Raker PHRI Daerah Pangandaran 3, Fokus Pengembalian Animasi Dihentikan Pariwisata Pangandaran - WisataHits
Jawa Barat

Raker PHRI Daerah Pangandaran 3, Fokus Pengembalian Animasi Dihentikan Pariwisata Pangandaran

Raker PHRI Daerah Pangandaran 3, Fokus Pengembalian Animasi Dihentikan Pariwisata Pangandaran

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BANJAR — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat menggelar lokakarya daerah 3 pada Kamis (19/1/2023) di Pantai Pangandaran, Banjar, Jawa Barat.

Pada Rakerda kali ini PHRI fokus membahas peningkatan kunjungan wisata ke Pangandaran.

Ketua PHRI Kota Depok Fajar Prawinto yang juga GM Wisma Makara UI mengatakan, dalam Rakerda Jabar ini, PHRI fokus meningkatkan lalu lintas ke Pangandaran setelah dilanda pandemi.

“Dalam Rakerda kali ini kami fokus untuk meningkatkan trafik pengunjung di Pangandaran pascapandemi dan memasuki tahun baru. Kemudian Pangandaran juga terkena laporan palsu bahwa akan terjadi tsunami yang sangat mempengaruhi okupansi hotel dan membuat rekomendasi kepada pemerintah untuk mengaktifkan kembali jalur kereta api ke Pangandaran agar wisatawan asing dan Wisnu dapat berkunjung,” kata Fajar Prawinto.

Selama pandemi yang dimulai pada tahun 2020, Pangandaran menjadi kawasan wisata pertama yang mengibarkan bendera putih, hotel dan restorannya menyerah.

Baca Juga: PHRI Kabupaten Bogor Siap Menampung Generasi Milenial dalam Kepengurusan 2022-2027

Sementara itu, Kepala Dinas PSDKU Pangandaran UNPAD Bambang Hermanto mengatakan, ada dua hal yang perlu segera dibenahi jika Pangandaran ingin terus mengembangkan sektor pariwisatanya.

Bambang mengatakan yang pertama adalah akses menuju Pangandaran dan yang kedua adalah beragamnya destinasi wisata yang ditawarkan kepada calon wisatawan.

Pada umumnya masyarakat menginginkan akses jarak dekat, katakanlah 3-4 jam dari rumah ke tempat tujuan. Aksesibilitas harus ditingkatkan, tidak hanya di jalan utama, tetapi juga waktu tempuh harus tinggi.

“Seperti diketahui, akses masuk ke Pangandaran setidaknya melewati 3 pasar utama dari Bandung, karena akses terbesar Pangandaran dari Bandung adalah pasar Limbangan dan Malangbong. Kalau jamnya panjang dan salah pilih waktu, biasanya satu jam sekali, belum lagi ada kawasan industri. Sepatu di Garut dan Rancaekek, kalau masing-masing menyumbang kemacetan selama satu jam, 5 jam, waktu tempuh akan terhambat,” kata Bambang.

Baca Juga: Gelar Muscab, PHRI Kabupaten Bogor Komitmen Bantu Angkat PAD Kabupaten Bogor

Bambang mengatakan solusi akses adalah membangun jalan tol dan menghidupkan kembali akses transportasi umum seperti kereta api dan pesawat.

“Jalan tidak mungkin dilebarkan, jadi harus ada jalan alternatif, yaitu jalan tol, jalur kereta api, atau jalur pesawat,” ujarnya.

Mengenai destinasi wisata yang ditawarkan di Pangandaran, Bambang mengatakan, masyarakat di Pangandaran saat ini fokus pada wisata bahari baik di Pantai Barat maupun Pantai Timur.

“Sudah saatnya Pangandaran mengembangkan destinasi wisatanya dengan tidak hanya melihat wisata laut tapi juga wisata sungai di Pangandaran, seperti Kali Ciwayang yang juga bernilai jual, atau mungkin perbukitan,” ujarnya.

Baca Juga: Menyegarkan PHRI BikeTour Bogor, Sandiaga Uno & Bima Arya Menyelesaikan 31 Kilometer Keliling Kota Bogor

Sementara itu, sekilas tentang PHRI, Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI), disebut sebagai Indonesia Hotel & Restaurant Association (PHRI) dalam hubungan internasional, merupakan kelanjutan dari organisasi ITHA (Indonesia Tourist Hotel Association) yang didirikan pada tanggal 9 Februari 1969.

PHRI didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan.

PHRI berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia, kedaulatan organisasi yang berlandaskan Pancasila sepenuhnya berada di tangan anggota dan dilaksanakan oleh Musyawarah Nasional (MUNAS).

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button