Penutupan Four Mountains Trail diperpanjang - WisataHits
Jawa Timur

Penutupan Four Mountains Trail diperpanjang

Potensi cuaca ekstrim meningkat minggu depan

DAERAH, Jawa Pos Radar Mojokerto – Penutupan beberapa jalur pendakian di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo diperpanjang. Wisata pendakian di Gunung Welirang, Arjuno, Pundak dan Bukit Watu Jengger ditutup hingga 22 Oktober. Menurut hasil prakiraan dan analisis BMKG Juanda, potensi kejadian cuaca ekstrem dalam waktu dekat masih tinggi.

Kepala UPT Tahura R. Soerjo Ahmad Wahyudi mengatakan penutupan sementara empat jalur pendakian diperpanjang. Sebelumnya dari 9 hingga 15 Oktober, kini telah diperpanjang hingga 22 Oktober. Tidak sia-sia acuan hasil analisis dan prakiraan BMKG Juanda. Prakiraan cuaca ekstrem di wilayah Mojokerto itu berlanjut hingga pekan depan.

“Kami tetap mengacu pada hasil analisis dan imbauan BMKG Juanda. Saat ini curah hujan masih tinggi di sana (di kawasan Tahura), bahkan beberapa kali terjadi badai,” katanya kemarin. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya praktis memperpanjang penutupan sementara. Hal ini, kata Wahyudi, otomatis memiliki sejumlah implikasi. Salah satunya adalah penurunan kunjungan wisatawan jika penutupan diperpanjang.

“Bahkan, ini akan mengurangi pendapatan. Tapi itu bukan prioritas. Kami menyebutnya sebagai penyedia wisata bagi masyarakat, jadi keselamatan masyarakat atau pengunjung diutamakan,” jelasnya. Ia menjelaskan, seiring dengan perpanjangan penutupan, ada juga dampak positifnya. Yakni, semakin lama waktu pemulihan ekosistem hutan tanpa tersentuh aktivitas pendakian.

“Jadi ini sekaligus mengembalikan upaya pemulihan sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem. Karena aktivitas manusia, termasuk memanjat, di hutan lindung juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan,” kata Wahyudi.

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan penutupan sementara akan diperpanjang untuk kedua kalinya. Perlu diingat bahwa saat ini kita sedang memasuki fase transisi. “Kami mengikuti saran dari BMKG Juanda. Jika potensi cuaca ekstrem terus berlanjut, penutupan dapat diperpanjang. Karena kami sering tutup saat musim hujan,” katanya.

Secara terpisah, Koordinator Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto menyatakan, dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur, termasuk Mojokerto, memiliki potensi cuaca ekstrem yang cukup signifikan hingga 22 Oktober mendatang. Faktor-faktor tersebut, mulai dari pola tikungan angin dan penurunan kecepatan angin, yang dapat meningkatkan pertumbuhan hujan.

Menurut Rossby fenomena gelombang atmosfer khatulistiwa dan anomali suhu permukaan laut di perairan Jawa Timur. Antara +0,5 hingga +2,5 derajat Celcius, meningkatkan pasokan uap air di atmosfer. “Fenomena ini mempengaruhi pembentukan awan cumulonimbus yang intens dan berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem. Seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung hingga fenomena hujan es. Diperkirakan kondisi ini akan berlanjut hingga minggu depan,” katanya saat dikonfirmasi Jawa Pos Radar Mojokerto kemarin.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat melakukan upaya mitigasi potensi bencana hidrometeorologi di seluruh wilayah. Mulai dari pembersihan saluran irigasi dan sungai hingga pemangkasan pohon. “Papan reklame semi permanen juga perlu ditertibkan karena berisiko tersapu angin kencang dan membahayakan warga sekitar,” kata Teguh. (vad/fen)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button