamis. Di hari-hari lain juga bergantian tie-dye dan pakaian lurik.

Jika Pemkab Semarang bisa mulai setiap hari Kamis dan tidak hanya pejabat pemerintah tetapi juga swasta akan mengenakan pakaian tradisional, itu akan sangat bagus. “Industri kreatif tentunya juga akan meningkat di daerah ini,” kata gubernur.

Source: repjogja.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button