Protes damai Aremania menyerukan penyelidikan penuh atas tragedi Kanjuruhan - WisataHits
Jawa Timur

Protes damai Aremania menyerukan penyelidikan penuh atas tragedi Kanjuruhan

MALANG (ANTARA) – Ribuan suporter Arema FC atau yang dikenal dengan Aremania menggelar aksi damai di Kota Malang, Kamis, menuntut penyelidikan penuh atas tragedi yang menewaskan 135 orang di Stadion Kanjuruhan itu.

Massa mulai berkumpul di Stadion Gajayana sekitar pukul 10.00 WIB, kemudian dilanjutkan ke kawasan wisata Kayutangan Heritage di Jalan Basuki Rahmat pada pukul 12.30 WIB, kemudian berpindah ke Rajabali Crossing.

Dalam aksinya, Aremania membawa sejumlah peti mati dengan foto para korban tragedi Kanjuruhan, plakat berisi tuntutan, dan spanduk besar bertuliskan “Selidiki Tragedi Kanjuruhan”.

Di kawasan Rajabali Crossing, beberapa Aremania menggelar aksi teatrikal, termasuk demonstrasi penembakan gas air mata di tribun penonton.

Tembakan gas air mata aparat keamanan untuk meredam kericuhan usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada malam 1 Oktober 2022, membuat massa panik dan berebut jalan keluar stadion. Insiden itu melukai ratusan orang dan menewaskan 135 orang.

Suporter Arema FC (Aramania) melakukan aksi teatrikal dalam aksi damai memperingati 40 hari tragedi Kanjuruhan di Jalan Basuki Rahmat, Malang, Jawa Timur, Kamis (10/11/2022). ANTARA FOTO/H. PRABOWO

Dari Persimpangan Rajabali, Aremania melanjutkan aksinya di kawasan Balai Kota Malang.

Hujan deras tak mampu menghentikan aksinya. Para pembicara dalam aksi tersebut terus melantunkan doa untuk para korban tragedi Stadion Kanjuruhan.

Wali Kota Malang Sutiaji juga menyempatkan diri memberikan orasi bersama Aremania di tengah hujan lebat. Ia setuju bahwa tragedi Kanjuruhan perlu diusut tuntas.

“Saya bersama semua teman saya. mari kita kendalikan Yang jahat pasti musnah,” kata Sutiaji.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada ribuan warga Aremania yang menggelar aksi damai.

Dalam aksinya, Aremania mengajukan sejumlah tuntutan, di antaranya tuntutan untuk menuntut semua pelaku di balik tragedi Kanjuruhan, termasuk petugas yang menembakkan gas air mata.

Mereka juga menyatakan bahwa tragedi Kanjuruhan adalah pelanggaran berat hak asasi manusia dan semua korban dan keluarganya dalam tragedi itu harus menerima kompensasi.

Pada malam 1 Oktober 2022, terjadi kerusuhan usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Dalam kericuhan itu, aparat gabungan polisi dan TNI berusaha membubarkan para pendukung dengan gas air mata. Aksi tersebut membuat para suporter panik dan berhamburan keluar stadion.

Sebanyak 135 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button