Sandi mendorong desa wisata Bugisan untuk menciptakan lapangan kerja - WisataHits
Jawa Tengah

Sandi mendorong desa wisata Bugisan untuk menciptakan lapangan kerja

Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif/Baparekraf RI) Sandiaga Salahuddin Uno disambut tarian kuda saat berkunjung ke Desa Wisata Bugisan.Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif/Baparekraf RI) Sandiaga Salahuddin Uno disambut tarian kuda saat berkunjung ke Desa Wisata Bugisan. foto: is

Jawa Tengah, BerkatnewTV. Desa Bugisan, salah satu dari 50 desa wisata terbaik, masuk dalam program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

ADWI merupakan program unggulan Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif sebagai motor penggerak revitalisasi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata di Indonesia.

“Saya melihat Desa Wisata Bugisan bisa menjadi kluster percontohan penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru yang berkualitas. berbasis masyarakat di pedesaan. Jadi akhirnya, kita bisa melihat kekuatan masyarakat bangkit kembali setelah pandemi ini. Dan target 2024 adalah menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru dan berkualitas,” kata Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif/Badan Pariwisata dan Industri Kreatif Republik Indonesia (Parekraf/Baparekraf RI).

Sandi mengatakan, destinasi wisata unggulan Desa Wisata Bugisan yang kaya akan peninggalan leluhur, seperti desa wisata lainnya, telah lolos standar evaluasi tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori.

Yakni, daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), souvenir (kuliner, fashion dan kerajinan), homestay, toilet umum, digital dan kreatif, kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan (CHSE) dan kelembagaan desa.

“Dalam mempromosikan dan mengembangkan desa wisata, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif telah bekerja sama dengan mitra strategis seperti Astra, BCA, BNI dan Grab. Mereka akan membimbing desa-desa ini dalam mengembangkan industri kreatif untuk tahun depan,” katanya.

Mengunjungi Desa Bugisan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah (Jawa Tengah) pada Jumat (7/7), Sandi disapa dengan semarak paduan irama yang dimainkan oleh alat musik tradisional mengiringi gerakan lincah para penari Jathilan.

Lokasi Desa Wisata Bugisan sangat strategis. Terletak di area pintu keluar Candi Prambanan, berbatasan dengan Desa Tlogo.

Baca juga:

Desa Bugisan memiliki banyak peninggalan purbakala, salah satunya adalah Candi Plaosan. Kemegahan Candi Plaosan dengan stupa yang memadukan corak Hindu dan Buddha menjadi daya tarik wisata dalam dan luar negeri.

Candi tersebut merupakan salah satu candi yang menjadi akulturasi antara candi Hindu dan Buddha sebagai bukti cinta Rakai Pikatan dan juga Pramudyawardani. Selain itu, Desa Bugisan memiliki candi lain yaitu Kuil Ghana.

“Ini setua Candi Borobudur 1.200 tahun yang lalu. Masih relatif dapat dikunjungi. Dan itu adalah alternatif. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan bahwa desa wisata Bugisan ini merupakan destinasi wisata unggulan yang termasuk dalam ekosistem destinasi wisata prioritas Borobudur,” ujarnya.

“Jadi pola perjalanan akan kita kembangkan lebih awal. Terlihat dari Borobudur. Karena jaraknya tidak terlalu jauh. Ini seumuran dan juga menunjukkan kearifan lokal,” tambah Sandi.

Selain itu, Sandi mengatakan pemerintah akan memberikan dukungan untuk merekam hak intelektual alat musik asli Desa Wisata Bugisan, Pring Sedapur, buatan Ki Sutikno, warga desa Bugisan. Alat musik ini dibuat dari sekelompok pohon bambu atau pring sapur.

“Jadi itu direkam untuk diturunkan ke generasi berikutnya,” katanya.

Nuansa alam pedesaan yang asri dan budaya Jawa, keramahan dan seni budaya merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh anggota masyarakat. Kekayaan alam dan peninggalan sejarah inilah yang menjadikan desa Bugisan sebagai simbol interaksi harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Desa Wisata Bugisan memiliki beberapa objek wisata buatan yang berkualitas, diantaranya adalah Candi Paseban Kembar. Ini adalah kafetaria yang terletak di sebelah timur Candi Plaosan.

Paseban Candi Kembar didesain sebagai kafe semi modern yang dihiasi lampion warna-warni. Pondok bagi pengunjung untuk berhenti dan panggung untuk acara musik live juga dibangun di daerah tersebut.

Lalu ada Daleme Simbah, rumah adat yang ditinggalkan oleh salah satu kepala desa. Di dalam bangunan tersebut, wisatawan dapat menemukan aksen Jawa kuno atau aksara Hanacaraka yang masih terpelihara. Aksara tersebut menceritakan tahapan kehidupan manusia menurut bahasa Jawa dari lahir sampai mati.

Dari segi potensi seni, Desa Wisata Bugisan memiliki pertunjukan warisan leluhur yaitu Karawitan. Pertunjukan seni dengan musik gamelan dan dibawakan oleh warga sekitar. Lalu ada Jathilan, pertunjukan kuda lumping. Ada juga Gejog Lessage yang masih dilestarikan dan biasanya dimainkan oleh para lansia dan biasanya ditampilkan pada Festival Budaya Candi Plaosan. Selain Jathilan, desa ini juga memiliki berbagai tarian lain seperti Sorak Gumyak, Wanara dan Balet.

Wisatawan kuliner bisa mencoba berbagai menu spesial. Seperti jamu tradisional, Jenang Kendhil, Sego Gudangan, Sego Wiwitan dan Sambel Wader. Ada juga jajanan seperti ampingang, keripik pisang, aneka lekukan, dan aneka olahan pepaya.

Nah, yang menarik, Desa Bugisan juga memiliki oleh-oleh yaitu baju daur ulang. Limbah rumah tangga yang tidak dapat terurai digunakan dalam pembuatannya.

Desa Bugisan diolah oleh ibu-ibu PKK sedemikian rupa sehingga memiliki nilai jual yaitu pakaian daur ulang. Selain itu, Desa Bugisan juga memiliki produksi batik eco-printing menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam yaitu motif alam yang ramah lingkungan. Pengunjung juga dapat mengambil bagian dalam pembuatan batik. (rls/tmb)

Source: berkatnewstv.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button