Samar-samar di depan Toko Bakso - WisataHits
Jawa Barat

Samar-samar di depan Toko Bakso

Majalengka

Setiap daerah di Indonesia memiliki penanda nol kilometer. Selain sebagai penanda geografis, titik nol kilometer biasanya menjadi catatan sejarah penting bagi suatu daerah.

Kawasan nol kilometer biasanya ditandai dengan tugu dan bahkan dijadikan sebagai destinasi. Namun, di Kabupaten Majalengka keberadaan titik nol kilometer tidak seperti di kota-kota pada umumnya.

Lokasinya belum banyak diketahui masyarakat setempat. Karena posisinya tersembunyi dan tidak digunakan sebagai tugu peringatan. Tanda titik nol kilometer Majalengka dibuat hanya dengan menuangkan semen di ketinggian sekitar 80 sentimeter.

Terletak di Jalan KH Abdul Halim depan BRI Cabang Majalengka, tepatnya di sebelah stand bakso, lokasinya menyatu dengan kawasan perbelanjaan.

Oleh karena itu, penanda nol kilometer jarang diperhatikan oleh masyarakat. Karena tandanya sulit dilihat.

“Saya tidak tahu dimana. Apakah ada? Karena saya belum pernah melihat atau mendengarnya,” kata Agus Awaludin, warga Desa Sindangkasih, Kecamatan Majalengka, Kabupaten.

Titik nol kilometer di MajalengkaTitik nol kilometer di Majalengka Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar

Lalu bagaimana cerita awal mula penentuan titik nol kilometer di Majalengka, kenapa ditempatkan di sana?

Pecinta sejarah sekaligus ketua kelompok Madjalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana mengatakan, tidak ada catatan sejarah yang jelas mengenai tahun berapa titik nol kilometer itu berada. Namun, tanda ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

“Biasanya pemerintah kolonial Belanda yang memutuskan. Tahun tepatnya belum diketahui. Hanya dari informasi lain, berasal dari pembangunan jalan Surat besar von Daendels tahun 1806-an,” jelas Naro, panggilan akrab Nana Rohmana detikJabar, Rabu (7/9/2022).

Menurut Naro, penentuan titik nol kilometer biasanya dipilih di daerah yang menjadi pusat perekonomian daerah. Horse Change Stop adalah tempat yang populer untuk menetapkan titik nol kilometer.

“Biasanya titik nol kilometer dulunya ada stasiun ganti kuda. Misalnya orang dari Bandung ke Cirebon lewat Majalengka, sekarang ada stasiun ganti kuda di titik nol,” katanya.

“Atau di titik nol lembaga ekonomi pertama dibangun. Ada pertokoan misalnya, atau apa saja yang berhubungan dengan ekonomi,” imbuhnya.

Titik nol kilometer di MajalengkaTitik nol kilometer di Majalengka Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar

Kawasan yang kini dijadikan penanda titik nol kilometer di Majalengka, kata Naro, dulunya merupakan titik perhentian pacuan kuda. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda menetapkan lokasi tersebut sebagai titik nol kilometer di Majalengka.

“Alasan penempatannya terletak pada kebiasaan pemerintah Belanda menentukan titik nol kilometer dari bekas stasiun ganti kuda atau kantor pos surat. Nah, dulunya dekat daerah itu,” katanya.

Sementara itu, Naro juga mengomentari lokasi penanda titik nol kilometer: Menurutnya, Majalengka sudah saatnya memiliki titik nol kilometer seperti di daerah lain. Selain dikenal masyarakat, juga dapat menarik perhatian wisatawan.

“Kalau bisa, buatlah tugu penanda seperti di kota-kota besar karena terkadang orang yang bepergian ke kota mencari tugu nol kilometer,” ujarnya.

Jika mendirikan tugu atau prasasti tidak cukup, Naro menyarankan untuk memindahkan tameng ke tempat yang lebih tepat. “Karena tidak cukup ruang, bisa dipindah ke seberang di depan BRI, masih ada lahan di sana,” sarannya.

(lezat enak)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button