Potensinya besar, tanaman kelapa perlu ditingkatkan di sektor hulu - WisataHits
Jawa Tengah

Potensinya besar, tanaman kelapa perlu ditingkatkan di sektor hulu

ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo menyirami pohon kelapa tua yang ditanamnya di lahan pertanian Giriroto, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (8 November 2022). Memiliki potensi yang besar, tanaman kelapa perlu perbaikan di sektor hulu.

Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Buku Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2020-2022 menunjukkan jumlah tetap kelapa tahun 2020 dengan luas 3.391.993 ha, produksi 2.858.010 ton kopra, produktivitas 1.119 ton kopra dan tenaga kerja 6.018 .309 orang.

Dari tahun 2017 hingga 2021, luas wilayah menyusut rata-rata 0,84% per tahun, produksi masih tumbuh 0,04% per tahun, namun volume ekspor justru tumbuh 3,39%/tahun. Nilai ekspornya bahkan tumbuh 9,38%/tahun.

Ketua Dewan Perkebunan Indonesia Gamal Nasir mengatakan angka tersebut jelas menunjukkan bahwa kelapa didominasi oleh tanaman pertanian milik rakyat.

Dikatakannya, membangun kelapa berarti membangun perekonomian nasional. Saat ini luas lahan kelapa semakin menyusut, meski produksinya sedikit meningkat sedangkan ekspor meningkat.

Baca Juga: Kunjungan Kerja ke Jawa Tengah, Jokowi Akan Kaji dan Tanam Kelapa Sejak Dini

“Artinya potensi perbaikan masih sangat besar. Hulu tertinggal di belakang hilir. Keadaan ini tidak boleh dibiarkan. Hulu perlu ditingkatkan,” kata Gamal Nasir dalam keterangannya, Rabu (31/08).

“Saya salut dengan program Ditjenbun yang lebih memperhatikan kelapa. Keterbatasan anggaran negara membuat pendanaan kini dialihkan ke KUR. Harus ada KUR khusus kelapa untuk perbaikan hortikultura. Kebun benih harus diperbanyak agar produksi benih mencukupi. Peluang pasarnya masih sangat besar dan harus ditangkap,” kata mantan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian itu.

Tingginya permintaan pasar dunia harus dimanfaatkan oleh sebanyak mungkin pengolahan di dalam negeri agar nilai tambah di sini juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Industri kelapa merupakan industri padat karya karena sebagian besar pekerjaan masih dilakukan secara manual.

Penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas hulu dan diversifikasi produk hilir harus terus dilakukan. Kelapa Indonesia harus berhasil dengan menjadi pemasok produk jadi ke dunia.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan agribisnis kelapa dikembangkan melalui peningkatan produktivitas melalui penyediaan benih unggul dan peningkatan diversifikasi produk melalui produk turunan. Produktivitas kelapa telah meningkat dari sekitar 1 ton per hektar sekarang.

Baca Juga: Kementan: Produksi Beras Kering Giling di Kalteng Ada Peningkatan

Presiden Jokowi baru-baru ini menanam 1 juta bibit kelapa matang untuk membantu pemulihan ekonomi daerah. Pembiayaan industri pertanian kelapa diarahkan menggunakan KUR, yang pada tahun ini telah menaikkan cap menjadi Rp 373 triliun dan memiliki tingkat bunga 3%.

Rizal DamaniK, Staf Khusus Menteri Koordinator Koperasi dan UKM, menjelaskan program kementeriannya untuk memperkuat kelembagaan ekonomi kerakyatan adalah dengan membangun rumah produksi bersama. Untuk lokasi kelapa di Minahasa Selatan. “Jika berhasil, akan dibangun di tempat lain,” katanya.

Rumah produksi bersama ini merupakan program hilirisasi produk kelapa dengan memperkuat ekosistem kelapa masyarakat hulu dan hilir. Dengan joint production house ini, keamanan bahan baku terjamin, ada juga pelanggan yang memulai produksi.

Pada tahap awal VCO, kopra serat kelapa berkualitas tinggi dan gambut sabut. Tahap selanjutnya adalah santan, tepung kelapa, nata de coco, arang aktif, arang aktif. Anggarannya 10,8 miliar dan ada 2-3 Pelanggan.

Baca Juga: Mentan Ajak Daerah Pangan Kalteng Adopsi Teknologi Pertanian Modern

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menemukan bahwa pengembangan perkebunan kelapa pada tahun 2022 merupakan peremajaan, perluasan dan intensifikasi seluas 12.750 ha.

Selain itu, ada program kelapa dini yang akan mendistribusikan 1 juta batang. Tersebar lebih dari 200.000 batang di Bojonegoro, Jawa Tengah 155.750 batang, Solo Raya 103.600 batang, Nias 100.000 batang, Sulawesi Selatan 77.000 batang, Banten 67.100 batang, Jawa Barat 66.000 batang, Jawa Timur 55.000 batang, Sulawesi Utara NTT 12.100 batang, Sumatera Utara 11.000, 34.000 batang lagi.

Kelapa masak awal yang didistribusikan sebagai bahan baku gula format di sentra-sentra produksi gula adalah Kelapa Awal Entog, Nias Genjah Kuning dan lain-lain. Produk segarnya adalah Kelapa Awal Pandan Wangi dan Genjah Kopyor, yang didistribusikan ke destinasi wisata.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

DONASI, dapatkan voucher!

Dukungan Anda akan meningkatkan semangat kami untuk memberikan artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ucapan terima kasih atas perhatiannya, ada voucher gratis senilai donasi yang bisa digunakan untuk berbelanja di toko KONTAN.

Reporter: Noverius Laoli
Penerbit: Noverius Laoli

Source: industri.kontan.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button