Sandiaga Uno mendorong potensi Desa Wisata Bugisan untuk menciptakan lapangan kerja - WisataHits
Jawa Timur

Sandiaga Uno mendorong potensi Desa Wisata Bugisan untuk menciptakan lapangan kerja

KLATEN Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf/Baparekraf RI) Sandiaga Salahuddin Uno terus mendorong pengembangan potensi desa wisata di Indonesia.

Salah satunya adalah Desa Wisata Bugisan.

Pengembangan desa wisata ini dapat menjadi kluster percontohan penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru yang berkualitas.

“Pembangunan desa wisata berbasis masyarakat di pedesaan. Jadi akhirnya kekuatan masyarakat untuk bangkit kembali setelah pandemi ini,” kata Sandiaga Salahuddin Uno saat berkunjung ke Desa Wisata Bugisan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah (Jawa Tengah), Jumat (07/08).

Sandiaga disambut dengan semarak paduan irama alat musik tradisional mengiringi gerakan lincah para penari Kuda Lumping Jathilan.

Bersama Bupati Klaten Hj. Sri Mulyani, mereka membuka jalan bagi Mas Menteri.

Desa Wisata Bugisan merupakan salah satu dari 50 desa wisata terbaik dalam program Indonesian Tourism Village Award (ADWI) 2022.

ADWI merupakan program unggulan Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif sebagai motor penggerak revitalisasi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata di Indonesia.

Saat ini ADWI telah memasuki tahun kedua.

Sandi mengatakan, destinasi wisata unggulan Desa Wisata Bugisan yang kaya akan peninggalan leluhur, seperti desa wisata lainnya, telah lolos standar evaluasi tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori.

Yakni, daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), souvenir (kuliner, fashion dan kerajinan), homestay, toilet umum, digital dan kreatif, kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan (CHSE) dan kelembagaan desa.

“Dalam mempromosikan dan mengembangkan desa wisata, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif telah bekerja sama dengan mitra strategis seperti Astra, BCA, BNI dan Grab. Mereka akan membimbing desa-desa ini dalam mengembangkan industri kreatif untuk tahun depan,” katanya.

“Saya melihat Desa Wisata Bugisan bisa menjadi kluster percontohan penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru yang berkualitas. Dan target 2024 adalah menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru dan berkualitas,” tambah Sandi.

Berbicara potensi, letak Desa Wisata Bugisan sangat strategis.

Terletak di area pintu keluar Candi Prambanan, berbatasan dengan Desa Tlogo.

Desa Bugisan memiliki banyak peninggalan purbakala, salah satunya adalah Candi Plaosan.

Kemegahan Candi Plaosan dengan stupa yang memadukan corak Hindu dan Buddha menjadi daya tarik wisata dalam dan luar negeri.

Secara budaya, Desa Wisata Bugisan masih memegang teguh warisan leluhur yang telah dititipkan dan sudah ada sejak dahulu kala.

Ikon wisata budaya yang sangat terkenal adalah Candi Plaosan.

Candi tersebut merupakan salah satu candi yang menjadi akulturasi antara candi Hindu dan Buddha sebagai bukti cinta Rakai Pikatan dan juga Pramudyawardani.

Selain itu, Desa Bugisan memiliki candi lain yaitu Kuil Ghana.

Sandi mengatakan, destinasi wisata Candi Plaosan perlu ditingkatkan lagi dari segi penataannya.

Namun, kata Sandi, ada yang menarik dari Candi Plaosan karena seumuran dengan Candi Borobudur.

“Ini setua Candi Borobudur 1.200 tahun yang lalu. Masih relatif dapat dikunjungi. Dan itu adalah alternatif. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan bahwa desa wisata Bugisan ini merupakan destinasi wisata unggulan yang termasuk dalam ekosistem destinasi wisata prioritas Borobudur,” ujarnya.

“Jadi pola perjalanan akan kita kembangkan lebih awal. Terlihat dari Borobudur. Karena jaraknya tidak terlalu jauh. Mereka seumuran dan juga menunjukkan kearifan lokal,” tambah Sandi.

Selain itu, Sandi mengatakan pemerintah akan memberikan dukungan untuk merekam hak intelektual alat musik asli Desa Wisata Bugisan, Pring Sedapur, buatan Ki Sutikno, warga desa Bugisan.

Alat musik ini dibuat dari sekelompok pohon bambu atau pring sapur.

“Jadi itu dicatat untuk diturunkan ke generasi berikutnya,” katanya.

Nuansa alam pedesaan yang asri dan budaya Jawa, keramahan dan seni budaya merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh anggota masyarakat.

Kekayaan alam dan peninggalan sejarah inilah yang menjadikan desa Bugisan sebagai simbol interaksi harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Desa Wisata Bugisan memiliki beberapa objek wisata buatan yang berkualitas, diantaranya adalah Candi Paseban Kembar.

Ini adalah kafetaria yang terletak di sebelah timur Candi Plaosan.

Paseban Candi Kembar didesain sebagai kafe semi modern yang dihiasi lampion warna-warni.

Pondok juga telah dibangun di sana bagi pengunjung untuk singgah dan ada panggung untuk acara musik live.

Lalu ada Daleme Simbah, rumah adat yang ditinggalkan oleh salah satu kepala desa.

Di dalam bangunan tersebut, wisatawan dapat menemukan aksen Jawa kuno atau aksara Hanacaraka yang masih terpelihara.

Tulisan tersebut menceritakan tahapan kehidupan manusia menurut bahasa Jawa dari lahir sampai mati.

Adapun potensi seni, Desa Wisata Bugisan memiliki pertunjukan warisan leluhur yaitu Karawitan.

Pertunjukan seni dengan musik gamelan dan dibawakan oleh warga sekitar.

Lalu ada Jathilan, pertunjukan kuda lumping.

Ada juga Gejog Lessage yang masih dilestarikan dan biasanya dimainkan oleh para lansia dan biasanya ditampilkan pada Festival Budaya Candi Plaosan.

Selain Jathilan, desa ini juga memiliki berbagai tarian lain seperti Sorak Gumyak, Wanara, dan Balet.

Wisatawan kuliner bisa mencoba berbagai menu spesial. Seperti jamu tradisional, Jenang Kendhil, Sego Gudangan, Sego Wiwitan dan Sambel Wader.

Ada juga jajanan seperti ampingang, keripik pisang, aneka penyok, dan aneka olahan pepaya.

Nah, yang menarik, Desa Bugisan juga memiliki oleh-oleh yaitu baju daur ulang.

Limbah rumah tangga yang tidak dapat terurai digunakan dalam pembuatannya.

Desa Bugisan diolah oleh ibu-ibu PKK sedemikian rupa sehingga memiliki nilai jual yaitu pakaian daur ulang.

Selain itu, Desa Bugisan juga memiliki produksi batik eco-printing menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam yaitu motif alam yang ramah lingkungan.

Pengunjung juga dapat mengambil bagian dalam pembuatan batik.

Source: www.beritamoneter.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button