Pola ArtJog 2023: Aplikasi, apa yang akan terjadi? Mari kita lihat! - WisataHits
wisatahits

Pola ArtJog 2023: Aplikasi, apa yang akan terjadi? Mari kita lihat!

Pola ArtJog 2023: Aplikasi, apa yang akan terjadi?  Mari kita lihat!

Piknikdong.com – Konferensi Pers ArtJog 2023 digelar di Barley and Barrel, Artotel Suites Bianti Yogyakarta pada Kamis, 22 Juni 2023.

Acara dimoderatori oleh Gading Paksi dengan pembicara Heri Pemad, Hendro Wiyanto, Nadiah Bamadhaj dan artis komisi ArtJog 2023 Mella Jaarsma.

ArtJog 2023_Konferensi Pers_Yudi Ahmad Tajudin-minArtJog 2023, Konferensi Pers/Yudi Ahmad Tajudin

Yudi Ahmad Tajudin juga hadir sebagai bagian dari penampilan Teater Garasi bertajuk “Waktu Batu” di ArtJog ini.

ArtJog seperti yang kita ketahui, memiliki peran penting sebagai sarana pendidikan budaya populer sekaligus sebagai ruang diplomasi budaya.

Selain itu, ArtJog juga menjadi katalis dalam mengembangkan aspek pariwisata berbasis seni.

ArtJog juga telah membantu meningkatkan perekonomian DIY baik dari segi peningkatan jumlah dan lama tinggal pengunjung di hotel maupun peningkatan pengeluaran pengunjung saat mengimplementasikan ArtJog.

Acara ArtJog berhasil menarik segmen premium wisatawan, membangun hubungan yang mendorong kunjungan berulang, dan menghasilkan publisitas positif untuk destinasi DIY yang unik dan komprehensif.

Studi dampak ArtJog 2022 oleh Ike Janita Dewi dan Tri Subagya mencatat selama ArtJog digelar, tingkat belanja pengunjung di luar DIY meningkat 3-4 kali lipat (390%).

Apalagi selama event ArtJog, rata-rata kunjungan wisatawan domestik di Yogyakarta naik dua kali lipat dari 2,01 hari menjadi 4,08 hari.

Secara keseluruhan, implementasi ArtJog memberikan dampak ekonomi yang signifikan, menyumbang 3,4 T IDR atau sekitar 2,28% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Daerah DIY pada tahun 2021.

Artjog 2023 Kapan?

ArtJog 2023 akan kembali digelar di Museum Nasional di Jogja, Yogyakarta mulai 30 Juni hingga 27 Agustus 2023.

Mengangkat tema “Motif: Propositions”, pameran ini akan melibatkan 73 seniman yang terdiri dari 51 seniman dewasa dari rangkaian undangan dan panggilan terbuka, serta 22 seniman cilik.

Tema “Pola: Aplikasi” dipilih sebagai dasar untuk merangkai ide dan pola ke dalam karya seniman, sekaligus mengajak mereka untuk mengungkapkan ide dan motivasi di balik karya.

Tim kuratorial ArtJog akan dipimpin oleh kolaborasi kurator dan seniman; Hendro Wiyanto, kurator dan penulis yang tinggal di Jakarta dan Nadiah Bamadhaj, seniman Malaysia yang tinggal di Yogyakarta.

Keduanya mendasari pilihan karya seniman untuk menjadi performatif, nyata, kaya akan pendekatan dan perangkat visual, dan tentu saja menarik.

Selain itu, tim kuratorial ArtJog 2023 juga mengajak seniman muda terdaftar untuk memahami unsur sejarah tekstual Indonesia melalui tiga karya kanonik Indonesia: “Laut” (1967) karya Sanento Yuliman, “Abracadabra” (1974) karya Danarto dan “Mystery” ( 1983) oleh Toeti Heraty.

Artjog 2023 artis yang ditugaskan

Pada perhelatan tahun ini, ArtJog mengundang Mella Jaarsma ke program artis yang ditugaskan.

Mella Jaarsma telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia seni selama karirnya berlangsung selama lebih dari 30 tahun.

Karya Mella Jaarsma banyak menggali materi untuk mengungkap dan mempertanyakan fenomena sosial dan unsur kehidupan Jawa dan Indonesia.

Karyanya sering menggunakan tubuh manusia sebagai motif sentral.

Tubuh berfungsi sebagai jembatan antara karya dan penontonnya dan menciptakan ketegangan yang intens antara penonton dan karya tersebut.

ArtJog akan menampilkan bangunan berbentuk piramid yang menaungi karya-karya Mella dengan tiga pendekatan kuratorial.

Pertama, konsep arsitektur rumah Limasan yang merepresentasikan ruang cair yang menyambut pertemuan antar individu atau komunitas melalui aktivitas relaksasi.

Kedua, karya-karya yang berlandaskan konsep kulit kedua (second skin) yang mewarnai karya-karya Mella dari tahun 2000-an.

Konsep second skin menghadirkan karya berupa busana berbahan tradisional yang mewakili dan mengomentari fenomena masyarakat Indonesia.

Pendekatan ketiga menyajikan karya-karya Mella yang mengacu pada arsitektur dan ruang.

Menekankan hubungan antara tubuh, ruang, dan konsep arsitektur piramida, instalasi karya seniman ini memberikan ruang refleksi atas persoalan identitas, polarisasi, dan pakaian, sebuah tren yang menguat di atmosfer masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. dasawarsa.

Banyak artis keren!

Selain Mella Jaarsma, beberapa artis seperti Novi Kristinawati, Ugo Untoro dan Dicky Takndare juga menjadi pembawa acara ArtJog tahun ini.

Karya instalasi Novi Kristinawati untuk ArtJog merupakan bentuk site-specific yang merespon tangga di dalam gedung Museum Nasional Jogja.

Konsep di balik kedua karya ini adalah metode menghadapi kondisi yang saling bertentangan, yang disebutnya ‘berpikir cepat’ dan ‘berpikir lambat’.

Ugo Untoro, dalam rangkaian karya batu prasasti terbarunya, mengukir berbagai pola – gambar, simbol, karakter, ucapan – ke permukaan batu candi, membubuhkan makna baru yang tidak terkait satu sama lain.

Di satu sisi, keberadaan bebatuan tersebut menandai benda, gambar, dan artefak arkeologi seperti prasasti.

Namun, di sisi lain, batu bertulis tersebut mengandung pesan dan isu kekinian.

Isu-isu tersebut kurang lebih sama-sama mencerminkan berbagai informasi dan misinformasi yang banyak beredar di dunia media sosial saat ini.

Karya besar Dicky Takndare menggabungkan gagasan berada di dalam dan di luar tahanan politik di Papua Barat.

Ini menggabungkan keagungan Monumen Pembebasan Irian Barat yang dibuat oleh pematung Edhi Sunarso di Jakarta pada masa pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1960-an dan ruang tahanan sebagai tubuh abstrak monumen.

Menanggapi antusiasme untuk melibatkan anak-anak, ArtJog Kids kembali diselenggarakan untuk memfasilitasi karya dan aktivitas anak-anak dan menempatkan karya mereka berdampingan dengan karya seniman profesional.

ArtJog secara khusus mengajak seniman Erwin Windu Pranata untuk membuat karya interaktif yang melibatkan anak-anak dalam prosesnya.

Erwin berkolaborasi dengan anak-anak dari Rumah Belajar Ummasa, Bandung, yang berusia 4 hingga 10 tahun, untuk menanggapi keberadaan pohon beringin tersebut.

Dari hasil sketsa anak-anak tersebut, Erwin kemudian mewujudkannya dalam bentuk balon 3 dimensi yang juga bisa kita “mainkan”.

Selain itu, program wisata pameran untuk anak-anak juga akan menawarkan wisata pameran khusus untuk anak-anak dengan pendekatan yang lebih interaktif dan menyenangkan sehingga anak-anak dapat berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi karya seni.

Selain itu, tahun 2023 juga menandai tonggak lain dalam komitmen ArtJog dalam misi menciptakan acara seni yang lebih inklusif dengan memperkenalkan Disability Service Center (PLD).

Layanan ini bertujuan untuk memperluas akses penyandang disabilitas untuk menikmati dan berpartisipasi dalam acara-acara artistik yang hadir di ArtJog, sekaligus memastikan bahwa penyandang disabilitas tidak dikecualikan dari acara dan ruang artistik.

Partisipasi sahabat difabel dalam kegiatan seni diharapkan dapat menjadi sarana pendidikan dan penyadaran disabilitas, mendobrak stereotip, meningkatkan pemahaman dan mempromosikan kesetaraan dan penerimaan keragaman individu.

Performance Artjog 2023

Dalam situasi lain, ArtJog 2023 menghadirkan penampilan ArtJog mengikuti transformasi program acara yang sudah ada sejak 2017.

ArtJog Performance akan menghadirkan empat sub program, yaitu: Main Performance yang menampilkan seniman-seniman dengan praktik artistik yang berdedikasi pada sejarah seni pertunjukan Indonesia.

Connect yang merupakan program aktivasi pra-pertunjukan bagi artis pertunjukan utama untuk terhubung dengan penonton dalam berbagai aspek dan elemen pertunjukan secara mendalam.

Explanatory, yang menyatukan seni rupa dan seni pertunjukan melalui kreasi kolaboratif, dan Special Performance, yang membuka panggung bagi publik untuk tampil.

Sebuah pagelaran Teater Garasi berjudul “Waktu Batu: Rumah Terbakar” akan ditampilkan sebagai pembuka penampilan ArtJog.

Karya ini adalah tontonan lintas media (teater x video game x sinematografi) tentang kesedihan ekologis yang meningkat menjadi kemarahan ekologis.

Melanjutkan acara tahun sebelumnya, ArtJog kembali menghadirkan program pendukung seperti Young Artist Award, Exhibition Tour, Meet The Artist, Artcare dan Jogja Art Weeks.

Jogja Art Weeks akan berfungsi sebagai saluran informasi, publikasi dan jejaring melalui event-event seni rupa di Yogyakarta dan sekitarnya dengan menghadirkan kalender event-event seni rupa, liputan, rekomendasi dan panduan untuk menikmati pengalaman seni yang beragam dan menarik.

Harga Tiket ArtJog 2023

Untuk berkunjung, berikut harga tiket ArtJog 2023 yaitu Rp 75.000,00 yang bisa didapatkan dengan pembelian langsung di tempat.

Jam buka Art Jog 2023

Pengunjung dapat menikmati pameran dan rangkaian kegiatan selama jam buka mulai pukul 10.00 hingga 21.00 WIB.

Sedangkan untuk informasi dan pendaftaran program pendukung lainnya seperti ArtJog Kids, ArtJog performance, Meet the Artist dan Exhibition Tour dapat diakses melalui website www.artjog.id.

Source: www.piknikdong.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button