Press Trip JMSI NTB, Banyuwangi-Malang, Perjalanan 14 Jam di Tengah Laut (2) - WisataHits
Jawa Timur

Press Trip JMSI NTB, Banyuwangi-Malang, Perjalanan 14 Jam di Tengah Laut (2)

Sastro A (Pengurus JMSI NTB)

Pukul 12.00 WIB, KMP Pratama Kaya merapat di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Peralihan ke dini hari diisi dengan kelap-kelip lampu pelabuhan yang tak pernah tidur.

Banyuwangi masih menunjukkan kehidupan dengan adanya warung tenda dan pertokoan yang buka. Pada Jumat (18/11/22) stand tenda dengan menu spesial berupa bebek panggang mengajak Anda bersantai.

Hidangan teh panas menyegarkan di tengah gerimis yang membasahi jalanan berbatu. Ia butuh istirahat beberapa jam karena dalam waktu dekat harus memenuhi janji audiensi dengan JMSI NTB kepada Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika yang mewakili Bupati di Kantor Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi.

Sebagian masih sayang mengenang kesadaran masyarakat Banyuwangi dan siapa saja yang pernah berkunjung ke kawasan itu sebagai kampanye publisitas untuk kemajuan Kota Kabupaten. Sebuah pergerakan melalui sektor pariwisata yang kemudian menggerakkan sendi-sendi kehidupan sektor lainnya seperti infrastruktur perkotaan dan perdesaan. Rupanya, Banyuwangi kemudian tertantang untuk menunjukkan dirinya di sektor pariwisata.

Saat tim JMSI NTB diterima oleh Direktur Dinas Komunikasi dan Informatika Budi Santoso dan Direktur Dinas Pariwisata Daerah Ngalamin, terungkap kesamaan Banyuwangi dengan beberapa ibu kota kabupaten NTB. Salah satunya adalah Banyuwangi memiliki tempat selancar yang luar biasa yang juga dimiliki oleh Kabupaten Dompu di NTB.

Banyuwangi juga memiliki pelayanan yang cukup mumpuni untuk setiap tamu yang datang. Di lobby Kantor Pemkab, tamu dari berbagai kalangan disambut dengan hangat dan disuguhi menu makanan dan minuman khas Banyuwangi sebelum disambut tuan rumah. Pada saat yang sama, tamu dari DIY mengunjungi kawasan tersebut. Uniknya, setiap pimpinan dinas bisa menjelaskan setiap detail tentang Banyuwangi karena sudah memiliki visi yang sama.

Saat disambut tim JMSI NTB yang diketuai Boy Mashudi, Budi mengaku pariwisata di Banyuwangi lebih belakangan ketimbang di Lombok. Namun Banyuwangi memiliki potensi wisata yang cukup besar seperti Kawah Ijen, perkebunan karet, perkebunan kopi dan kakao. Selain itu, bentangan pantai sepanjang 175 km dari perbatasan Situbondo hingga Jember digunakan sebagai tempat selancar.

Tempat lain seperti Pulau Merah dan Teluk Ijo. Potensi tersebut dikembangkan lebih lanjut dengan mengedepankan kearifan lokal. Homestay dibangun antara lain dengan mengimbau rumah warga memenuhi standar kesehatan, khususnya toilet bersih yang mencerminkan isi seluruh bangunan.

“Masyarakat diajak untuk bersama-sama mengembangkan potensi yang ada. Dengan begitu, rasa memiliki akan kuat,” kata Budi. “Humas (Humas) Banyuwangi yang berkunjung ke Banyuwangi. Setiap orang yang datang ke Banyuwangi menjadi PR Banyuwangi,” jelasnya.

Ujung tombak Banyuwangi adalah masyarakatnya sendiri, dalam hal ini para sopir diimbau melayani tamu agar tidak salah bicara. Beginilah cara orang merindukan sesuatu.

“Sehebat apapun pemerintah daerah, kalau masyarakatnya tidak terdidik, tidak ada artinya. Untuk itu pemerintah daerah mengedukasi masyarakat untuk menjadi ujung tombak promosi pariwisata,” kata Budi menambahkan, siapa pun pengunjungnya, sekali datang pasti akan kembali lagi.

Di sektor pariwisata, pemerintah daerah memberikan peluang perjalanan berdasarkan situasi tamu. Ini karena tamu memiliki batasan, sehingga kantor pariwisata memiliki pilihan untuk tamu baik dari segi usia maupun lama tinggal.
“Wisata mana yang bisa dipilih kalau tamu sudah tua, ada pilihannya,” ujarnya ramah.

Pentingnya bermimpi tentang semangat pariwisata tidak lepas dari teori yang mendasarinya. Dengan memilih pariwisata, otomatis semua bisa dibangun, termasuk infrastruktur. Tempat-tempat unik, seperti tempat kuliner, terkadang diupayakan dimanapun berada untuk menciptakan dampak ganda yang tidak terpikirkan di sektor lain.

Pariwisata telah menyebarkan pertumbuhan ekonomi secara lebih merata, dengan bisnis bermunculan di tengah-tengah sawah atau di tepi sungai dengan jumlah pengunjung yang fantastis. (Kelanjutan)

Sumber Wisata JMSI NTB – Banyuwangi-Malang

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button