Selama ini Indonesia hanya bisa mengimpor inverter, pemuda Yogyakarta telah berhasil mengembangkan teknologinya lebih lanjut - WisataHits
Jawa Timur

Selama ini Indonesia hanya bisa mengimpor inverter, pemuda Yogyakarta telah berhasil mengembangkan teknologinya lebih lanjut

Harianjogja.com, JOGJA — Seorang pemuda asal Yogyakarta menggagas pengembangan teknologi konverter akan diproduksi di dalam negeri. Pasalnya, selama ini permintaan komponen tersebut masih diimpor dari negara lain.

Dalam dunia teknologi khususnya elektronika, konverter dikenal sebagai salah satu komponen terpenting dan kompleks dari sistem kelistrikan independen.

Sistem tenaga listrik independen adalah sistem yang tidak bergantung pada jaringan utilitas listrik. Sistem seperti itu berkisar dari lampu halaman kecil hingga rumah di lokasi terpencil, desa, taman nasional, fasilitas medis, dan militer.

DIDUKUNG:

YouGov: Tokopedia jadi brand yang paling direkomendasikan untuk orang Indonesia

Komponen umum dari sistem tersebut adalah akumulator, yang menyerap dan memasok daya dalam bentuk arus searah (DC). Sebaliknya, jaringan utilitas memasok beban arus bolak-balik (AC).

konverter mengubah arus searah menjadi arus bolak-balik dan juga mengubah tegangan. Dengan kata lain, ini adalah catu daya. Komponen-komponen ini dapat memungkinkan sistem daya mandiri berbasis baterai untuk memberi daya pada perangkat tradisional melalui kabel rumah tradisional.

Bocah 28 tahun bernama Laskar Pamungkas ini sudah memiliki minat dalam pembangunan konverter sejak studi dasar di bidang teknik elektro, Fakultas Teknik UGM.

Namun, ia merasakan ketertarikannya pada dunia manufaktur di atas segalanya dalam elektronik konvertermasih belum bisa didistribusikan.

BACA JUGA: Dies Natalis ke-18, Jogja TV mendistribusikan STB untuk mendukung migrasi TV digital

Alhasil, ia melanjutkan studinya di tingkat pascasarjana di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) pada tahun 2017. Selama studinya, ia juga bekerja di sebuah perusahaan start-up yang berfokus pada energi hijau.

Setelah menyelesaikan studinya hingga PhD, Laskar kembali ke Indonesia pada awal 2022. Di Jogja, ia membuka kantor perwakilan untuk perusahaan tempatnya bekerja di Taiwan, yaitu Yiqun Green Energy Tech. Di sana para pejuang membuat perangkat konverter.

Menurut para pejuang konverter sudah diproduksi oleh banyak perusahaan. Namun, di Indonesia belum ada pabriknya konvertersehingga sampai saat ini impor dari luar negeri terus berlangsung.

“Setelah lulus, saya kembali ke Indonesia dan ditawari kesempatan untuk mendirikan kantor perwakilan di sini oleh perusahaan saya di Taiwan. pasar. Tapi saya tidak hanya ingin mencari pasar, saya menginginkannya bakat Penduduk setempat juga ikut andil dalam mendesain produk mereka,” kata Laskar saat ditemui Harianjogja.comRabu (14/9/2022).

produk

Menurut dia, perangkat ini sangat dibutuhkan, karena ke depan semakin banyak aspek kehidupan yang menggunakan energi listrik.

Ia menyayangkan negara sebesar Indonesia masih belum memiliki pabrik konverter. Dia tidak terkejut, bagaimanapun, karena kampus utama elektronik tidak fokus pada pembelajaran manufaktur dalam elektronik.

“Di kampus, fokusnya pada layanan, bukan produksi. Jadi ketika saya memulai perusahaan ini, itu juga sulit mencari bakatdia harus pengajaran dulu,” ujarnya.

Karena belum menjadi tren, Laskar saat ini merintis pengembangan produk konverter perlahan di tanah air. Meskipun kami belum dapat sepenuhnya memproduksi di sini, sebagian dari prosesnya seperti desain produk konverter Pengerjaan sudah dimulai dari kantor perwakilan di Yogyakarta.

Banyak tantangan

Bagi sebagian orang, lulusan S3 identik dengan tujuan karir mengajar. Namun, tidak bagi para pendekar.

Sejak awal ia hanya ingin menekuni satu bidang saja agar bisa memulai perusahaan manufaktur elektroniknya sendiri.

Ia pun mengaku ada beberapa tawaran menjadi guru di kampus lamanya. “Tapi karena di Indonesia tidak ada perusahaan manufaktur, saya lebih suka mengisi celah di industri,” katanya.

BACA JUGA: Dana untuk mendukung pembangunan DIY di Selatan

Namun, dia mengakui bahwa ini telah memberinya beberapa tantangan. Mencari bakat yang mengerti sepenuhnya untuk membantunya membuat inverter masih sulit dilakukan.

Di sisi lain, Laskar juga merasa kurang memiliki kemampuan pemasaran. Karena sudah terbiasa mengerjakan aspek teknis riset dan pengembangan produk.

Ia menjelaskan bahwa produk yang ia tawarkan ke pasar di Indonesia merupakan integrasi di antara mereka konverter dan konverter. Sehingga pengguna mungkin lebih mudah digunakan.

produk terbaru konverterDigunakan pada peralatan penunjang budidaya ikan air tawar di Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Bendo, Bojonegoro, Jawa Timur.

Kegiatan tersebut digagas dalam rangka program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UP3 Bojonegoro.

Laskar berharap lebih dan lebih untuk masa depan orang yang tertarik di negara yang tertarik dengan produk yang ditawarkannya.

Di sisi lain, ia juga memiliki tujuan untuk mengembangkan inverternya sebagai produk retail sehingga dapat menarik minat individu.

Source: tekno.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button