Sejarah Bangkalan Disebut sebagai kota Dzikir dan Sholawat - WisataHits
Jawa Timur

Sejarah Bangkalan Disebut sebagai kota Dzikir dan Sholawat

Memuat…

Kisah Bangkalan yang juga disebut kota Dzikir dan Sholawat ini tidak datang secara tiba-tiba. Pada 2015 lalu, kota yang terletak di ujung barat Pulau Madura ini memang diresmikan sebagai kota Zikir dan Selawat oleh Bupati Bangkalan yang saat itu menjabat sebagai Makmun Ibnu Fuad. Julukan ini menggantikan sebutan sebelumnya, yaitu sebagai Kota Salak.

Mengapa kota Dzikir dan Sholawat dijuluki tak lepas dari sosok mendiang RKH Fakhrillah? Masyarakat Bangkalan memang selalu suka berkumpul untuk acara-acara keagamaan. Tidak sebatas menghadiri pengajian dan pengajian, mereka kerap berkumpul di acara Tahlilan Sholawatan, Manaqiban, Yasinan, dan sebagainya. Kegiatan ini biasa disebut srakalan dan rutin diadakan seminggu sekali atau sebulan sekali.

Rutinitas positif inilah yang kemudian menjadi perhatian RKH Fakhrillah. Mengapa sesuatu yang baik itu tidak menjadi identitas yang mengakrabkan masyarakat di luar sana dengan adat istiadat masyarakat Bangkalan?

Baca juga: 15 Daerah di Indonesia Disebut Kota Santri

Terakhir, para ulama, santri, blater bahkan tupai juga mendukung terbentuknya Bangkalan sebagai kota dzikir dan doa dengan dukungan masyarakat. Hal itu disampaikan Makmun Ibnu Fuad saat perayaan 40 tahun wafatnya RKH Fakhrillah.

Bangkalan, kota dzikir dan doa lebih menggambarkan adat istiadat masyarakat Bangkalan serta budaya dan tradisi yang ada didalamnya. Dibandingkan dengan sebutan sebelumnya yaitu Bangkalan sebagai kota Salak nampaknya masih lebih unggul dari kota Dzikir. Hal ini dikarenakan tidak semua daerah di wilayah Bangkalan dapat tumbuh pohon salak. Namun kegiatan keagamaan selalu dilakukan di setiap daerah di Bangkalan, yang tentunya meliputi zikir dan doa.

Bukan hal baru lagi di Bangkalan, jika ada hajatan pernikahan juga akan ada acara hiburan Sholawatan atau Habsyian. Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi pemilik hajat ketika anaknya menikah dan bisa menyelenggarakan shalat berjamaah.

Baca juga: Mengikuti jejak Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno, di kota Santri

Gatekertosusila
Bangkalan berada di ujung paling barat Pulau Madura; Berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Sampang di sebelah timur, dan Selat Madura di sebelah selatan dan barat.

Pelabuhan Kamal adalah pintu gerbang ke Madura di Jawa. Kota ini merupakan salah satu kawasan di kawasan metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila.

Kabupaten Bangkalan terdiri dari 18 kecamatan yang terbagi atas sejumlah 273 desa dan 8 kecamatan. Pusat pemerintahan terletak di Kabupaten Bangkalan.

Sejak diresmikannya Jembatan Suramadu, Kabupaten Bangkalan menjadi pintu gerbang utama Pulau Madura dan salah satu tujuan wisata pilihan di Jawa Timur baik dari segi keindahan alamnya (Bukit Jaddih, Gunung Geger, Pemandian Sumber Bening -Langkap -Modung dll. ) ; Budaya (karapan sapi dll) serta wisata kuliner, termasuk nasi bebek khas Madura.

Baca juga: Kisah Dzikir Jalalah atau Talqinul Dzikir dan Keutamaannya

(mhy)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button